RumahCom – Pasar dari segmen anak muda milenial memang sangat besar tapi pengajuan KPR kalangn ini kerap ditolak bank. Ada beberapa hal yang membuat milenial menjadi lebih sulit mengakses pembiayaan bank, karena itu lifestyle maupun penggunaan penghasilan per bulan harus lebih bijaksana.
Kalangan milenial disebut sebagai segmen yang sangat besar dan anak muda ini tentunya membutuhkan hunian. Besarnya segmen milenial ini juga digarap khusus oleh kalangan pengembang melalui berbagai produk properti yang disesuaikan desain, fasilitas, hingga cara bayar untuk geneari langgas ini.
Namun menurut M. Nawai, Associate Director Paramount Land, pengembang township Paramount Gading Serpong, 3-4 tahun belakangan ini konsumen yang mendominasi pembelian produk Paramount Land memang dari kalangan anak muda dengan rentang usia 25-40 tahun. Paramount Land juga secara khusus menyiapkan produk-produk yang cocok untuk kalangan ini.
“Penjualan rumah kompak kami porsinya sudah mencapai di atas 50 persen dan yang mengakses memang anak-anak muda. Tapi tantangannya, milenial ini pasarnya besar tapi pembatalannya juga tinggi, kita luncurkan 250 unit itu bisa langsung sold out, tapi beberapa bulan kemudian pembatalannya juga tinggi bisa mencapai 30-40 persen,” ujarnya.
Karena itu sebagai pengembang, Paramount Land selalu mengupayakan produk-produk dengan pola pembayaran yang bisa diakses oleh milenial yaitu dengan produk-produk hunian kompak sehingga harganya bisa lebih terjangkau. Situasi yang sama juga terjadi dengan pengembang Gapura Prima Grup (GPG) seperti dikemukakan oleh Arvin F. Iskandar, Managing Director GPG.
Masih bingung cara menghitung bunga KPR? temukan jawabannya di video berikut ini, yuk!
Menurutnya, dengan banyaknya penawaran kemudahan yang ditawarkan oleh pengembang maupun perbankan, konsumen milenial yang membeli dengan skema KPR banyak yang ditolak oleh bank dengan rata-rata tingkat penolakan mencapai 25-30 persen dengan penyebab utama tidak lolos BI checking.
“Anak-anak milenial ketika baru bekerja bukan KPR yang diutamakan tapi kartu kredit bahkan ada yang punya beberapa kartu kredit. Akhirnya catatan kredit yang kurang bagus berdampak ditolaknya pengajuan KPR atau menurunkan kemampuan mencicilnya sehingga rumah yang bisa diakses lebih kecil atau lokasinya lebih jauh,” katanya.
Karena itu, untuk kalangan milenial harus menghitung kemampuan mencicilnya bukan dari penghasilan yang tertera pada slip gaji tapi pada penghasilan yang dibawa pulang. Menghitung bunga cicilan juga jangan dari bunga promo yang rate-nya rendah tapi dari bunga floating yang berlaku di pasar.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah