Ulasan wilayah ini mengupas pasar properti di Jawa Barat, sebuah Provinsi yang berada di bagian barat Pulau Jawa. Wilayahnya berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Jawa Tengah di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Banten dan DKI Jakarta di barat. Provinsi ini dari 18 kabupaten, 9 kotamadya, 627 kecamatan, 645 kelurahan dan 5.312 desa.
Adapun Kota-kota hasil pemekaran di provinsi ini sejak tahun 1996 adalah:
Kota Bekasi, dimekarkan dari Kabupaten Bekasi pada tahun 1996
Kota Depok, dimekarkan dari Kabupaten Bogor pada tahun 1999
Kota Cimahi, dimekarkan dari Kabupaten Bandung pada tahun 2001
Kota Tasikmalaya, dimekarkan dari Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2001
Kota Banjar, dimekarkan dari Kabupaten Ciamis pada tahun 2002
Kabupaten Bandung Barat, dimekarkan dari Kabupaten Bandung tahun 2007
Kabupaten Pangandaran, dimekarkan dari Kabupaten Ciamis tahun 2012
Provinsi yang pada tahun 2017 jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 45.340.800 Jiwa dengan total luas wilayah 35.377,76 km² ini selama lebih dari tiga dekade telah mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Saat ini peningkatan ekonomi modern ditandai dengan peningkatan pada sektor manufaktur dan jasa.
Disamping perkembangan sosial dan infrastruktur, sektor manufaktur terhitung terbesar dalam memberikan kontribusinya melalui investasi, hampir tigaperempat dari industri-industri manufaktur non minyak berpusat di sekitar Jawa Barat. Untuk manufaktur termasuk di antaranya elektronik, industri kulit, pengolahan makanan, tekstil, furnitur dan industri pesawat. Juga panas bumi, minyak dan gas, serta industri petrokimia menjadi andalan Jawa Barat.
Secara berurutan penyumbang terbesar terhadap GRDP Jawa Barat adalah sektor manufaktur (36,72%), hotel, perdagangan dan pertanian (14,45%), totalnya sebesar 51,17%. Terlepas dari adanya krisis, Jawa Barat masih menjadi pusat dari industri tekstil modern dan garmen nasional, berbeda dengan daerah lain yang menjadi pusat dari industri tekstil tradisional.
Provinsi ini bahkan menyumbangkan hampir seperempat dari nilai total hasil produksi Indonesia di sektor non Migas. Ekspor utama tekstil, sekitar 55,45% dari total ekspor Jawa Barat, yang lainnya adalah besi baja, alas kaki, furnitur, rotan, elektronika, komponen pesawat dan lainnya. Selain itui provinsi ini juga dikenal sebagai salah satu 'lumbung padi' nasional, hampir 23 persen dari total luas 29,3 ribu kilometer persegi dialokasikan untuk produksi beras.
Bisa dibilang, provinsi ini merupakan 'Rumah Produksi' bagi ekonomi Indonesia, hasil pertanian Jawa Barat menyumbangkan 15 persen dari nilai total pertanian Indonesia.Hasil tanaman pangan Jawa Barat meliputi beras, kentang manis, jagung, buah-buahan dan sayuran, disamping itu juga terdapat komoditas seperti teh, kelapa, minyak sawit, karet alam, gula, coklat dan kopi. Perternakannya menghasilkan 120.000 ekor sapi ternak, 34% dari total nasional.
Posisinya yang berhadapan dengan dua sisi lautan Jawa pada bagian utara, dan samudera Hindia di bagian selatan, dengan panjang pantai sekitar 1000 km, membuat provinsi ini juga memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Suatu perencanaan terpadu tengah dilaksanakan untuk pengembangan Pelabuhan Cirebon, baik sebagai pelabuhan Pembantu Tanjung Priok Jakarta, maupun sebagai pelabuhan perikanan Jawa Barat yang dilengkapi dengan industri perikanan.
Untuk potensi perairan darat, tidak hanya dari sejumlah sungai yang mengalir di Jawa Barat, Tetapi potensi ini juga diperoleh dari penampungan air / DAM saguling di Cirata dan DAM Jatiluhur yang selain menghasilkan tenaga listrik juga berguna untuk mengairi area pertanian dan industri perikanan air tawar.
Singkatnya dalam konstelasi nasional Jawa Barat merupakan provinsi dengan penduduk terbanyak, yakni 45.340.800 Jiwa serta memiliki potensi pariwisata dan budaya yang sangat kaya. Berbatasan dengan ibukota negara, menjadi pusat kegiatan industri manufaktur dan strategis nasional, serta memiliki instalasi vital nasional dalm bidang pendidikan, litbang dan hankam yang di antaranya berkelas dunia.
Baca Selengkapnya