RumahCom – Kebutuhan hunian masyarakat saat situasi pandemi terus mengalami perubahan. Saat ini ada preferensi hunian yang harganya terjangkau dengan sarana transportasi publik yang kian digemari dan berbagai kemudahan yang ditawarkan mempercepat penyerapan segmen ini.
Berbagai penyesuaian maupun adaptasi terkait pola kerja, lifestyle, hingga pilihan hunian masih terus berkembang saat pandemi Covid-19. Produk hunian baik rumah tapak maupun apartemen masih jadi segmen produk yang masih terus bergerak di tengah pandemi tapi ada banyak penyesuaian terkait preferensi konsumen terhadap instrumen ini.
Menurut Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat, ada data-data menarik yang terus berkembang terkait produk hunian saat pandemi ini. Di tengah bisnis yang masih berat, sektor properti khususnya perumahan masih mencatatkan transaksi yang cukup baik dan itu disertai dengan berbagai perubahan maupun konsep hunian yang masih terus berkembang.
“Untuk kawasan regional seperti beberapa kota di Asia Pasifik rata-rata indeks residennsial masih terus meningkat dengan kisaran 4,5 persen secara tahuan atau year on year (yoy) hingga kuartal kedua 2021. Angka ini naik tipis dari kuartal sebelumnya yang mencatatkan kenaikan 4,4 persen,” ujarnya.
Beberapa kota metropolitan di kawasan juga mencatatkan fluktuasi yang berbeda-beda. Bahkan kota-kota seperti Kuala Lumpur, Bengaluru, dan Mumbai mentatakan pertumbuhan yang minus dengan masing-masing minus 3,1 persen, 2 persen, dan 1,2 persen. Untuk indeks tertinggi terjadi di Beijing yang mencapai 14,8 persen.
Untuk Jakarta indeks residensialnya masih mencatatkan kenaikan sebesar 0,8 persen dan ini berada di atas Bangkok dan Singapura yang sebesar 0,1 dan 0,4 persen. Tren peningkatan ini disebut Syarifah masih akan seperti ini untuk periode tahun 2021 dan kondisi ini baik dari sisi konsumen karena indeks yang rendah membuat harga properti cenderung stagnan.
“Untuk kota-kota di Indonesia saat ini preferensi huniannya yaitu yang harganya terjangkau dan dilengkapi dengan kemudahan aksesibilitas maupun sarana transportasi publik. Dengan didukung kemudahan cara bayar dan berbagai stimulus dari pemerintah hal ini lebih mempercepat realisasi transaksi yang bisa terjadi,” imbuhnya.
Sektor residensial di Jakarta khususnya segmen apartemen untuk semester pertama tahun 2021 tercatat ada pasokan sebesar 223.635 unit. Suplai sebanyak ini mayoritasnya merupakan produk stok lama ditambah sedikit suplai baru yang masuk ke pasar.
Tingkat penjualannya juga relatif stagnan dengan kecenderungan harga yang terus melemah. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlanjut karena masih banyaknya suplai unit apartemen yang akan masuk ke pasar. Hingga tahun 2024 ada sekitar suplai baru mencapai 38.278 unit dan angka ini menurun dibandingkan semester sebeluamnya yang sebesar 47.708 unit.
Dari angka penjualan presales unit apartemn ini mengalami peningkatan dibandingkan semester sebelumnya yaitu mencapai 62,5 persen. Serapan unit apartemen terbesar tetap dari segmen menengah sebesar 41,3 persen diikuti segmen low-middle 23,6 persen sehingga dari dua segmen ini jumlah totalnya mencapai 139.140 unit.
“Banyaknya insentif dan berbagai kemudahan yang diberikan pengembang dan perbankan cukup mampu mendorong penjualan unit baru yang ditawarkan ke pasar. Kemudahan seperti depe nol persen, buy now pay later, tambahan diskon, subsidi bunga, hingga berbagai hadiah seperti produk elektronik maupun furnitur cukup mampu menarik minat pasar,” bebernya.
Statusnya sebagai karyawan lepasan mengganjal pengajuan KPR untuk miliki rumah. Lalu bagaimana cara ia bisa mewujudkan rumah idamannya? simak video berikut ini.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah.