RumahCom – Berdasarkan riset aktivitas perekonomian di kawasan Asia Pasifik, kawasan ini telah mencapai pertumbuhan yang relatif stabil dan hampir mencapai tingkatan saat situasi sebelum adanya pandemi Covid-19. Situasi ini diprediksi akan membuat bisnis properti di Asia Tenggara tetap maju hingga dekade ke depan khususnya untuk Vietnam dan Indonesia.
Kawasan Asia Tenggara diperkirakan menjadi salah satu sumber utama pertumbuhan perekonomian global dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 4,7 persen pada tahun 2023. Menurut laporan Southeast Asia Outlook 2023 Cushman & Wakefield, angka ini mendekati tingkat pertumbuhan rata-rata sebelum pandemi sekitar 5 persen per tahun dan hal ini cukup menjanjikan untuk peningkatan aktivitas bisnis di kawasan.
Menurut Head of Asia Pacific Tenant Representation and Managing Director Cushman & Wakefield Indone & Southeast Asia Anshul Jain, situasi ini menunjukan kawasan Asia Tenggara siap untuk pulih pada tahun 2023 dan menunjukkan kinerja yang kuat dalam satu dekade ke depan.
“Pendorong utama pemulihan ini termasuk pembukaan kembali China setelah pandemi yang merupakan dorongan bagi kawasan Asia Pasifik dengan Asia Tenggara sebagai penerima manfaat utama. Hal ini juga akan membuat pertumbuhan yang lebih kuat untuk perekonomian di seluruh wilayah Asia Tenggara,” ujarnya.
Saat ini kendati laju pertumbuhan ekonomi di setiap negara kawasan berbeda-beda, ekonomi Asia Tenggara memiliki potensi yang sangat besar dan hal itu tidak terlepas dari populasi yang besar atau ketiga setelah China dan India. Dengan memanfaatkan tren perdagangan global dan lingkungan geopolitik, Asia Tenggara menawarkan beragam kesempatan investasi sebagai daerah yang tumbuh pesat.
Anshul juga menyoroti dampak positif dari pembukaan kembali China terhadap kawasan Asia Tenggara. Hal ini bisa menjadi katalis yang baik bagi perekonomian Asia Tenggara mengingat China adalah tujuan ekspor utama dari berbagai negara Asia Tenggara.
Permintaan konsumsi yang lebih tinggi dari China akan memberi harapan baik bagi investasi komersial, industri, dan residensial di wilayah tersebut. Aset hotel dan ritel juga dapat terlihat peningkatan terkuat dalam jangka pendek karena adanya dorongan pariwisata yang semakin kuat.
Laporan ini juga mengidentifikasi faktor penggerak positif lainnya yang akan berkontribusi pada pertumbuhan pasar Asia Tenggara dalam dekade mendatang. Diantaranya, peningkatan urbanisasi yang didorong oleh transformasi digital yang akan menciptakan peluang pasar besar dan mendorong permintaan properti di Asia Tenggara.
Peningkatan regionalisasi perdagangan dan diversifikasi rantai pasokan ke Asia Tenggara yang akan mendorong investasi terutama untuk ruang logistik dan industri. Potensi percepatan institusional real estat di pasar Asia Tenggara yang berkembang sebagai kebijakan pembangunan, kemudahan berbisnis, dan efektivitas pemerintah yang membaik terutama di Vietnam dan Indonesia.
“Hal lainnya lagi yaitu keberlanjutan yang dilihat sebagai peluang yang meningkat di Asia Tenggara ketika ekonomi utama kawasan ini menetapkan target bangunan hijau. Menurut laporan Southeast Asia’s Green Economy 2022, pasar bangunan hijau dapat bernilai 20-25 miliar dollar Amerika pada tahun 2030,” pungkas Anshul.
Di mana saja 7 lokasi sunrise property yang memiliki potensi investasi tinggi? temukan jawabannya di video berikut ini.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah