RumahCom – Indonesia masuk ke dalam tujuh negara yang ekonominya tumbuh positif atau 29,2 persen sementara 62,5 persen negara lain ekonominya negatif. Peningkatan inflasi maupun suku bunga juga relatif bisa dijaga sehingga hal ini menjadi pondasi yang baik untuk bisnis properti.
Optimisme terkait bisnis properti kembali dikemukakan, kali ini oleh lembaga negara Badan Pengelola Tabungan Perumahan (BP Tapera). Menurut Komisioner BP Tapera Adi Setianto, sektor properti masih akan sangat menjanjikan pada tahun 2023 mendatang karena perekonomian Indonesia yang relatif baik bila dibandingkan negara-negara lain.
“Indonesia itu masuk dalam tujuh negara atau 29,2 persen negara dengan pertumbuhan ekonomi baik dan hal ini bisa menjadi pendorong kegiatan ekonomi yang sangat baik terlebih bisnis properti. Kita masih bisa mencatatkan pertumbuhan ekonomi bahkan bila dibandingkan dengan negara-negara maju,” ujarnya.
Berbagai indikasi positif bisa menjadi pertanda untuk bisnis properti di Indonesia bisa terus didorong. Secara year to date, dari 24 negara di dunia yang telah mengeluarkan data tingkat produk domestik bruto atau gross domestic product (GDP) hingga kuartal ketiga 2022, terdapat 15 negara atau 62,5 persen yang mengalami perlambatan ekonomi dan dua negara (8,3 persen) yang stagnan.
Jadi hanya tujuh negara atau 29,2 persen yang masih bisa mencatatkan pertumbuhan ekonomi dan Indonesia termasuk di dalam tujuh negara ini. Hal ini tentunya bisa memacu semangat untuk terus mendorong bisnis properti karena investasi asing juga akan masuk dengan positifnya perekonomian Indonesia.
Faktor lainnya terkait tingkat suku bunga yang mengalami kenaikan namun di Indonesia masih relatif moderat yaitu sebesar 175 basis poin (bps). Angka ini sangat kecil bila dibandingkan negara lain dan itu menunjukan kebijakan moneter yang dipadukan dengan kebijakann fiskal bisa diterapkan secara terukur dan efektif untuk meredan peningkatan inflasi lebih lanjut.
Adi juga menyebut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2022 mencapai 5,72 persen secara tahunan atau tumbuh 1,81 persen secara kuartalan. Hal ini menjadi bukti kalau ekonomi Indonesia relatif kuat dalam menahan tekanan inflasi.
“Secara fundamental, ekonomi Indonesia juga mengalami surplus perdagangan selama 30 bulan berturut-turut akibat komoditas yang terus meningkat dan ini diikuti oleh kombinasi bauran kebijakan moneter sehingga kenaikan suku bunga yang terjadi tidak terlalu agresif dibandingkan negara lain,” pungkasnya.
Cek lima langkah mudah mengurus balik nama sertifikat rumah lewat video berikut ini.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah