RumahCom – Konsep hunian yang terintegrasi sarana transprotasi atau TOD akan terus menjadi tren hunian perkotaan. Hunian TOD akan membuat para penghuni lebih praktis dan efisien terkait aktivitas maupun mobilitas ke berbagai tempat dengan lebih mudah sekaligus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di dalam satu kawasan.
Hunian modern di kawasan perkotaan tidak akan jauh dari konsep transit oriented development (TOD). Hal ini juga yang terus didorong oleh pemerintah melalui berbagai proyek hunian yang dikembangkan di berbagai pusat keramaian seperti stasiun, terminal, pasar, dan lainnya.
Dengan semakin mahal dan tidak praktisnya penggunaan transportasi pribadi, pada akhirnya berhunian di pinggiran kota dengan menggunakan kendaraan pribadi bisa berpengaruh terhadap banyak hal. Konsep hunian di kawasan sub urban seperti ini yang membuat porsi rata-rata biaya transportasi per bulan bagi kalangan pekerja perkotaan menjadi sangat tinggi.
Menurut Aan Susanto, Project Director LRT City Tebet-The Premiere MTH, rata-rata biaya transportasi masyarakat Jabodetabek mencapai 32 persen dari seluruh gajinya. Bandingkan dengan di Singapura yang porsinya hanya 4,8 persen atau di Hong Kong 6,1 persen. LRT City Tebet sendiri merupakan proyek berkonsep TOD yang dikembangkan oleh PT Adhi Commuter Properti di lintasan proyek transportasi lintas raya terpadu (LRT) Jabodetabek.
“Karena itu hunian TOD bisa menjadi solusi efektivitas dan efisiensi itu seperti konsep hunian yang ditawarkan di LRT City Tebet-The Premiere MTH dengan konsep segitiga emas public transportation. Hunian seperti ini yang merupakan lifestyle modern dan penggunaan kendaraan pribadi justru kuno,” ujarnya.
Konsep segitiga emas transportasi public karena LRT City Tebet terintegrasi dengan stasiun LRT Cikoko, kereta komuter Stasiun Cawang, dan Halte Transjakarta yang semuanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Lokasinya yang berada di koridor bisnis MT Haryono juga dekat ke Bandara Halim Perdana Kusuma.
Konsep TOD merupakan program pengembangan kawasan properti yang memaksimalkan fungsi transportasi massal. Selengkapnya simak di video berikut ini.
Konsep TOD dengan dukungan integrasi tiga transportasi publik ini juga ikut menyesuaikan konsep pengembangan hunian di LRT City Tebet. Dibangun di atas lahan seluas 7.400 m2, proyek ini akan terdiri dari satu tower apartemen 14 lantai (total 390 unit), satu tower perkantoran, dan tiga lantai area komersial (2.500 m2).
Kawasan yang menjadikan mobile–connected di proyek ini akhirnya mengusung berbagai kegiatan green activity untuk menjadi role model para penghuninya. Saat ini berbagai kegiatan green community kerap diselenggarakan di LRT City Tebet seperti komunitas pesepeda, yoga, lari, dan berbagai kegiatan lainnya untuk menjadi embrio green community dan akhirnya menjadi green lifestyle seluruh penghuni.
“Berbagai konsep yang kami terapkan itu telah membawa proyek dengan investasi Rp780 miliar ini kerap mendapatkan berbagai penghargaan. Tahun lalu kami meraih penghargaan green transport dengan integrasi LRT, kereta komuter, dan Transjakarta. Embrio green community yang kami usung juga mendapatkan penghargaan sebagai Embryonic Pioneer of Green and Healthy Activity,” beber Aan.
Menutup akhir tahun ini, LRT City Tebet juga memberikan berbagai kemudahan pembelian. Unit apartemen tipe studio (24,12 m2) hingga 1-2 kamar (36,18 m2-48,24 m2) harganya Rp30,5 juta/m2 atau mulai Rp790 juta. Promo yang bisa didapatkan antara lain bebas angsuran selama setahun, bebas biaya-biaya KPA, gratis furnitur (full furnished), dan program subsidi depe hingga 4,5 persen selain promo hadiah langsung berupa free golf set maupun free road bike.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah