RumahCom – Optimisme kembali disematkan untuk sektor properti khususnya di segmen perumahan nasional. Berbagai indikator perekonomian menunjukan kalau sektor properti akan terus bergerak di tengah berbagai kontraksi maupun pelemahan sektor bisnis yang lain.
Sektor properti seperti disebut banyak kalangan merupakan salah satu bisnis yang masih bisa bertahan saat situasi pandemi Covid-19. Bahkan untuk beberapa segmen, sektor properti masih mencatatkan pertumbuhan saat pandemi ini dibandingkan sektor bisnis lainnya.
Salah satunya Bank BTN yang memang fokus pada pembiayaan perumahan khususnya segmen menengah ke bawah. Menurut Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo, kinerja Bank BTN juga masih mencatatkan pertumbuhan dibandingkan sektor lain yang umumnya terkontraksi. Karena itu kendati situasinya pandemi Bank BTN tetap menatap bisnis properti akan kembali pulih.
“Indikator mudahnya bisa dilihat dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sektoral kuartal pertama tahun ini. Periode itu mencatatkan sektor real estat masih tumbuh positif sebesar 0,9 persen sementara ekonomi nasional terkontraksi hingga minus 0,74 persen, makanya kalau kami optimistis sektor perumahan masih akan tumbuh positif tahun ini,” ujarnya.
Pertumbuhan sektor perumahan diantara pelemahan perekonomian nasional, akan makin menguatkan sektor ini menjadi penggerak dan pendorong perekonomian. Secara umum, saat ini perekonomian nasional juga terus bergerak dengan kontraksi minus 0,2 persen secara tahunan (year on year/yoy) namun angka minusnya telah lebih baik pada periode berikutnya.
Sejalan dengan pergerakan perekonian yang akan terus mendorong pemulihan, ada potensi lebih besar untuk sektor properti khususnya pada segmen perumahan. Menurut Haru, potensi itu antara lain dari beroperasinya Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) pada awal tahun ini yang akan membuat proyek pembangunan perumahan kembali berjalan.
Pemerintah juga terus menunjukan komitmen yang kuat untuk sektor properti dengan memberikan berbagai stimulus dan regulasi untuk kemudahan bisnis properti. Dana untuk program KPR subsidi fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) juga terus diperbesar dan pada tahun ini dialokasikan sebanyak 157.500 unit.
Kemudahan lainnya dari relaksasi kebijakan loan to value (LTV) dari Bank Indonesia (BI) yang memungkinkan membeli rumah dengan uang muka nol persen. Yang paling terasa, stimulus pembebasan PPN 10 persen untuk produk properti siap huni (ready stock) seharga maksimal Rp2 miliar dan diskon PPN 50 persen untuk produk properti seharga maksimal Rp5 miliar.
“Indikator lainnya bisa dilihat dari peredaran uang yang dilaporkan BI dengan pertumbuhan mencapai 4,2 persen atau di atas pertumbuhann kredit nasional yang masih terkontraksi minus 4 persen. Begitu juga peningkatan untuk sektor KPR dibandingkan kredit lainnya di perbankan nasional, berbagai indikator ini membuat kami sangat optimistis kalau sektor properti akan terus membaik dan jadi pendorong perekonomian nasional,” jelasnya.
Masih bingung perbedaan antara SHM dan HGB dalam properti? Simak informasi selengkapnya di videonya berikut ini.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah