RumahCom – Sektor properti tetap akan mengalami kenaikan di tengah berbagai kendala karena pandemi Covid-19. Kota-kota besar di Australia misalnya, akan mengalami kenaikan harga 6-9 persen hingga 12 bulan ke depan dan kondisi ini meningkatkan minat beli dari konsumen Indonesia.
Ketangguhan sektor properti dibuktikan dengan tetap tinggi peminatnya dan imbal hasil (capital gain) yang juga tetap naik dalam segala situasi termasuk karena pandemi Covid-19. Hal ini juga berlaku di beberapa kota Australia yang tetap mencatatkan kinerja sektor properti yang baik kendati kota-kotanya mengalami lockdown.
Graham Cooke, Head of Condumer Researcher Finder mengungkapkann hasil survei dari 40 ekonom dan ahli yang dilakukan bersama-sama dengan CoeLogic. Hasil survei tersebut mengungkapkan Kota Sydney dan Melbourne yang merupakan dua kota utama di Australia dan mengalami lockdown tetap mengalami kenaikan harga properti masing-masing sebesar 8 dan 9 persen dalam 12 bulan ke depan.
“Rata-rata pemilik hunian di Sydney saat ini tanpa perlu melakukan apapun akan menghasilkan lebih dari rata-rata penghasilan rumah tangga di kotanya dalam pendapatan tahunan melalui ekuitas peningkatan harga rumahnya. Artinya, nilai rumahnya akan mengalami kenaikan yang cukup tinggi,” ujar Graham.
Finder merupakan sebuah situs perbandingan yang beroperasi di 83 negara dengan 9,7 juta pengunjung setiap bulannya dari seluruh dunia. Berdasarkan data yang didapatkan, rata-rata harga hunian di Sydney akan tumbuh sebesar 76.619 dollar Australia menjadi 1.070.917 dollar Australia pada bulan Juli 2022.
Sementara di Melbourne, pertumbuhannya sebesar 64.014 dollar Australia menjadi 817.114 dollar Australia. Kemudian di kota lainnya seperti Perth dan Brisbane, harga juga akan naik sebesar 8 persen atau masing-masing sebesar 42.498 dollar Australia dan 47.342 Austalia. Kota lainnya seperti Canberra, Adelaide, Hobart, atau Darwin juga mengalami kenaikan 6-7 persen.
“Kebijakan lockdown sejatinya tidak memiliki banyak pengaruh selama 12 bulan terakhir untuk harga properti. Di sisi lain, dengan pencabutan kebijakan itu akan memiliki efek percepatan khususnya unutk penyaluran pembiayaan properti dari bank yang akan terus melesat,” imbuh Graham.
Hal ini juga sesuai dengan penjualan unit-unit apartemen yang dipasarkan oleh Crown Gorup, perusahaan pengembang Australia yang dimiliki pengusaha Indonesia Iwan Sunito. Menurut Sales and Marketing Director Crown Group Indonesia Tyas Sudaryomo, hal ini berdampak positif terhadap permintaan untuk unit apartemen khususnya dari pasar Indonesia.
“Dampak yang ditimbulkan bisa dilihat dari jumlah inquiries dari pasar Indonesia yang relatif stabil dengan rata-rata mencapai 100 inquiries setiap bulannya yang kami dapatkan dari saluran pemasaran online. Yang juga menarik, ada pergeseran tipe pembeli dari pasar Indonesia saat ini yang didominasi oleh owner occupiers dalam tiga bulan terakhir,” jelasnya.
Masih bingung perbedaan antara SHM dan HGB dalam properti? Simak informasi selengkapnya di videonya berikut ini.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah