RumahCom – Kementerian PUPR mendorong semua pihak untuk membangun perumahan dan berbagai sarananya dengan memerhatikan standarisasi (SNI) struktur yang tahan gempa terkait kualitas bangunan. Standarisasi ini juga didorong untuk diterapkan dalam target pencapaian smart living.
Pemerintah terus menyosialisasikan aturan SNI 1729:2020 tentang spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural, SNI 7860:2020 tentang ketentuan seismik untuk bangunan gedung baja struktural, dan SNI 7972:2020 tentang sambungan seismik terprakualifikasi untuk rangka momen khusus dan menengah baja pada aplikasi seismik.
Dengan penerapan SNI ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berkomitmen untuk mewujudkan penyelenggaraan infrastruktur permukiman dan perumahan yang berkelanjutan. Hal ini harus terwujud pada setiap bangunan gedung yang dibangun.
Hal ini juga untuk mewujudkan salah satu visi Kementerian PUPR yaitu tercapainya 100 persen hunian cerdas (smart living). Untuk mewujudkan 100 persen smart living ini Kementerian PUPR memiliki arah kebijakan pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman dan perumahan dengan terus meningkatkan penyediaan infrasruktur permukiman dan perumahan yang partisipatif dan berkelanjutan.
Menurut Direktur Bina Teknik Permukiman dan Perumahan Kementerian PUPR Dian Irawati, konsep-konsep seperti ini dan penerapan SNI untuk menjamin kualitas konstruksi bangunan menjadi hal yang sangat penting untuk mewujudkan infrastruktur bidang permukiman dan perumahan yang andal dan berkelanjutan.
“Indonesia terletak di kawasan yang rawan terjadi bencana seperti gempa bumi sehingga itu perlu diantisipasi dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mumpuni. Goncangan akibat gempa bumi akan menimbulkan kerusakan secara langsung terhadap infrastruktur beserta seluruh sarana dan prasarana yang akan menyebabkan risiko besar bagi masyarakat,” ujarnya.
Rumah maupun bangunan yang hancur akibat bencana maupun kesalahan konstruksi akibat tidak memenuhi standar yang ditetapkan akan menyebabkan kerugian jangka panjang yang tidak sedikit. Karena itu perlu dipastikan standar konstruksi yang baik dan benar selain terus diupayakan berbagai program mitigasi untuk mengurangi risiko kerusakan infrastruktur yang bisa terjadi.
Karena itu pembangunan infrastruktur tidak hanya memerhatikan aspek fungsional tapi juga memberikan sentuhan arsitektural dan aman secara struktur. Untuk itu dibutuhkan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi mitigasi bencana serta teknologi konstruksi tahan gempa yang sangat dibutuhkan sebagai bagian dari implementasi program pembangunan infrastruktur yang baik dan berkelanjutan.
Peraturan bangunan gedung juga dibutuhkan untuk menjamin standarisasi dan mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungan atau bangunan yang berkelanjutan (sustainable building). Untuk itu berbagai aturan maupun regulasi juga harus adaptif dengan berbagai kondisi dan situasi.
“SNI terkait dengan struktur bangunan gedung baja tahan gempa yang telah disusun ini bertujuan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan umum dengan menetapkan persyaratan minimum untuk kekuatan, stabilitas, durabilitas, hingga integritas struktur baja pada bangunan,” beber Dian.
Menggunakan agen properti untuk membantu proses pembelian rumah menjadi lebih lancar dan mudah, Lalu apa sih untungnya? nonton videonya berikut ini.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah