RumahCom – Program sejuta rumah yang dicanangkan sejak tahun 2015 lalu hingga saat ini diklaim telah tercapai 6,7 juta rumah. Target lainnya dari program perumahan yaitu memenuhi akses rumah yang layak dari 56,7 persen menjadi 70 persen pada tahun 2024 nanti.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kembali merilis klaim data pembangunan perumahan khususnya capaian program sejuta rumah. Program yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo sejak 29 April 2015 hingga semester kedua 20222 telah mencapai 6,7 juta unit.
Perinciannya, periode 2015-2019 bisa terbangun hingga 4,6 juta unit disusul periode 2020-2021 sebanyak 1,9 juta unit sehingga totalnya mencapai 6,7 juta unit dengan mayoritasnya untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kementerian PUPR juga menargetkan bisa memenuhi akses rumah layak huhi yang saat ini 56,7 persen menjadi 70 persen hingga tahun 2024 mendatang.
Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah, program sejuta rumah merupakan program strategis nasional yang jumlahnya terus diperbanyak untuk mengurangi angka backlog perumahan yang masih sangat besar. Program perumahan juga merupakan salah satu amanat dari Proklamator dan Bapak Bangsa Bung Hatta yang juga merupakan Bapak Perumahan Indonesia.
“Semangat Bung Hatta untuk sektor perumahan ini masih menjadi pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan. Terlebih di masa pandemi Covid-19 rumah juga menjadi tumpuan dan memegang peranan penting karena berbagai aktivitas kita banyak dilakukan dari rumah,” ujarnya.
Untuk terus mewujudkan cita-cita Bung Hatta di sektor perumahan, Kementerian PUPR telah melakukan sejumlah langkah untuk terus memperbesar penyediaan perumahan dan hal itu membutuhkan kerja bersama dari seluruh stakeholder lainnya. Dari sisi pemerintah terkait anggaran, program pembiayaan untuk sektor perumahan juga terus diperbesar.
Hal ini untuk mendekatkan akses masyarakat terhadap pembiayaan sehingga bisa lebih mudah membeli rumah melalui pembiayaan bank. Diantaranya anggaran untuk subsidi perumahan melalui skema KPR fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) pada tahun ini sebesar 200 ribu unit.
Selain itu ada juga program bantuan yang berupa subsidi untuk subsisi selisih bunga, subsidi bantuan uang muka, dan berbagai skema lainnya yang terus dilanjutkan. Sementara dari sisi konsep desain maupun teknologi struktur rumah, Kementerian PUPR juga mendorong untuk pengembangan kawasan transit oriented development (TOD).
Teknologi pembangunan juga berkembang dengan adanya pengembangan rumah instan sedehana sehat (Risha), pengembangan rumah unggul sistem panel instan (Ruspin), rumah modular, dan sebagainya. Dengan berbagai konsep ini proses membangun rumah bisa lebih cepat dan efisien.
“Kami menerapkan banyak konsep pengembangan perumahan dengan teknologi Risha maupun Ruspin. Salah satunya untuk pembangunan hunian di wilayah yang terdampak bencana sehingga bisa dilakukan dengan lebih cepat dan kualitas rumah yang lebih tahan terhadap bencana. Berbagai komitmen yang dijalankan ini diharapkan bisa terus menurunkan angka backlog perumahan,” pungkas Fatah.
Notaris selalu ada dalam setiap transaksi properti ataupun mengurus hal-hal terkait properti. Simak video berikut untuk mengenal Akta Notaris lebih lanjut.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah