Grand Putra Mandiri

Grand Putra Mandiri adalah perumahan yang dibangun di kawasan Depok, tepatnya di Jl. Raden Sanim, Tanah Baru, Beji. Berada di selatan Jakarta, hunian ini dibangun dengan mengusung konsep simpel minimalis. Menyasar kalangan menengah yang membutuhkan hunian nyaman, perumahan ini menjawab kebutuhan orang yang beraktivitas di Jakarta, Depok, maupun Bogor.

Perumahan Grand Putra Mandiri bisa diakses dari arah Ragunan melalui Jl. Moh. Kahfi I dan Jl. Moh. Kahfi II, Pondok Labu, Cinere, dan Depok. Sekarang sudah ada dua jalan tol yang bisa dilalui, sehingga mempermudah akses menuju Grand Putra Mandiri. Hanya membutuhkan waktu 25 menit dari gerbang Tol Cinere – Jagorawi dan 15 menit dari gerbang Tol Depok  – Antasari. Keberadaan jalan tol ini membuat perumahan tersebut mudah diakses dari dalam Kota Jakarta maupun dari luar kota, seperti Bogor, Bandung, dan Serpong.

Bila menggunakan transportasi umum, ada beberapa angkutan kota yang melintas di sekitar perumahan. Anda juga bisa mengakses perumahan dengan kereta commuter line jurusan Bogor – Jakarta Kota. Ada dua stasiun terdekat yang bisa dipilih, yaitu Stasiun Pondok Cina (5,3 km) dan Stasiun Depok Baru (3,5 km). Selanjutnya, Anda bisa naik ojek atau angkutan kota.

Grand Putra Mandiri berada di tengah kawasan pemukiman. Dengan begitu, fasilitas umum yang berada di kawasan sekitarnya bisa dibilang cukup lengkap, termasuk fasilitas pendidikan. Beberapa sekolah negeri maupun swasta dalam berbagai jenjang, mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi berada di kawasan yang cukup mudah dijangkau. Untuk sekolah dasar dan tingkat lanjutan, tersedia SD Negeri 4 Tanah Baru, SMP Tunas Bangsa, SMP Gelora Depok, SMK Ekonomika, SMK Citra Negara, dan Sekolah Alam Matoa. Sekolah-sekolah ini berada dalam radius tiga kilometer.

Selain pendidikan formal, ada juga madrasah, pesantren, tempat kursus musik, dan bimbingan belajar. Sementara itu, untuk tingkat perguruan tinggi, Anda perlu berkendara lebih jauh ke kawasan Depok dan Lenteng Agung, untuk menemukan Universitas Indonesia, Universitas Gunadharma, Universitas Pancasila, dan Institut Ilmu Sosial Politik Jakarta.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, penghuni Grand Putra Mandiri bisa menuju beberapa pasar tradisional, toko kelontong, dan minimarket, seperti Indomaret dan Alfamart, yang tersebar di sekitar perumahan. Sementara itu, pusat perbelanjaan modern bisa didapatkan di Depok, seperti Margo City, Depok Town Square, dan ITC Depok. Selain menyediakan supermarket, Anda juga bisa nonton di bioskop ataupun cuci mata produk fashion dan gadget terbaru.

Apotek dan klinik kesehatan bisa ditemukan dengan mudah. Bila memerlukan layanan kesehatan dengan fasilitas yang lengkap, tersedia beberapa rumah sakit yang cukup mudah dijangkau. Antara lain, RS Graha Permata Ibu (2,5 km), RS Graha Medika – Admedika (2,4 km), RS Bhakti Yudha, dan RS MItra Keluarga Depok (4,9 km).

Perumahan ini memiliki satu gerbang utama sebagai akses masuk dan keluar. Untuk menambah kenyamanan, keamanan lingkungan pun dijaga selama 24 jam. Jalan masuk ke perumahan dan di dalam perumahan dibuat selebar lima meter. Saat ini masih dalam pengerjaan pelapisan menggunakan aspal. Selain jajaran unit yang rapi dilengkapi dengan saluran pembuangan, tidak banyak fasilitas lain yang ditawarkan.

Semua unit rumah dirancang tanpa garasi. Carport untuk satu kendaraan roda empat dibuat bersisian dengan halaman depan yang memang tidak diberi pagar pembatas. Hal ini memberi kesan luas pada bagian depan rumah dan kemudahan berinteraksi antar penghuni.

Grand Putra Mandiri menawarkan hunian dalam beragam tipe, termasuk tipe 72. Unit ini terdiri atas dua kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu, ruang kelurga yang menyatu dengan ruang makan, dapur, serta halaman terbuka di bagian belakang rumah yang bisa dijadikan sebagai ruang tambahan.

Pada zaman kolonial, Depok merupakan kawasan yang dipenuhi hutan dan rawa. Pada saat Deandles membangun Jl. Raya Pos dari Batavia menuju Bogor, kawasan ini menjadi semakin ramai. Tapi, tak seramai Pondok Cina yang dilewati jalan raya, sehingga banyak pedagang yang lalu lalang di kawasan itu.

Masyarakat di kawasan ini mengenal salah satu tokoh, yaitu Raden Ujud Beji, yang membuat tujuh sumur dari tujuh mata air, untuk kepentingan warga kampung Beji, yang saat itu selalu kekeringan di musim kemarau. Kawasan Beji kemudian dijadikan perkebunan dan persawahan.

Pada 1990-an ketika kebutuhan akan pemukiman meningkat, kawasan Beji menjadi salah satu wilayah di selatan Jakarta yang dilirik para pengembang perumahan, karena masih memiliki lingkungan yang asri. Kini kawasan Beji sudah semakin padat.

Selain Perumahan Grand Putra Mandiri, ada beberapa perumahan lain di kawasan Beji yang nyaman untuk jadi tempat tinggal dan dapat dipertimbangkan untuk investasi. Antara lain, Azimah Beji Residence, Beji Permai, Bungur Town House, Tugu Tanah Baru, dan The Orchid Residence.