RumahCom – Membeli rumah dengan pembiayaan KPR bank harus dipastikan penghasilan serta kemampuan mencicil tiap bulan. Mengajukan kredit secara joint income juga lebih potensial untuk disetujui bank selain besaran uang muka, tenor, hingga usia calon debitur.
Tingginya harga rumah membuat sebagian besar masyarakat kita membelinya dengan menggunakan pembiayaan perbankan (KPR). Sangat sedikit kalangan yang bisa membeli rumah dengan cara tunai dan karena itu produk KPR menjadi salah satu andalan bank untuk terus meningkatkan kinerja bisnisnya.
Di sisi lain, membeli rumah menggunakan pembiayaan bank juga memiliki beberapa keuntungan. Satu hal yang utama yaitu, setiap rumah yang kita beli dengan KPR bank, dipastikan legalitas proyek yang dibangun pengembang sudah aman karena bank tidak akan menyalurkan pembiayaan pada produk yang belum jelas legalitasnya.
Menurut konsultan dan perencana keuangan independen Prita Hapsari Ghozie, membeli rumah dengan kredit bank juga akan memudahkan dari sisi tidak mengganggu biaya hidup sehari-hari maupun berbagai expensive yang harus kita keluarkan. Untuk itu sangat penting untuk memastikan kemampuan mencicil sebelum membeli rumah dengan cara KPR.
“Pastikan dulu kemampuan mencicil kita, umumnya bank akan mematok 30 persen dari total penghasilan kita yang bisa digunakan untuk mencicil rumah. Setelah tahu kemampuan mencicil baru kita window shopping melihat produk KPR yang paling sesuai dengan kemampuan mencicil, kita bisa mendapatkan banyak simulasi kredit secara online,” ujarnya.
Ada hal penting yang harus kita perhatikan saat penghasilan kita dipotong untuk cicilan KPR. Hal pertama yaitu tingkat suku bunga, pastikan suku bunga promo dengan bunga floating yang saat ini berlaku karena bedanya bisa sangat jauh. Tentukan juga kemampuan uang muka dan jangka waktu atau tenor kredit.
Pada skema KPR bank, uang muka menjadi faktor penting yang akan dilihat bank untuk menyetujui kredit kita. Semakin besar uang muka yang kita sediakan, semakin besar bank akan memberikan persetujuan untuk kredit yang kita ajukan. Besaran uang muka juga bisa memengaruhi suku bunga, makin besar uang muka, suku bunga yang dikenakan bisa semakin kecil.
Untuk lebih jelas seperti ini gambarannya. Bila gaji Rp10 juta dan kita memiliki kewajiban cicilan kartu kredit dan untuk biaya rutin bulanan, katakan tersisa Rp7 juta dan itu artinya kemampuan kita untuk mencicil KPR tinggal Rp2,3 juta per bulan. Dengan cicilan sebesar ini rumah yang bisa kita dapatkan harganya maksimal Rp250 juta dan dengan tenor 20 tahun, depe 15 persen, suku bunga 12 persen per tahuan, itulah yang bisa kita dapatkan dengan cicilan Rp2,3 juta.
Untuk memperbesar potensi kredit disetujui maupun membeli unit rumah yang lebih besar atau lebih strategis lokasinya, kitab isa mengajukan kredit bersama pasangan (joint income) sehingga simulasi cicilannya bisa lebih besar. Bila pasangan bergaji sama, artinya kita mengajukan kredit dengan penghasilan Rp20 juta per bulan dan itu bisa digunakan untuk membeli rumah yang harganya Rp500 juta ke atas.
“Usia juga berpengaruh terhadap panjangnya tenor, kalau usai sudah 30 tahun bank biasanya memberikan tenor maksimal 20-25 tahun. Pengajuan kredit secara joint income juga lebih disenangi bank karena cenderung akan lebih disiplin mencicil kreditnya. Kalau kita berencana membeli rumah secara KPR, seluruh penghasilan kita bersama pasangan perlu juga dimasukan ke dalam satu rekening untuk memperlihatkan gambaran terkait penghasilan dan memudahkan bank melakukan analisis,” jelasnya.
Agar rumah terlihat lebih rapih dan menarik? nonton dulu video tips menata perabotan di rumah minimalis ini.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah