RumahCom – Sektor perhotelan yang paling terpuruk saat situasi pandemi Covid-19 terus menunjukan tren yang membaik. Tingkat okupansi hotel di Jakarta telah mencapai 70 persen dan di Bali 40 persenan sejak periode Agustus tahun lalu. Perbaikan ini harus diikuti dengan peningkatan layanan khususnya untuk pasar wisatawan domestik yang terus membesar.
Firma manajemen, riset, dan ivestasi Colliers kembali merilis Market Insights mengenai Bagaimana Pembukaan Kembali Penerbangan ke Bali untuk Wisatawan Asing Memengaruhi Performa Hotel dan Tingkat Hunian di Bali? Seperti diketahui, sejak awal Februari 2022 pemerintah telah membuka penerbangan internasional ke Bali seperti situasi normal sebelum adanya pandemi Covid-19.
Sejalan dengan dibukanya kembali pariwisata Indonesia untuk wisatawan asing, pemerintah juga telah memperbarui pedoman pelaksanaan perjalanan internasional terutama menggunakan transportasi udara ketika memasuki Bali seperti sertifikat vaksinasi lengkap, kebijakan relaksasi karantina, dan aturan visa on arrival.
Dengan adanya peraturan baru ini apakah kinerja sektor perhotelan Bali secara keseluruhan akan menunjukkan tanda-tanda positif? Menurut Head of Hospitality Services Colliers Indonesia Satria Wei, sebagian besar wisatawan asing yang datang ke Indonesia dalam beberapa bulan terakhir masih didominasi oleh para pebisnis dan mereka yang memiliki kepentingan bisnis atau pekerjaan di Jakarta.
Sementara untuk wisatawan yang merencanakan liburan atau benar-benar akan bepergian jumlahnya lebih rendah. Peraturan yang terus berubah menyesuaikan dengan keadaan menjadi salah satu aspek yang sering menjadi pertimbangan wisatawan. Namun, dibalik tantangan tersebut tetap ada peluang yang terlihat cukup positif.
“Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Colliers Indonesia, rata-rata tingkat hunian hotel di Bali pada akhir tahun 2021 sudah mencapai sekitar 40 persen sementara di Jakarta mencapai sekitar 70 persen. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) juga memproyeksikan dengan meningkatnya permintaan dan pelonggaran kebijakan karantina di Bali tingkat hunian hotel bisa tumbuh 10-20 persen terutama karena kedatangan wisatawan asing,” ujarnya.
Hal ini terus memunculkan berbagai sinyal positif seperti pergerakan wisatawan asing khususnya dari Eropa dan Australia yang sangat tinggi untuk kembali berkunjung ke Bali. Hal ini terlihat dari permintaan yang masuk pada bulan Agustus, September, dan bulan-bulan berikutnya.
Sinyal positif juga terlihat dari kinerja hotel yang sebelumnya memiliki tingkap okupansi 5 persen saat ini mulai tumbuh dengan permintaan kamar yang terus meningkat. Optimisme seperti ini menjadi sinyal yang baik untuk sektor perhotelan di Bali untuk mulai mempersiapkan dan membenahi berbagai hal guna menyongsong okupansi yang terus meningkat itu.
Berbagai proyek pembangunan mulai homestay, vila, hingga restoran juga terus berlanjut dan mendapatkan momentum yang baik khususnya untuk wilayah Canggu, Tabanan, Ubud, Karangasem, Lovina, dan lainnya. Progres pembangunan ini diprediksi akan terus muncul di seiring pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengawi juga bandara baru di Bali Utara. Hal ini juga akan mendistribusikan infrastruktur secara lebih merata dan penyebaran wisatwan ke Bali yang lebih luas.
“Hal penting yang harus dilakukan para pelaku perhotelan yaitu memahami kalau wisatawan yang datang bukan hanya asing tapi juga domestik. Sektor perhotelan di Bali terlihat kian optimistis dan akan terus bergerak ke arah yang positif dan ini harus diikuti dengan peningkatan service maupun layanan,” beber Satria.
Bangun rumah tidak harus selalu mahal. Siasati trik bangun rumah dengan anggaran minim lewat video berikut ini.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah