Bandung kini dikepung infrastruktur pendukung. Judul ini tentunya mencoba menggambarkan perkembangan infrastruktur Bandung saat ini yang bisa dibilang semakin masif dan tersebar hampir di seluruh wilayahnya.

Ibu kota Provinsi Jawa Barat ini memang tengah giat-giatnya bersolek lewat sejumlah infrastruktur pendukung baru. Apalagi sejak dulu sektor wisata Bandung juga jadi tujuan utama wisatawan dari Jakarta karena jaraknya yang hanya sekitar 140 km dari DKI Jakarta.

Tambah lagi, sektor ekonomi, pendidikan, kuliner, teknologi, hingga industri kreatif di Bandung saat ini juga membuat para pencari hunian maupun investor makin banyak melirik Bandung sebagai titik investasi properti.

Dan sektor pendidikan bisa dibilang berperan besar dalam menstimulasi pertumbuhan pasar properti subsektor residensial di Bandung. Itu sebabnya pembeli properti residensial, baik rumah maupun apartemen, tidak hanya datang dari Bandung.

Mau cari rumah di Bandung Selatan? Tak perlu datang langsung, cukup dengan akses Perumahan Baru dan Review Properti.

  • Infrastruktur Bandung Komplit

Ya, warga Jabodetabek yang memiliki daya beli lebih tinggi kini juga mulai mengincar Bandung. Alasannya simpel, karena infrastruktur Bandung sudah cukup baik dan terbilang komplit.

Sebut saja Jembatan Pasupati yang dibangun pada 2005 yang ditujukan untuk mengurangi kemacetan di pusat kota, plus sebagai landmark baru bagi kota ini. Jembatan dengan panjangnya 2.8 km ini dibangun pada kawasan lembah serta melintasi Cikapundung dan dapat menghubungkan poros barat ke timur di wilayah utara kota Bandung.

Untuk urusan transportasi massal terdapat terminal bus antarkota dan provinsi seperti terminal Leuwipanjang untuk rute barat dan terminal Cicaheum untuk rute timur. Travel point to point antara Bandung-Jakarta memiliki poolnya sendiri-sendiri, tetapi semua travel memiliki juga pool di Terusan Pasteur, jalan menuju tol Bandung-Jakarta.

Selain itu ada juga TMB (Trans Metro Bandung). TMB ini merupakan proyek patungan antara pemerintah kota Bandung dengan Perum II DAMRI Bandung untuk memberikan layanan transportasi massal dengan harga murah, fasilitas dan kenyamanan yang terjamin serta tepat waktu ke tujuan.

Ada juga Bandar Udara Husein Sastranegara yang menghubungkan kota ini dengan beberapa kota-kota lainnya di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, Menado, Yogyakarta, Batam, Mataram, Makassar, Bandar Lampung, Palembang, Pangkalpinang, Semarang, dan Medan. Sedangkan untuk rute luar negeri diantaranya Malaysia, Singapura, Thailand, dan Brunei Darussalam.

infrastruktur bandung

Stasiun Bandung untuk kelas bisnis dan eksekutif, sedang Stasiun Kiaracondong melayani rute yang sama untuk kelas ekonomi.

Kota ini juga punya stasiun kereta api yang setiap harinya melayani rute dari dan ke Jakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Blitar, Purwokerto, dan Yogyakarta. Stasiun Bandung untuk kelas bisnis dan eksekutif, sedang Stasiun Kiaracondong melayani rute yang sama untuk kelas ekonomi. Selain 2 buah stasiun tersebut, terdapat 5 stasiun KA lain, seperti Gedebage (khusus peti kemas), Cimindi, Andir, Ciroyom dan Cikudapateuh.

Dan sejumlah proyek infrastruktur Bandung yang menghubungkannya dengan Jakarta tentunya juga menjadi nilai tambah tersendiri bagi perkembangan pasar properti residensial di Bandung.

Misal Tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang) yang hanya berjarak sekitar 150 km dari Jakarta dengan waktu tempuh antara 1.5 jam sampai dengan 2 jam. Jalan tol ini merupakan pengembangan dari jalan Tol Padaleunyi (Padalarang-Cileunyi), yang sudah dibangun sebelumnya. Sebelumnya, Jakarta – Bandung berjarak sekitar 180 km dari Jakarta jika melalui Cianjur, Puncak dan Bogor.

  • Infrastruktur Bandung Terbaru

Ada juga proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan pembangunan tol layang (elevated) Jakarta-Cikampek. Kedua proyek ini nantinya akan mempercepat perjalanan dari Jakarta ke Bandung, dan sebaliknya.

Di dalam kota sendiri, pembangunan infrastruktur Bandung diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan juga banjir. Merujuk data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil setempat, Bandung termasuk salah satu kota terpadat di Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 2,6 juta jiwa pada tahun 2016.

Karena itu Bandung akan memiliki sejumlah akses infrastruktur baru. Hal tersebut adalah bagian dari rencana Bandung Urban Mobility Project yang digagas Pemerintah Kota Bandung. Sebut saja Light Rail Transit (LRT) Metro Kapsul Kebonjati-Tegallega sejauh 6 kilometer dan cable car. Kemudian ada juga Intra Urban Toll Road (BIUTR) sejauh 27 km dari Pasteur sampai Ujung Berung.

Dan untuk penanganan banjir, sedang dibangun pembangunan kolam-kolam retensi. Demikian halnya program lain menyangkut perumahan. Salah satu program menonjol adalah pembangunan kampung deret di Tamansari. Total anggaran ditaksir tak kurang dari Rp 80 miliar.

Sedang Tol Soreang – Pasirkoja (Soroja) yang akhir tahun lalu diresmikan Presiden Joko Widodo adalah salah satu infrastruktur Bandung yang membawa banyak dampak positif bagi kemajuan kota berjuluk Paris Van Java ini. Pengoperasian jalan Tol Soroja ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Bandung Selatan, khususnya warga Soreang hingga Pataruman, Kopo, dan Margaasih.

Keberadaan jalan bebas hambatan sepanjang 10,6 kilometer itu berhasil memangkas jarak tempuh Bandung Selatan dengan Kota Bandung. Seperti diungkapkan Presiden RI Joko Widodo saat peresmian, Tol Soroja memungkinkan perjalanan dari Kota Bandung menuju Soreang atau sebaliknya hanya butuh waktu 12 menit saja.

Padahal sebelum ada tol, perlu waktu tempuh sampai 1,5 jam. Imbasnya, konektivitas dan mobilitas sektor ekonomi dari dan menuju Bandung Selatan kini semakin tinggi. Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Barat, Agung Suryamal, memperkirakan kondisi tersebut akan mengerek perekonomian Bandung Selatan hingga 30%. “Saya prediksi angka itu akan dicapai dalam empat atau lima tahun ke depan,” katanya.

Sektor-sektor yang diperkirakan tumbuh antara lain tekstil, pariwisata, pertanian dan agroindustri. “Industri tekstil Bandung Selatan akan semakin berkibar karena waktu tempuh pengiriman barang akan semakin efektif,” jelas Agung.

Sementara di sektor pariwisata, tidak hanya berbasis wisata alam seperti obyek wisata di Lembang, melainkan juga wisata kreatif layaknya Jatim Park di Jawa Timur, atau museum dengan tema tertentu. Ya, gencarnya infrastruktur Bandung yang membuat waktu tempuh semakin efektif ini tentunya juga bukan hanya dapat mendongkrak kunjungan wisatawan ke Bandung dan pertumbuhan sektor industri di Bandung, tapi juga properti subsektor residensial di Bandung.