RumahCom – Pengembang mulai mencatatkan peningkatan transaksi bisnis setelah menjalani setahun pandemi. Pengembang Intiland masih mencatatkan penurunan untuk sektor perumahan, kawasan industri, dan recurring income tapi untuk produk mixed use dan highrise masih meningkat.
Di tengah berbagai tekanan bisnis karena pandemi Covid-19, PT Intiland Development Tbk berhasil mencatatkan kinerja keuangan pada tahun 2020 dengan capaian yang cukup baik. Intiland berhasil membukukan keuangan mencapai Rp2,89 triliun, naik 5,3 persen dibandingkan capaian tahun 2019 sebesar Rp2,74 triliun.
Menurut Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono, kenaikan pendapatan usaha tahun 2020 ini didorong oleh peningkatan pengakuan penjualan di segmen pengembangan mixed use dan highrise yang telah selesai masa pembangunannya. Intiland sendiri memiliki portofolio proyek mixed use di sejumlah wilayah seperti Jakarta, Tangerang, dan Surabaya.
“Kenaikan pendapatan usaha ini dipicu oleh penjualan dari proyek yang telah selesai pembangunannya seperti Graha Golf dan The Rosebay di Surabaya serta penjualan unit-unit stok di sejumlah proyek apartemen seperti 1Park Avenue, Aeropolis Residence, dan lainnya,” ujarnya.
Development income atau pendapatan dari pengembangan proyek masih menjadi kontribusi terbesar porsi pendapatan yang diraih mencapai Rp2,3 triliun atau 79,6 persen. nilai pendapatan development income ini naik mencapai 8,2 persen dibandingkan tahun 2019 yang senilai Rp2,1 triliun.
Sumber pendapatan usaha berikutnya berasal dari pendapatan berulang (recurring income) yang memberiakn kontribusi Rp589,1 miliar atau sebesar 20,4 persen dari keseluruhan pendapatan perusahaan. Porsi recurring income ini turun dibandingkan tahun 2019 yang nilainya mencapai Rp623,1 miliar.
Segmen pengembangan mixed use dan highrise memberikan kontribusi terbesar mencapai Rp1,8 triliun atau 63,4 persen. capaian ini meningkat sebesar 39,4 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp1,1 triliun. Kawasan perumahan mencatat pendapatan Rp432,8 miliar atau 14,9 persen. Pendapatan ini juga turun dibandingkan tahun 2019 yang mencapai Rp942 miliar.
Mau membeli apartemen, sebaiknya pahami langkah mengajukan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) lewat video berikut ini.
Sementara untuk segmen kawasan industri menyumbang sebesar Rp36,7 miliar atau 1,3 persen dari seluruh pendapatan. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019 yang mencapai Rp63,4 miliar. Secara umum dari segmen pengembangan peruahan, kawasan industri, dan recurring income mengalami penurunan karena tekanan pandemi Covid-19 dan mayoritas konsumen yang menunda pembelian produk properti.
Memasuki tiga bulan pertama tahun 2021 pasar properti mulai bergerak positif yang didorong oleh berbagai insentif dan stimulus kebijakan pemerintah serta sejumlah program promosi yang diluncurkan pengembang dan perbankan. Berbagai stimulus dan promo ini cukup mampu mendorong masyarakat untuk kembali melakukan pembelian produk properti.
“Sejak akhir tahun 2020 minat masyarakat untuk membeli properti sudah mulai meningkat. Dinamika pada awal tahun 2021 ini kami berhasil mencatatkan marketing sales sebesar Rp310 miliar. Perolehan ini meningkat mencapai 165 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp117 miliar,” beber Archied.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah