RumahCom – Berbagai kebutuhan hunian untuk kalangan milenial terus dipelajari termasuk oleh perbankan. Bank BTN menyebut ada potensi 80 jutaan populasi kalangan milenial sehingga perlu terus didorong berbagai produk dan mekanisme pembiayaan yang tepat untuk segmen ini.
Kalangan milenial terus disasar oleh pengembang, perbankan, maupun stakeholder properti lainnya karena menawarkan pasar yang sangat besar. Segmen milenial yang besar ini diharapkan bisa menjadi jaminan untuk keberlangsungan bisnis properti hingga waktu yang sangat panjang.
Di sisi lain, ada banyak sosialisasi dan edukasi yang harus terus dilakukan supaya kalangan milenial lebih aware terhadap kebutuhan papannya. Milenial dianggap lebih concern terhadap pemenuhan lifestyle yang jangka pendek dan menganggap properti adalah produk yang bisa dipersiapkan nanti.
Karena itu berbagai pihak juga terus menganalisis terkait kebiasaan-kebiasaan kalangan milenial ini untuk mengetahui preferensi maupun kebutuhan terkait sektor huniannya. Berbagai perangai maupun lifestyle milenial terus dianalisis untuk mengetahui produk properti yang tepat sesuai segmen penghasilan milenial.
Menurut Direktur Consumer & Commercial Lending Bank BTN Hirwandi Gafar, sangat relevan kalau semua pihak terus menganalisis kebutuhan milenial karena besarnya kalangan ini untuk disasar menjadi potensi market. Porsi milenial di Indonesia disebut mencapai 31 persen dari populasi atau sekitar 81 juta orang.
“Kita asumsikan angka 81 juta milenial ada 30 persenan saja yang belum memiliki rumah karena cenderung memenuhi kebutuhan lifestyle seperti belanja produk konsumtif maupun traveling, dari sisi ini saja angkanya sangat besar dan itu potensi pasar yang harus kita siapkan produknya,” ujarnya.
Bank BTN mengurai ada beberapa segmen milenial dari sisi penghasilan yang juga terbagi ke dalam beberapa segmen. Untuk mudahnya, bila melihat segmen dari sisi penghasilannya yang paling banyak, milenial ini membutuhkan produk hunian dengan rentang harga Rp200 juta hingga Rp400 juta.
Untuk segmen ini pilihannya tentu hanya ada di kawasan sub urban atau pinggiran kota sehingga harus dilihat juga kemudahan aksesibilitas segmen ini untuk aktivitas mobilitas sehari-hari. Artinya, kalau segmen harga ini yang disasar, produk yang disediakan harus terintegrasi dengan sarana transportasi umum.
Hal lainnya lagi, milenial sangat berorientasi pada teknologi (tech minded) dan ini juga harus bisa diwujudkan terkait konsep huniannya seperti smart home system. Cara berkomunikasi melalui text message (chat) juga harus dimaksimalkan karena cara komunikasi seperti ini yang lebih ampuh untuk kalangan milenial.
Terkait pandemi Covid-19 yang memunculkan banyak kebiasaan baru, rumah yang dihadirkan juga harus bisa memenuhi berbagai kebutuhan yang dikerjakan dari rumah dan itu memunculkan konsep multifunction room. Ketersediaan fasilitas seperti sarana olahraga, pendidikan, pusat perbelanjaan, tempat hangout, klinik, dan lainnya juga harus dihadirkan.
Data Bank BTN menyebutkan, saat ini milenial membeli rumah menggunakan KPR ada sebanyak 50,2 persen dan 49,8 persen membeli secara cicil bertahap maupun tunai ke perusahaan developer. Untuk Bank BTN sendiri, 71 persen pengakses KPR dari kalangan milenial atau yang berusia 30-40 tahun.
“Dengan berbagai preferensi ini kami banyak menggandeng kalangan pengembang untuk menghadirkan produk huniann yang tepat bagi milenial salah satunya yang dikonsep transit oriented development (TOD). Kami juga mengembangkan produk pembiayaan yang cocok seperti KPR Zero dengan graduated payment mortgage, uang muka ringan 1 persen, suku bunga rendah, hingga tenor panjang sampai 25 tahun,” beber Hirwandi.
Ketika sudah memutuskan beli rumah, penting untuk perhatikan pengembang perumahan tersebut. Seperti apa pengembang yang terpercaya? simak di video berikut ini!
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah