RumahCom – Bangunan residensial menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi karbon yang memicu perubahan iklim dan kerusakan bumi. Dibutuhkan penerapan konsep bangunan yang berkelanjutan dan green melalui penerapan active design dan passive design.
Isu kualitas lingkungan yang semakin merosot akibat sifat dan aktifitas manusia yang konsumtif terhadap penggunaan energi terus memicu perubahan iklim yang semakin ekstrim (climate change). Penerapan green building bukan lagi gimmick tapi mutlak diterapkan untuk mengurangi dampak buruk kerusakan bumi kita.
Menurut Ketua Green Building Council Indonesia (GBCI) Iwan Prijanto, bangunan menyumbang emisi karbon yang sangat besar selain sektor transportasi dan industri, “sumbangan” emisi dari bangunan mencapai 39 persen dari total emisi yang dihasilkan dan sektor residensial merupakan penyumbang terbesar.
“Perlu diterapkan passive design dan active design untuk mereduksi keluaran karbon yang semakin besar dari sektor residensial dan itu menjadi tanggung jawab kita bersama. Sejarah bangunan kita mulai dari vernacular hingga kolonial itu “berdialog” dengan alam, di era modern konsep itu terputus karena bangunan yang menggunakan AC,” ujarnya.
Karena itu kontribusi aktif dari berbagai pihak menjadi sangat penting seperti event Onduline Green Roof Award (OGRA) 2023 Asia yang diselenggarakan produsen atap bitumen PT Onduline Indonesia di mana Iwan menjadi salah satu jurinya. Event ini untuk mengajak kalangan profesional arsitek menghadirkan ide maupun karya Tropical Passive Roof Design for Low Energy Houses atau desain atap rumah tinggal yang dikelola berkelanjutan untuk mengaplikasikan green building.
Principal Architect Archimetric Ivan Priatman mengatakan, penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan bisa menghasilkan biaya operasional yang lebih rendah 20-30 persen dibandingkan biaya operasional bila kita menggunakan material bahan bangunan konvensional.
“Dengan dorongan pemerintah dan komitmen Indonesia untuk mencapai net zero emission (NZE) pada tahun 2060, ke depan penggunaan material green khususnya pemasangan atap ramah alam akan memberikan dampak yang besar pada pengurangan energi domestik seperti hunian maupun bangunan komersial,” jelasnya.
Sementara itu Country Director Onduline Indonesia Esther Pane mengatakan, karya-karya kreatif di bidang desain dan arsitektur bisa menyelamatkan bumi dengan membuat perubahan melalui ciptaan desain hunian yang hemat energi dan berkelanjutan (green and sustainable houses).
“Ini menjadi poin penting bagi kami yang bergerak di industri bahan bangunan untuk memberikan kontribusi nyata dengan menjaring ide-ide brilian demi keberlangsungan lingkungan yang lebih hijau. Kami akan terus mendorong penerapan bangunan dan desain rumah yang ramah lingkungan,” pungkasnya.
Bangun rumah tidak harus selalu mahal. Siasati trik bangun rumah dengan anggaran minim lewat video berikut ini.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah