RumahCom – Di kawasan perkotaan yang padat konsep hunian yang terintegrasi transportasi publik atau TOD kian diminati. Kinerja penjualan segmen ini juga relatif lebih baik dibandingkan proyek non TOD dan itu ditunjang dengan proyek infrasruktur transportasi masal yang dibangun pemerintah.
Konsep hunian yang diintegrasikan dengan transportasi masal atau transit oriented development (TOD) terus didorong untuk menjadi solusi hunian hingga penataan kawasan perkotaan. TOD sangat tepat dikembangkan di kota-kota besar dan bisa menjadi alternatif hunian kalangan pekerja untuk segmen affordable.
Menurut Senior Associate Director Collies Indonesia Ferry Salanto, konsep pengembangan hunian berbasis transit seperti ini akan banyak dicari untuk jangka waktu ke depan karena menawarkan banyak value lebih. Konsep ini juga akan lebih popular dibandingkan model hunian konvesional.
“Hunian berkonsep TOD akan semakin diminati seiring dengan banyaknya isu perkotaan yang menjadi persoalan seperti harga BBM, parkir yang semakin mahal, kenaikan tarif tol, pajak kendaraan, ganjil-genap, dan lainnya. Belum permasalahan kemacetan dan harga hunian yang semakin tinggi khususnya segmen rumah tapak,” ujarnya.
Berbagai permasalahan kawasan perkotaan ini terus mendorong biaya hidup yang semakin tinggi dan di sisi lain mengurangi kualitas hidup masyarakat. Ada banyak waktu yang terbuang di jalan dan dengan hunian yang lebih dekat tempat kerja maupun pusat kegiatan maka konsep TOD menjadi kan diminati.
Kemacetan di kota-kota besar tidak lagi menjadi pilihan utama masyarakat. Sarana transportasi publik yang semakin mudah, aman, nyaman, dan terjangkau menjadi lebih dipilih oleh masyarakat. Pemerintah juga mendukung konsep ini dengan kemudahan regulasi dan pembangunan infrastruktur pendukung lainnya.
Pemerintah juga mendorong konsep ini dengan menugaskan perusahaan-perusahaan BUMN properti maupun karya untuk berkolaborasi dan mengembangkan banyak kawasan TOD di kota-kota besar. Semakin banyak kawasan TOD yang dikembangkan diharapkan bisa menjadi alternatif bagi pekerja milenial memenuhi kebutuhan papannya.
Situasi pandemi Covid-19 juga tidak membuat produk properti yang ditawarkan di dalam kawasan TOD menjadi berkurang peminatnya. Ferry menyebut, proyek TOD lebih tahan terhadap penurunan ekonomi dibandingkan proyek non TOD khususnya yang banyak tertunda selama pandemi. Penyerapan produk-produ TOD juga lebih baik dibandingkan proyek non TOD.
“Kalau dibandingkan, tingkat penjualan proyek apartemen saat sebelum adanya pandemi hingga akhir tahun 2020 menunjukkan rata-rata tingkat penyerapan yang meningkat untuk proyek TOD mencapai 10,3 persen sementara proyek non TOD peningkatannya 3,8 persen. Untuk proyek TOD di Jakarta juga didorong oleh tren pembangunan proyek sarana transportasi umum,” pungkasnya.
Masih bingung cara menghitung bunga KPR? temukan jawabannya di video berikut ini, yuk!
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah