RumahCom – Para pelaku industri properti menatap bisnis properti tahun 2023 dengan optimisme yang tinggi. Hal ini tidak terlepas dari besarnya kebutuhan pasar properti selain situasi perekonomian Indonesia masih cukup baik dibandingkan negara-negara lain.
Pengembang properti dan perbankkan nasional optimistis pasar properti tahun 2023 mendatang tetap tumbuh walapun tekanan terhadap pasar properti sangat besar. Beberapa tantangan itu antara lain tingginya tingkat inflasi, naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI-7 Day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR), ancaman resesi tahun 2023, dan memasuki tahun politik.
Namun begitu potensi maupun peluang yang bisa digarap masih sangat besar sehingga target pertumbuhan penjualan properti dan penyaluran KPR perbankan tahun depan diyakini bisa tercapai. Untuk itu berbagai strategi pun telah disiapkan oleh para pelaku bisnis ini khususnya kalangan pengembang dan perbankan.
Menurut Sekretaris Jenderal DPP Real Estat Indonesai (REI) Hari Ganie, kebutuhan perumahan masih sangat besar ditambah angka backlog yang mencapai 12,75 juta unit dan hal ini yang membuat pasar properti di Indonesia masih akan terus tumbuh khususnya untuk segmen pasar end user.
“Kenaikan suku bunga acuan sampai saat ini belum memengaruhi ke suku bunga KPR karena untuk menaikan suku bunga perbankan akan melihat dari banyak faktor. Di sisi lain, ekonomi Indonesia memiliki kekhasan karena negara kepulauan sehingga basis ekonominya beda-beda. Hal ini membuat kalangan pengembang akan terus berinovasi untuk menggaet pembeli,” ujarnya.
Sebagai asosiasi perusahaan pengembang, REI juga akan terus mendorong pemerintah untuk kembali memberikan berbagai stimulus guna mendorong industri properti di tengah semakin banyaknya tekanan. Pemberlakuan kembali insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sudah terbukti efektif meningkatkan daya beli masyarakat.
Aldo Daniel, Managing Director Synthesis Huis, sebuah perumahan di Cijantung, Jakarta Timur menambahkan, sebagai pengembang pihaknya tidak khawatir dengan kenaikan suku bung KPR karena mayoritas pembeli saat ini banyak dari kalangan end user maupun pembeli rumah pertama (first time home buyer).
“Rumah adalah kebutuhan pokok. Setiap saat ada orang yang menikah dan mereka pasti membutuhkan rumah untuk keluarganya. Jadi kami yakin pasar residensial tetap bergerak meskipun bunga KPR naik. Kami juga menghadirkan hunian yang cocok untuk kebutuhan keluarga muda dengan pricing yang tepat dan yang seperti ini banyak dicari masyarakat,” pungkasnya.
Cek lima langkah mudah mengurus balik nama sertifikat rumah lewat video berikut ini.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah