RumahCom – Kementerian PUPR merevitalisasi rumah yang tidak layak di sekitaran kawasan pariwisata Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sekaligus menjadikannya homestay. Selain rumah yang layak, masyarakat juga bisa mendapatkan manfaat dari aktivitas pariwisata dengan menyewakan homestay.
Sektor pariwisata yang sempat mati suri kini kembali menggeliat seiring pandemi Covid-19 yang terus mengalami tren penurunan. Pemerintah juga telah menetapkan sektor properti termasuk pariwisata di dalamnya sebagai sektor strategis untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendukung geliat sektor pariwisata ini salah satunya dengan membangun sarana hunian pariwisata (Sarhunta). Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pemerintah meyakini sektor pariwisata akan kembali rebound dengan cepat.
“Program pembangunan infrastruktur pada lima kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) yaitu di Danau Toba, Labuan Bajo, Borobudur, Mandalika, dan Tanjung Lesung tidak ada yang dihentikan. Itu merupakan bagian dari dukungan pemerintah untuk terus mendorong sektor pariwisata khususnya meningkatkan perekonomian di kawasan,” katanya.
Di Borobudur, Kementerian PUPR membangun Sarhunta khususnya untuk menunjang perayaan Waisak pada pekan ini. Dengan adanya Sarhunta ini para wisatawan mendapatkan pilihan tempat menginap dan di sisi lain menjadikan masyarakat setempat menjadi pelaku utama industri pariwisata dari selama ini yang hanya menjadi penonton.
Program Sarhunta sendiri merupakan rangkaian kegiatan dari program bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) atau bedah rumah yang dilaksanakan Ditjen Perumahan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas rumah yang tidak layak huni menjadi lebih sehat dan layak huni. Khusus untuk Sarhunta bertujuan untuk mendorong perekonomian masyarakat karena rumahnya dimanfaatkan sebagai homestay.
Kementerian PUPR membangun sebanyak 821 rumah yang terdiri 382 rumah di 15 desa yang ditingkatkan kualitas rumahnya dan ditambah dengan fungsi homestay dan usaha pariwisata lainnya. Selain itu sebanyak 439 rumah di empat desa dilakukan peningkatan kualitas rumah swadaya tanpa fungsi usaha.
Dirjen Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto menambahkan, Sarhunta yang dibangun ini memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan hunian masyrakat lainnya. Salah satu ciri khas fisik bisa dilihat dari elemen pembangunan yang menggunakan atap tradisional khas Jawa kerakyatan.
“Dengan menerapkan elemen tradisional ini rumah yang dibangun menjadi lebih menarik. Para wisatawan juga bisa melihat bumbungan kalpataru, teras homestay, pintu dan jendela dengan motif kawung, hingga penerapan bata ekspos. Kamar mandi juga menggunakan gentong atau guci sehingga sangat mencerminkan kearifan lokal,” jelasnya.
Sarhunta diharapkan bisa terus mendorong perekonomian masyarakat di sekitar Candi Borobudur dan meningkatkan kualitas hunian masyarakatnya juga. Bukan hanya perayaan Waisak, sejak libur Lebaran kemarin sudah banyak wisatawan yang memanfaatkan homestay di sekitaran Borobudur ini.
Punya rumah yang ingin cepat lunas? simak caranya di video berikut ini agar hunian segera lunas.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah