RumahCom – Kementerian PUPR mengebut pembangunan dua dry dam di Sukamahi dan Ciawi Bogor sebagai bagian dari masterplan pengendalian banjir Jakarta. Dry dam ini memiliki volume tampung air mencapai 6 jutaan m3 yang bisa mengurangi banjir di Jakarta hingga 24 persen.
Pemerintah terus mengupayakan berbagai hal untuk mengurangi banjir di wilayah Jakarta maupun kota-kota penyangganya (Bodetabek). Penanganan banjir sendiri tidak bisa seketika karena membutuhkan pengelolaan hingga manajemen lintas provinsi khususnya penanganan dari hulu ke hilir.
Salah satu upaya yang dilakukan khususnya untuk mengurangi kerentanan terkait banjir di wilayah Ibukota Jakarta yaitu penyelesaian pembangunan dua bendungan kering (dry dam) di Sukamahi dan Ciawi, Bogor. Pembangunan dua bendungan ini merupakan bagian dari rencana induk pengendalian banjir (flood control) Jakarta yang akan dirampungkan pada tahun ini juga.
Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, pembangunan dry dam ini dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane dan saat ini pembebasan lahan maupun progres konstruksinya terus dipacu untuk diselesaikan dalam waktu dekat.
“Targetnya dua bendungan ini bisa rampung pada bulan Juli 2021. Ada beberapa kendala selain belum seluruhnya bisa diselesaikan pembebasan lahan yaitu curah hujan yang tinggi sepanjang tahun ini. Menyiasatinya, lahan yang dikerjakan diselimuti saat hujan dan setelah hujan dipadatkan lagi lapis demi lapis,” katanya.
Nantinya bila kedua bendungan ini rampung, kawasan sekitarnya akan dihijaukan dengan ditanami pohon. Hal ini juga sebagai bentuk konservasi alam pada area sabuk hijau (greenbelt) sehingga bisa mengembalikan fungsi lahan sebagai daerah resapan air dan bisa mengurangi aliran air hujan yang menuju ke hilir di utara Jakarta.
Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko menjelaskan mengenai konsep dry dam yang merupakan bagian dari masterplan pengendalian banjir Jakarta ini. Menurutnya, dry dam Ciawi dan Sukamahi ini akan mengatur mengalirnya debit air di hulu Sungaii Ciliwung sebelum ke Bendungan Katulampa dan terus ke Jakarta.
“Dengan adanya dry dam ini debit air yang masuk saat melimpah nanti bisa dikuringi hingga 24 persen. Dari dry dam Ciawi luas genangannya 39,4 ha dengan volume tampung mencapai 6,05 juta m3. Jadi bendungan ini berfungsi saat debit air tinggi dan bisa mereduksi aliran air mencapai 111,75 m3,” jelasnya.
Saat ini progres konstruksi Bendungan Ciawi mencapai 71 persen dengan pembebasan lahan 96 persen. Kontraktor pelaksananya PT Brantas Abipraya dan PT Sacna dengan biaya pembangunan mencapai Rp798,7 miliar.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah