RumahCom – Pengembang terus memperkuat konsep pemasaran digital untuk menyiasati kesulitan tatap muka karena pandemi Covid-19. Hal ini diikuti dengan menghadirkan produk yang tepat, fasilitas new normal, hingga segmen pricing yang dicari pasar terbesar. Kota Podomoro Tenjo sukses menerapkan berbagai strategi itu.
Pandemi Covid-19 hampir meniadakan pertemuan fisik dan ini menjadi kendala besar bagi kalangan pengembang karena menjual produk properti harus mendatangkan konsumen untuk dijelaskan dan melihat secara langsung produk yang ditawarkan. Karena itu pola-pola pemasaran pun berubah dengan mengutamakan mekanisme online melalui digital marketing.
PT Podomoro Tenjo Sejahtera (Member of PT Agung Podomoro Land Tbk) merupakan salah satu pengembang yang cukup sukses menerapkan konsep digital marketingnya untuk memasarkan produk township barunya yaitu Kota Podomoro Tenjo di Jalan Raya Jasinga, Bogor, Jawa Barat.
Kota baru seluar 650 ha ini mulai diperkenalkan ke pasar pada bulan Agustus 2020 dengan pemasaran resmi pada bulan November. Saat situasi pandemi itu pula Kota Podomoro Tenjo justru berhasil memasarkan produk rumah seharga mulai Rp200 jutaan hingga mencapai 1.800 unit.
“Waktu itu kami memasarkan dua klaster yaitu Angsana dan Kalamenta. Klaster Angsana tipenya lebih premium sebanyak 400-an unit dengan tipe 40/119 seharga mulai Rp500 jutaan. Sementara Klaster Kalamenta sebanyak 700 unit tipe 27/60 harganya Rp200 jutaan dan tipe yang lebih besar 36/72 Rp250 juta, produk di dua klaster ini langsung terserap pasar,” ujar Ronald Zein, Advertising and Promotion Kota Podomoro Tenjo.
Kemudian setelah sukses memasarkan dua klaster ini langsung dibuka kembali dua klater berikutnya yaitu Burgundi dan Kana. Klaster Burgundi menawarkan tipe 40/119 dan 52/176 seharga mulai Rp500 jutaan sementara Klaster Kana menawarkan tipe yang sama dengan Klaster Kalamenta. Dua klaster ini juga langsung terjual hingga 70-an persen.
Dengan kesuksesan klaster perumahan ini Kota Podomoro Tenjo akan merilis produk komersial berupa ruko dua lantai Afara Business Park di bulevar utama perumahan. Rukonya dibangun di atas kaveling 5×17 m seharga Rp900 jutaan. Ada juga ruko Kayu Manis Business Square yang lokasinya di tengah-tengah klaster yang sudah berisi 3.000 unit rumah.
Berbagai kesuksesan ini karena permintaan untuk produk hunian khususnya segmen middle low masih sangat besar khususnya dari kalangan milenial. Beberapa strategi maupun pola marketing yang diterapkan juga diubah total dengan fokus pada digital marketing dan meninggalkan cara-cara berpromosi konvensional.
Kota mandiri memang dibangun untuk jangka panjang, tetapi berpotensi baik untuk diinvestasikan kemudian. Simak jurus investasinya di video berikut ini, ya!
Selain memperkuat konsep digital marketing, produk yang dihadirkan juga difokuskann untuk menjadi solusi hunian gaya hidup normal baru. Hal ini antara lain diaplikasikan dengan menawarkan rumah dengan kaveling yang cukup luas untuk memaksimalkan sirkulasi di dalam rumah. Begitu juga dengan desain ventilasi baik pintu maupun jendela yang dibuat lebih lebar.
Setelah konsep desain, fasilitas, maupun segmen harga yang ditawarkan, kelebihan lain terkait lokasinya yang aksesnya semakin mudah karena hanya membutuhkan 40 menit dari Stasiun Tigaraksa ke Stasiun Jurang Mangu atau 50 menit ke Stasiun Kebayoran Lama. Kota Podomoro Tenjo sangat dekat ke Stasiunn Tigarakss. Kemudian ke akses jalan tol Serpong-Balaraja yang saat ini tengah dibangun juga cukup dekat sehingga hunian ini sangat ideal untuk pekerja muda kelas menengah.
“Ada banyak fasilitas untuk mengusung gaya hidup sehat seperti greenbelt sepanjang 2,5 km, club house, co working space, outdoor gym, jalur sepeda, dan sebagainya. Dengan terus memperkuat konsep digital marketing dan menghadirkan produk yang tepat kami masih bisa membukukan penjualan yang sangat baik saat situasi pandemi ini,” beber Ronald.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah