RumahCom – Gedung Sarinah yang merupakan salah satu cagar budaya akan dikembalikan seperti bentuk aslinya sebagaimana yang digagas oleh Presiden Soekarno. Targetnya, gedung ini akan kembali dibuka pada November tahun ini.
Gedung Sarinah di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, merupakan gedung ikonik dan merupakan salah satu bangunan cagar budaya Indonesia. Hal itu tidak terlepas dari sejarah bangunan ini yang dibangun pada era Presiden Soekarno dari rampasan perang Jepang dan merupakan bangunan highrise pertama di Indonesia.
Saat ini, Gedung Sarinah tengah direnovasi yang prosesnya dimulai sejak bulan Juli 2020 lalu dan ditargetkan akan selesai pada November 2021 dengan biaya renovasi mencapai Rp700 miliar. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berkesempatan meninjau proses renovasi gedung yang dibangun pada tahun 1962-1966 ini.
Basuki menyebut, Gedung Sarinah ini akan mengembalikan konsep desain menara dan podium kepada bentuk aslinya dengan beberapa penambahan. Misalnya, gedung ini dirancang sebagai gedung smart dan green building yang dilenngkapi dengan area berkumpul dan penyediaan co-working space yang modern.
“Kami juga mengingatkan supaya renovasi gedung ini memerhatikan kualitas pondasi dan tiang gedung lama untuk menjamin keamanan bangunannnya. Selain itu juga supaya diperhatikan betul estetika bangunan karena ini merupakan gedung cagar budaya,” ujarnya.
Untuk memastikan keamanan bangunan ini, pihak kontraktor yaitu PT Wijaya Karya, telah menggandeng tim independen dari berbagai tenaga ahli untuk memastikan konstruksi gedung ini. Pengujian struktur bangunan ini juga telah mengacu pada SNI terbaru karena itu saat baru pada tahap pekerjaan di lapangan telah dilakukan beberapa perkuatan baik itu pondasi maupun struktur kolom penyangga.
Karena gedung cagar budaya, maka bentuk bangunan asli termasuk adanya karya seni patung relief akan dijaga keasliannya. Transformasi Gedung Sarinah ini sendiri memang bertujuan untuk membangun gedung ini dengan gaya lama dan menjaga keaslian namun dengan estetika kekinian sehingga tetap menjadi sebuah bangunan ikon ke depannya.
Direktur Operasi III PT Wijaya Karya Sugeng Rochadi menambahkan, untuk menjadi ikon kekinian diperlukan tambahan sarana-prasarana untuk memudahkan pengunjung datang ke Gedung Sarinah. Salah satunya dengan rencana penambahan area parkir basemen sebanyak dua lantai.
“Akan ada tambahan mezanin juga sebanyak dua lantai dan untuk casing atau fasadnya akan diubah ke kondisi asli tampilan saat gedung ini pertama kali dibangun tahun 1960-an. Dulu tahun 1984 gedung ini pernah direnovasi karena kebakaran, bagian fasad dan podiumnya ditutup alumunium dan tangga outdoor diberi atap, nantinya akan dikembalikan seperti semula saat dikonsep oleh Presiden Soekarno,” bebernya.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah