RumahCom – Kementerian PUPR terus mendorong pengembangan apartemen dan pengelolaannya harus lebih baik. Hunian vertikal menjadi keniscayaan terlebih lahan yang semakin sulit di perkotaan, dengan pengembangan secara vertikal bisa menjadi solusi penyediaan hunian, revitalisasi, hingga penataan kawasan.
Apartemen atau di undang-undang (UU) Indonesia penyebutan resminya sebagai rumah susun (Rusun), merupakan kompleks hunian yang tidak berbeda dengan perkampungan hanya saja pengembangannya dilakukan ke atas (vertikal). Karena itu perlu ada banyak pengaturan di kompleks apartemen untuk kenyamanan seluruh penghuni.
Terkait hal ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendorong para pemilik maupun penghuni Rusun untuk mengelola bangunan vertikalnya dengan baik dan profesional. Hal ini harus dimulai sejak perencanaan dan proses pembangunannya khususnya untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang menjadi solusi untuk pengembangan hunian di kawasan perkotaan.
Menurut Dirjen Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto, Rusun bisa menjadi solusi atas perkembangan penduduk perkotaan yang cepat dan membuat lahan semakin terbatas. Untuk itu diperlukan pengelolaan Rusun yang semakin baik dan profesional karena konsep hunian vertikal ini semakin aktual untuk diterapkan.
“Kami selaku pemerintah juga selalu menggandeng mitra terkait dan meminta masukan kepada para ahli maupun praktisi terkait kebijakan untuk pembangunan Rusun. Semakin padatnya penduduk akan berimplikasi pada urgensi sistem penyediaan perumahan dan akses infrastruktur yang tepat dan itu membutuhkan pengaturan dan pengelolaan Rusun yang baik,” ujarnya.
Untuk itu para pengelola Rusun dihimbau untuk terus meningkatkann profesionalitasnya. Terkait hal ini juga para pengelola bisa melibatkan tenaga-tenaga teknik terlatih untuk perawatan maupun perbaikan seluruh komponen bangunan gedung sehingga kualitas dan umum bangunan bisa berfungsi baik dan jangka panjang.
Semakin terbatasnya lahan di perkotaan sementara kebutuhan hunian terus meningkat, pilihan untuk mengelola kepadatan penduduk dalam satu wilayah dalam bentuk hunian vertikal mutlak dijalankan. Konsepnya bisa berupa bangunan highrise maupun lowrise dan ini menjadi satu-satunya cara untuk mengatasi kepadatan hunian sekaligus meningkatkan suplai perumahan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat.
Iwan menyebut, dalam target rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) 2020-2024, pemerintah menargetkan pada tahun 2024 nanti sebanyak 70 persen rumah tangga sudah menempati hunian yang layak. Hal ini terud didorong dengan berbagai program pembangunan dan revitalisasi termasuk terus memperbanyak sarana hunian vertikal.
Tantangan ke depan juga akan semakin besar dan kompleks khususnya untuk terus memenuhi kebutuhan hunian masyarakat. Dari pertumbuhan rumah tangga baru yang mencapain 3,2 juta per tahun, sejak tahun 2019 lalu rumah tangga eskisting telah mencapai 7,8 juta.
Pemerintah terus mendorong program nasional di bidang perumahan yang diterjemahkan oleh Kementerian PUPR melalui sejumlah kebijakann peningkatan akses masyarakat terhadap hunian yang layak dengan penyediaan rumah layak secara kolaboratif. Selain itu dibuat juga regulasi yang harmonis dengan memanfaatkan teknologi dan terus meningkatkan koordinasi untuk mendukung kolaborasi antar stakeholder.
“Adanya public housing dan apartemen atau Rusun yang dibangun para pelaku pembangunan menjadi salah satu solusi praktis untuk penyediaan hunian layak skala besar di perkotaan. Hal ini juga dapat menjadi bagian dalam penataan kota yang lebih komprehensif baik dalam konteks urban renewal, relokasi pemukiman, maupun pembangunan kota dan kawasan baru,” tandasnya.
Menggunakan agen properti untuk membantu proses pembelian rumah menjadi lebih lancar dan mudah, Lalu apa sih untungnya? nonton videonya berikut ini.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah