RumahCom – Perusahaan riset, konsultasi, dan manajemen properti Knight Frank Indonesia menyebut tahun 2022 ini sebagai tahun kebangkitan sektor properti. Berbagai kendala yang ada tidak membuat sektor properti kehilangan pamor terlebih subsektor residensial dan pariwisata yang akan terus meningkat.
Opimisme untuk sektor properti terus ditunjukan oleh berbagai kalangan. Sebagai sektor riil, bisnis properti di Indonesia memiliki jaminan pasar yang besar dan terbukti dengan beberapa kali krisis ditambah dengan pandemi Covid-19 awal tahun 2020 lalu, sektor properti di Indonesia masih tetap mencatatkan tren pertumbuhan.
Berdasarkan riset yang dilakukan Knight Frank Indonesia, sebanyak 90 persen pelaku industri properti optimistis sektor properti tanah air akan pulih pada tahun 2022 ini. sementara itu 57 persen lainnya menyatakan kalau sektor properti di Indonesia akan sepenuhnya bangkit pada kuartal keempat tahun ini.
“Sebagian besar responden yang kami survei menyebut beberapa faktor yang membuat tahun ini menjadi era kebangkitan sektor properti. Diantaranya insentif pajak pertambahan nilai yang diitanggung pemerintah (PPN DTP) maupun dukungan regulasi untuk terus menggenjot sektor properti yang merupakan lokomotif perekonomian,” ujar Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia.
Namun begitu, potensi yang besar untuk sektor properti tanah air juga dibayangi dengan berbagai kendala maupun potensi risiko yang tidak kecil. Beberapa tantangan dan risiko yang bisa terjadi antara lain naiknya gelombang inflasi di ranah global akan sangat berpengaruh pada pemulihan sektor properti di tanah air.
Selain itu ada 61 persen responden yang berpendapat, pemberlakukan kenaikan PPN dari 10 menjadi 11 persen akan memberikan dampak negatif terhadap pemulihan sektor properti yang akan terjadi. Selain itu 59 persen responden juga menyebut krisis global akibat perang Rusia-Ukrainan menjadi faktor buruk untuk kebangkitan sektor properti.
Knight Frank Indonesia juga mencatat, subsektor residensial masih mendominasi dengan porsi 60 persen sebagai sektor properti yang paling mampu dan memiliki performa positif di tengah berbagai kendala dan tantangan. Akhirnya, dengan berbagai potensi kendala dan tanganan tadi, sektor properti disebut maih akan bisa menggenjot performanya khususnya dari subsektor residensial.
Kemudian untuk wilayah Jabodetabek yang dijadikan tolak ukur sektor properti nasional masih menjadi wilayah yang menawarkan potensi pengembangan proyek properti yang baik. Disusul dengan subsektor pariwisata khususnya di wilayah pariwisata utama seperti Bali, Lombok, hingga Labuan Bajo yang juga masih sangat menarik.
Country Head Knight Frank Indonesia Wilson Kalip menambahkan, kawasan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, sebagai calon ibukota negara (IKN) Nusantara bisa menjadi kota yang potensial untuk pengembangan investasi properti dengan tetap wilayah Jabodetabek tidak kehilangan pamornya.
“Keberadaan IKN akan menghadirkan perspektif baru yang terbentuk di mana potensi investasi properti akan melebar dari kawasan bisnis strategis konvensional dan ternyata bisa juga bergerak ke ekonomi pariwisata seperti Bali, Lombok, dan Labuan Bajo. Begitu juga nanti potensi IKN Nusantara yang masih akan terus berkembang hingga tahun-tahun mendatang,” jelasnya.
Agar rumah terlihat lebih rapih dan menarik? nonton dulu video tips menata perabotan di rumah minimalis ini.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah