RumahCom – Seluruh stakeholder dituntut untuk bisa memberikan solusi transisi energi hijau di IKN yang diarahkan untuk menjadi kota zero carbon pertama di Indonesia hingga bisa menjadi percontohan kawasan. Penerapan konsep energi hijau yang menyeluruh terus dirumuskan yang melibatkan multisector.
Pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk menggantikan Kota Jakarta terus dilakukan dan siap menjadi pelopor kota zero carbon di Indonesia. Untuk mewujudkan itu dibutuhkan dukungan dari seluruh stakeholder karena transisi untuk menuju energi hijau di IKN membutuhkan proses multisector yang melibatkan banyak SDM, teknologi, hingga keselarasan lingkungan.
Menurut Sekretaris Otorita IKN Achmad Jaka Santos Adiwijaya, fokus pengembangan IKN saat ini adalah pembangunan infrastruktur energi kota yang kompatibel dengan penerapan konsep energi hijau dan untuk mencapai tujuan itu Otorita IKN merumuskan rencana yang menyeluruh.
“Penerapan dari perencanaan yang menyeluruh itu terbagi dalam beberapa strategi penerapan. Antara lain pembangunan pembangkit listrik tenaga surya hingga pemanfaatan energi gas yang rendah karbon untuk mensubtitusi energi fosil yang kita gunakan selama ini,” ujarnya.
Transisi menuju energi hijau di IKN sendiri tidaak hanya untuk memberikan kontribusi pada keberlanjutan lingkungan tapi juga untuk terus memicu berbagai inovasi di bidang energi bersih dan terbarukan. Pemerintah telah menetapkan komitmen untuk memastikan proses transisi bisa berjalan inklusif dengan fokus pada penciptaan lapangan kerja dan distribusi manfaat yang merata di seluruh wilayah IKN.
Berbagai pihak digandeng untuk mendiskusikan berbagai faktor terkait penggunaan energi di IKN. Instansi tersebut antara lain Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), perusahaan operator migas, sekretaris provinsi, dan sebagainya.
Beberapa topik yang diulas antara lain peran strategis industri hulu migas dalam menunjang IKN, kebijakan dan regulasi, penelitian, inovasi, peningkatan aksesibilitas, diversifikasi sumber energi, dan sebagainya. SKK Migas ikut berperan aktif dengan mengembangkan infrastruktur dasar seperti pipanisasi gas yang disesuaikan dengan desain tata ruang dan wilayah IKN.
Vice President SKK Migas Erwin Suryadi mengatakan, energi gas di IKN sebagai energi fosil rendah karbon pastinya masih akan tetap dibutuhkan mengingat besarnya kebutuhan energi di ibukota baru nantinya. Namun begitu ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai penyeimbang.
“Proses transformasi hijau harus dilakukan untuk mengonversi emisi karbon misalnya dengan melakukan penanaman pohon yang bisa menjamin keberlanjutan lingkungan. Kami juga akan terus mengintegrasikan kemampuan para pelaku industri hulu migas termasuk pelaku usaha penunjangnya untuk menjawab berbagai tantangan transisi energi menuju green energy khususnya di IKN,” katanya.
Menggunakan agen properti untuk membantu proses pembelian rumah menjadi lebih lancar dan mudah, Lalu apa sih untungnya? nonton videonya berikut ini.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah