RumahCom – Program pembangunan yang direncanakan dalam program jangka menengah dan panjang membutuhkan dukungan semua pihak termasuk perencanaan, eksekusi, hingga pendanaan yang berkesinambungan. Pemerintah, swasta, dan pihak lainnya akan dipacu untuk bisa mengatasi tantangan besar pembangunan.
Untuk menjalankan berbagai program pembangunan, pemerintah berpatokan pada perencanaaan dan implementasi program pembangunan berkelanjutan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2020-2024. Berdasarkan RPJM ini dilaksanakan program pembangunan yang bertujuan untuk memberikan akses yang adil dan inklusif serta menjaga kelestarian lingkungan.
Menurut Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Yuli Sri Wilanti yang juga selaku National Project Director (NPD) Proyek Food System, Land Use, and Restoration (FOLUR), tantangan besar dalam implementasi pembangunan berkelanjutan antara lain bagaimana menyinergikan berbagai program lintas sektor dari berbagai tingkat.
“Makanya kami terus mendorong pengelolaan sumber daya lahan menuju pengelolaan lansekap terpadu (ILM) yang diperlukan dalam pembangunan berkelanjutan melalui kerangka kerja yang terdiri dari lansekap sebagai satu kesatuan ekosistem. Pendekatan kolaborasi multi pihak secara inklusif, review rencana tata ruang, peluang pembaharuan, dan sebagainya perlu terus ditingkatkan,” ujarnya.
Salah satu instrumen untuk memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang saat ini telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah. Dengan begitu diharapkan bisa memberikan rekomendasi pertimbangan lingkungan pada tingkatan pengambilan keputusan yang bersifat strategis pada arah kebijakan, rencana dan program pembangunan melalui pendekatan tematik, holistik, integratif, dan spasial sehingga dapat mencapai sasaran prioritas nasional.
Proyek FOLUR misalnya, merupakan proyek hibah dari Global Environment Facility (GEF) yang bekerja sama dengan pemerintah di mana dalam hal pelaksanaanya dikoordinasikan oleh Kemenko Perekonomian bersama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bappenas, Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta dukungan dari UNDP dan FAO.
Saat ini proyek FOLUR berada di lima yurisdiksi terpilih yaitu di Kabupaten Aceh Tegah, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Luwu, dan Kabupaten Sorong. Masing-masing wilayah memiliki prioritas maupun keunggulan yang dihadirkan mulai dari perkebunan, pertanian, dan komoditas lainnya.
“Tujuan dari proyek FOLUR diharapkan bisa mendukung keberlanjutan rantai pasok komoditas prioritas global, penguatan kapasitas dan pengetahuan, serta meningkatkan peran aktif pemerintah dan sektor swasta untuk mencapai tujuan pembangunan yang lebih baik dan berkelanjutan termasuk integrasi lansekap,” imbuh Yuli.
Agar mobilitas setiap hari berjalan lancar, mencari hunian dekat stasiun menjadi pilihan terbaik. Simak tipsnya pada video berikut ini.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah