RumahCom – Proyek infrastruktur seperti jalan tol, jembatan, hingga sarana permukiman membutuhkan dana yang besar. Berbagai skema pembiayaan creative financing terus didorong untuk menjembatani financing gap yang mencapai ratusan triliun.
Pembiayaan merupakan faktor penting untuk melaksanakan berbagai program pembangunan. Anggaran yang terbatas harus disiasati dengan melakukan strategi hingga skala prioritas yang tepat termasuk dengan mengembangkan berbagai mekanisme pembiayaan yang tepat.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengembangkan berbagai inovasi pembiayaan itu. Untuk sektor infrastruktur, pola-pola pembiayaan yang berketahanan dan berkelanjutan terus diterapkan untuk menyiasati kemampuan dana APBN 2020-2024 yang hanya bisa memenuhi 30 persen dari total kebutuhan anggaran.
“Porsi 30 persen untuk program kerja lima tahun itu besarannya Rp623 triliun dari kebutuhan anggaran untuk penyediaan infrastruktur kita sebesar Rp2.058 triliun. Untuk sektor jalan dan jembatan saja anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp573 triliun,” ujar Reni Ahiantini, Direktur Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR.
Dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional 2022-2024, target pembangunan jalan tol mencapai 1.500 km, pembangunan jalan baru sepanjang 2.500 km, serta 60 ribu meter pembangunan jembatan dan flyover. Dari target pembangunan itu anggaran APBN sengan terbatas yang menyebabkan ada funding gap sebesar Rp240 triliun.
Karena itu dibutuhkan inovasi alternatif pembiayaan atau creative financing yang harus dikembangkan dengan mengajak sektor lain untuk bersama-sama mengisi gap tersebut khususnya pembiayaan yang diandalkan dari kalangan swasta, investor dalam maupun luar negeri.
Salah satu skema yang saat ini disiapkan untuk proyek infrastruktur jalan adalah estafet financing. Untuk skema ini investor lain dapat meneruskan proyek jalan yang sudah selesai digarap pihak lain. Dengan begitu anggaran yang didapat investor bisa digunakan untuk pembangunan proyek infrastruktur berikutnya dan di situlah bisa terjadi percepatan pembangunan.
Sebagai contoh mekanisme pembiayaan ini yaitu pembangunan jalan tol dengan skema pengembalian availability payment (AP) yang dapat dilakukan pelepasan aset konsesi sehingga uang yang dihasilkan oleh badan usaha pemilik hak konsesi dapat dipakai untuk berinvestasi pada infrastruktur lain.
Skema lainnya yang disiapkan untuk menjadi solusi percepatan pembangunan proyek infrastruktur khususnya di bidang jalan dan jembatan yaitu skema asset recycling. Dalam skema ini para pihak yang mengerjakan proyek infrastruktur tidak perlu mengikuti siklus infrastruktur mulai mencari pembiayaan, fase konstruksi beberapa tahun, dan masuk tahap operasi.
“Pola ini panjangnya bisa mencapai puluhan tahun makanya dikemas skema creative financing. Apakah nanti setelah beroperasi badan usaha yang melakukan konstruksi akan meneruskan sampai dengan operasional dan maintenance atau dialihkan ke pihak lain,” beber Reni.
Investasi di kampung halaman bisa menjadi pilihan tepat yang menguntungkan. Lalu gimana caranya? simak videonya berikut ini.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah