RumahCom – Kalangan pengembang masih membukukan kinerja bisnis yang cukup baik saat situasi bisnis terkendala berbagai kendala akibat pandemi Covid-19. Pengembang Summarecon Agung masih mencatatkan kinerja bisnis yang baik dan itu didorong oleh kebutuhan produk properti yang masih besar saat pandemi.
Pandemi Covid-19 yang telah kita jalani sektar 1,5 tahun ini telah mengubah banyak pola bisnis termasuk untuk bisnis properti. Pengalaman hidup bersama pandemi yang membuat terus dilakukan adaptasi juga telah menunjukan hasilnya, misalnya capaian bisnis yang cukup baik di tengah berbagai kendala karena pandemi itu.
Pengembang PT Summarecon Agung Tbk misalnya, sepanjang tahun 2020 lalu berhasil mencatat pra penjualan (marketing sales) senilai Rp3,3 triliun atau telah melampaui dari target yang ditetapkan sebesar Rp2,5 triliun. Hal ini tidak terlepas dari kebutuhan properti yang tetap besar saat situasi pandemi.
Menurut Direktur Utama Summarecon Agung Adrianto P. Adhi, daya beli masyarakat yang terdampak selama pandemi bisa disiasati dengan berbagai penawaran kemudahan seperti skema cara bayar yang menyesuaikan dengan kemampaun maupun suku bunga yang relatif rendah dan berbagai kemudahan lainnya.
“Berbagai kemudahan ini ditawarkan bukan oleh kalangan pengembang tapi juga perbankan hingga pemerintah dengan berbagai program insentif sehingga membuat produk properti semakin mudah diakses oleh masyarakat. Pada tahun 2020 lalu juga kami berhasil mencatatkan total pendapatan mencapai Rp5 triliun,” ujarnya.
Capaian sebesar ini diraih Summarecon dari pengembangan proyek properti yang menyumbang hingga Rp3,7 triliun atau berkontribusi mencapai 73 persen dari total pendapatan perusahaan. Produk properti dari segmen residensial baik landed house maupun apartemen juga masih menjadi penopang penjualan dengan porsi mencapai 79 persen.
Marketing sales ini diraih dari tujuh lokasi proyek yang dikembangkan Summarecon yaitu di Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bandung, Karawang, Makassar, dan Bogor. Proyek Summarecon yang terbaru di Bogor misalnya, berhasil meraih marketing sales mencapai Rp1,2 triliun untuk 555 unit produk yang dipasarkannya.
Pendapatan dari sektor lain ada yang terpengaruh karena penerapan PPKM. Dari sektor pusat perbelanjaan, hotel, club house, maupun unit investasi dan pengelolaan properti lainnya tercatat pendapatan mencapai Rp894 miliar, turun 44 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Segmen ini telah berkontribusi mencapai 18 persen dari total pendapatan perusahaan yang 91 persennya diraih dari bisnis mal dan ritel. Mal di Kelapa Gading juga masih menjadi kontributor terbesar dengan porsi mencapai 48 persen diikuti dari mal di Serpong (32 persen), dan Bekasi (19 persen).
“Untuk laba usaha dari sektor properti ini kami berhasil membukukan sebesar Rp1,23 triliun atau berkontribusi hingga 96 persen dari total laba usaha perusahaan yang sebesar Rp1,27 triliun. Segmen usaha lainnya seperti pengelolaan township maupun berbagai fasilitas lain pendapatannya mencapai Rp466 miliar atau turun 36 persen,” imbuh Adrianto.
Ingin punya rumah lewat KPR tapi sering ditolak? Simak informasinya di video berikut ini agar lolos KPR bank!
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah