RumahCom – Penanganan banjir yang terjadi di banyak wilayah membutuhkan kolaborasi dan visi bersama antar multisektoral. Selama ini penanganan banjir juga kurang tepat sehingga memicu dampak yang lebih buruk hingga kerusakan aliran sungai hingga lahan mencapai jutaan hektar.
Banjir di Jabodetabek maupun wilayah lain di Indonesia membutuhkan penanganan yang serius dan melibatkan kolaborasi semua pihak secara multisektoral. Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, penanganan banjir selain harus multisektoral harus dengan visi bersama untuk menyelesaikan masalah secara berkelanjutan.
“Penyebab timbulnya banjir di banyak lokasi hingga saat ini belum sepenuhnya terindentifikasi dan belum ditangani secara efektif. Pendekatan yang dilakukan masih sektoral dan hanya menangani gejala yang muncul dalam sektor tertentu saja hingga terjadi ketidakselarasan diantara sektor-sektor kegiatan yang lain,” ujarnya.
Sebagai contoh, banyak kawasan yang dilanda banjir pada dasarnya merupakan dataran banjir yang seharusnya hanya boleh dikembangkan secara terbatas. Saat dilanda banjir, penanganan yang dilakukan bersifat teknikal seperti membuat kolam dan pompa. Hal ini selanjutnya justru akan menyebabkan banjir lagi dengan kerugian yang lebih besar.
Basuki menyebut, penanganan banjir secara teknikal memang penting dan perlu, tapi ada keterbatasan dan tidak dapat menyelesaikan masalah secara jangka panjang. Ketika parameter rancangannya berubah atau terlampaui, penanganan banjir seperti ini akan sangat rentan untuk gagal.
Beli rumah bekas atau ingin balik nama rumah warisan? Simak prosedur dan biaya balik nama sertifikat rumah di video berikut ini.
Karena itu kegiatan visioning menjadi titik awal yang penting untuk menumbuhkann dan membangun komitmen seluruh pemilik kepentingan pada satu visi dan tujuan bersama. Jika visi dan tujuan bersama tidak terbentuk akan sulit membangun komitemen yang kuat antar sektor dan saat ada sedikit hambatan, pelaksanaan program akan berhenti dan tujuan penanganan banjir menjadi tidak tercapai.
Menjadi tugas dan fungsi semua pihak dan hal tersebut harus diterjemahkan di lapangan menjadi peran dan tanggung jawab bersama. Kebersamaan dan kolaborasi harus terus diupayakan sehingga semua bisa memahami siapa yang sedang bekerja dan program apa yang dilaksanakan termasuk pentingnya keterlibatan masyarakat.
“Bencana banjir ini bukan hanya Jabodetabek maupun kota-kota besar tapi juga di Kabupaten Banyuasin, Halmahera Utara, Manado, Banjarmasin, Semarang, dan lainnya. Curah hujan yang tinggi juga telah menjadi penyebab tanah longsor dan saat ini 14 juta hektar lahan kritis di Indonesia dan kemampuan kita memulihkan lahan kritis hanya 232 ribu hektar per tahun,” tutur Basuki.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah