Selain sebagai tempat beribadah, Masjid Sabilillah Malang juga merupakan ‘monumen’ untuk mengenang jasa Laskar Sabilillah yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Inilah pesona masjid perjuangan tersebut.

Pertempuran heroik 10 November 1945 memang terjadi di Surabaya, namun pekikan “Allahu Akbar” juga keluar dari mulut arek-arek Malang yang tergabung dalam Laskar Sabilillah dan Hizbullah. Mereka turut bertarung nyawa bersama para pemuda Surabaya untuk mempertahankan Kota Surabaya agar tak jatuh ke tangan sekutu.
Keberanian dan kegagahan para Laskar Sabilillah dan Hizbullah itu diabadikan dalam bentuk masjid, yaitu Masjid Sabilillah. Itulah sebabnya Masjid Sabilillah Malang bukanlah masjid biasa. Ia adalah monumen perjuangan para laskar dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Lokasi tempat berdirinya masjid adalah tempat di mana para pejuang tersebut berdiskusi, menyiapkan strategi peperangan. Di sebuah gubuk yang berdiri di atas tanah lapang, di daerah yang merupakan pintu masuk Malang dari sebelah Utara.
Kisah itulah yang membuat masjid ini layak masuk ke dalam destinasi wisata religi. Terlebih Masjid Sabilillah Malang menjadi salah satu dari 23 masjid percontohan tingkat nasional oleh Kementerian Agama. Ini berarti selain memiliki bangunan yang indah, fasilitas, program, dan manajemen di masjid ini bisa jadi teladan masjid lain.
Bukan itu saja, Masjid Sabilillah Malang juga mendapat anugerah sebagai Masjid Besar Terbaik Nasional 2022 oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI). Jadi penasaran ‘kan seberapa indahnya masjid ini? Mari simak info lengkap tentang Masjid Sabilillah Malang di artikel ini.
Tonton video berikut tips membuat akta jual beli tanah!
Lokasi Masjid Sabilillah Malang
Masjid Sabilillah Malang berada di pinggir jalan utama sehingga dilalui banyak transportasi umum. (Foto: lazissabilillah.com)
Seolah menyambut para pendatang, Masjid Sabilillah berdiri megah setelah pintu masuk Utara Kota Malang. Tepatnya di Jalan Ahmad Yani no. 15, Blimbing, Kecamatan Blimbing. Kecamatan ini terkenal dengan kehijauan dan kebersihannya.
Lokasi masjid ini juga bisa dibilang cukup strategis, yaitu di pertigaan Blimbing yang merupakan salah satu akses utama ke Kota Malang. Dengan demikian, tak perlu khawatir terhadap transportasi untuk menuju Masjid Sabilillah. Selain menggunakan kendaraan pribadi, beberapa moda transportasi umum juga lewat jalan tersebut.
Kendaraan pribadi
Masjid Sabilillah hanya berjarak sekitar lima kilometer dari alun-alun Kota Malang. Untuk menuju masjid ini dari alun-alun, Anda bisa mengambil rute Jalan Raya Lawang-Malang. Atau Anda bisa juga menggunakan Jalan Raya Malang-Gempol atau Jalan Raya Surabaya-Malang. Waktu perjalanan sekitar 11 menit.
Angkutan Kota (angkot)
Letak Masjid Sabilillah yang berada di pinggir jalan utama membuat masjid ini dilalui beberapa angkot. Anda tinggal naik angkot dan berhenti di depan masjid. Angkot yang melewati Masjid Sabilillah Malang yaitu:
– Angkot AG/AH (Arjosari – Gadang/Hamid Rusdi)
– Angkot AT (Arjosari – Tidar)
– Angkot ABG (Arjosari – Borobudur-Gadang)
– Angkot ADL (Arjosari – Dinoyo-Landungsari)
Bus
Bila Anda menggunakan bus, Anda bisa turun di Terminal Arjosari Malang. Dari terminal Anda tinggal berganti mencari bus dengan rute: 1/1A, ABH (Arjosari – Hamid Rusdi via Soekarno Hatta), atau AT (Arjosari – Tidar). Ketiganya lewat di depan Masjid Sabilillah Malang.
Sejarah Masjid Sabilillah Malang
Berawal dari sebuah markas tempat laskar-laskar pejuang di Malang berdiskusi, berdirilah Masjid Sabilillah Malang. (Foto: Perpusnas.go.id)
Masjid Sabilillah Malang awalnya hanyalah sebuah gubuk kecil di sebuah lahan kosong. Walaupun hanya berupa gubuk tapi tempat itu memiliki peran yang sangat penting dalam kemerdekaan Indonesia, karena di situlah markas para arek-arek Malang yang tergabung dalam laskar Sabilillah dan Hizbullah.
Dari dalam gubuk tersebut lahirlah strategi-strategi jitu untuk melawan penjajah yang ingin merebut kemerdekaan Indonesia. Laskar Sabilillah saat itu dikomandoi oleh KH Zainul Arifin, sedangkan Laskar Hizbullah dipimpin KH Masykur. Kedua laskar terjun langsung dalam pertempuran sengit 10 November 1945.
Untuk mengenang perjuangan para laskar tersebut, KH Zainul Arifin menggagas pembangunan masjid di tanah tempat markas mereka. Awalnya akan dibangun monumen perjuangan, namun akhirnya diputuskan untuk membangun masjid karena masjid memiliki banyak fungsi dan berguna bagi masyarakat.
Pembangunan masjid dimulai pada tahun 1968. Sayangnya karena beberapa kendala pembangunan masjid sempat berhenti lama. Barulah enam tahun kemudian, yaitu pada tahun 1974, pembangunan masjid dilakukan kembali atas prakarsa KH Masykur.
Sekitar enam tahun kemudian berdirilah Masjid Sabilillah yang menjadi monumen perjuangan laskar Malang. Pembangunan masjid ini mendapat bantuan dari Pemerintah Kota Malang.
Lagi cari rumah untuk dihuni atau untuk investasi? Simak 100 Rumah Dijual Terpopuler di Indonesia
Arsitektur Masjid Sabilillah Malang
Setiap detail arsitektur Masjid Sabilillah memiliki makna yang berhubungan dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia. (Foto: jatimnow.com)
Sebagai monumen perjuangan, setiap detail arsitektur masjid dipilih dengan pertimbangan mendalam. Tiap bagian bangunan masjid berhubungan dengan simbol kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus simbol-simbol Islami. Karena alim ulama tak bisa dipisahkan dengan perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Secara garis besar, bangunan masjid yang berdiri di lahan seluas 8.100 meter persegi ini terdiri dari tiga bangunan, yaitu bangunan induk masjid, menara, dan bangunan pelengkap. Beberapa simbol yang digunakan oleh masjid ini antara lain:
Pilar
Ada beberapa bagian masjid yang menggunakan pilar. Pertama adalah pilar penyangga kubah. Pilar besar ini berjumlah sembilan buah. Makna dari sembilan pilar adalah sembilan wali atau Wali Songo, penyebar ajaran Islam di Pulau Jawa.
Bagian lain masjid yang berpilar-pilar yaitu bagian pilar luar. Pilar ini berjumlah 17 buah. Angka 17 ini merupakan simbol dari tanggal kemerdekaan Republik Indonesia. Sedangkan jarak antar pilar adalah lima meter, angka 5 melambangkan Pancasila dan Rukun Islam.
Kubah
Di tengah bangunan masjid terdapat kubah dengan diameter 20 meter. Panjang diameter ini tidak dipilih sembarangan, namun juga memiliki arti yaitu melambangkan sifat-sifat Allah SWT.
Menara
Menara Masjid Sabilillah Malang berbentuk segi enam. Hal ini melambangkan rukun iman dalam Islam yang berjumlah enam buah. Menara tersebut memiliki ketinggian 45 meter. Angka yang sama dengan tahun kemerdekaan Indonesia.
Simbol lain terletak pada jarak dari lantai hingga atap, yaitu berjarak delapan meter. Jarak tersebut melambangkan bulan kemerdekaan Indonesia. Ada pula prasasti yang diletakkan di teras masjid. Prasasti tersebut bertuliskan “Masjid Sabilillah sebagai monumen perjuangan kemerdekaan RI 1945 yang dipelopori oleh alim ulama.”
Fasilitas dan Aktivitas Masjid Sabillah Malang
Masjid Sabilillah Malang terkenal karena kemegahan, kebersihan, dan kerapihannya. (Foto: aktual.com)
Masjid Sabilillah Malang terkenal dengan kebersihan dan kerapihannya. Sejak masuk ke halaman parkir masjid, jamaah langsung disambut dengan tempat parkir yang luas, rapi, dan terawat. Tempat wudhu dan toiletnya pun tak kalah bersih. Tak heran bila masjid ini meraih predikat Masjid Besar Terbaik Nasional 2022.
Bagian dalam masjid pun terlihat sangat terawat, mulai dari karpetnya yang selalu bersih hingga pilar-pilar dan dinding yang tampak mengilap. Untuk menjaga kebersihan masjid, pengurus masjid menyediakan banyak tempat sampah di beberapa titik, sehingga jamaah tidak membuang sampah sembarangan.
Keteraturan, kerapihan, dan kebersihan tersebut selalu terjaga berkat manajemen dan organisasi masjid yang baik. Masjid Sabilillah Malang memiliki tiga unit kerja besar, yaitu:
- Kemasjidan dan ketakmiran yang khusus menangani peribadatan dan peringatan hari besar Islam. Unit ini secara rutin mengadakan pengajian, manasik haji/umroh gratis untuk umum, serta kajian dengan ulama-ulama besar. Daftar kajian dapat dilihat pada papan informasi.
- Unit pendidikan. Unit ini memiliki Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Sabilillah yang membawahi SD, SMP, SMA boarding school. Dalam area masjid juga terdapat taman kanak-kanak dan sekolah dasar.
- Unit sosial, ekonomi, dan kemasyarakatan. Unit ini bergerak di bidang amil, zakat, infaq, sodaqoh, poliklinik, serta koperasi masjid. Unit ini kerap mengadakan program bedah rumah, santunan rutin anak yatim, membina fakir miskin, dan memberikan beasiswa untuk anak yatim dan fakir miskin.
Masjid ini juga dilengkapi dengan perpustakaan, kantin, serta gerai ATM. Ada pula gedung yang kerap disewakan untuk resepsi pernikahan. Di depan masjid juga tersedia minimarket yang menjual makanan, minuman, serta jajanan dan oleh-oleh khas malang.
Saat bulan Ramadan masjid semakin ramai, karena sejak subuh hingga malam hari terdapat banyak kegiatan keagamaan. Mulai dari pembagian takjil gratis dan nasi kotak, shalat tarawih, kajian Islam, dan lain-lain. Setiap hari shalat tarawih menyelesaikan 1 juz Al-Qur’an, sehingga pada akhir Ramadan bisa khatam Al-Qur’an.
Digelar pula Shalat Qiyamul Lail mulai malam 15 Ramadhan hingga selesai Ramadhan. Selain itu diadakan pula pengajian Nuzulul Qur’an. Tak heran bila masjid ini tak pernah sepi oleh jamaah.
Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah