Nanggroe Aceh Darussalam

Nanggroe Aceh Darussalam adalah satu provinsi di Indonesia dengan ibukota Banda Aceh. Dengan luas 58.375 km persegi, Aceh adalah daratan yang paling dekat dengan episentrum gempa bumi di Samudra Hindia, yang di tahun 2004 menelan korban jiwa sebanyak 170.000 orang. Berbeda dengan provinsi lain, Aceh memperoleh otonomi khusus karena alasan sejarah.

Memiliki sumber daya alam melimpah, sumber utama perekonomian Aceh berasal dari gas alam, yang cadangannya disebut terbesar di dunia, yang berpusat di area Lhokseumawe. Selain itu, masih ada beberapa industri lainnya seperti pupuk, kertas, semen (semuanya di Lhokseumawe), hingga tambang emas di area Woyla, Seunagan dan Aceh Barat, batubara di Aceh Barat serta batu gamping di Aceh Besar.

Selain sumber daya alam, daya tarik Aceh yang lain adalah pariwisatanya mulai dari Masjid Raya Baiturrahman, Museum Aceh, Taman Putroe Phang, kuburan Kerkhoff yang sempat disebut sebagai makam Belanda terluas di luar negerinya, hingga wisata alam seperti Danau Laut Tawar, Danau Aneuk Laot dan Pantai Lhok Nga.

Iklim
Memiliki letak di garis khatulistiwa, Aceh memiliki iklim tropis dengan curah hujan 1.000 hingga 2.000 mm per tahun. Musim hujan berlangsung mulai dari bulan September hingga Februari, sementara kemarau dari Maret sampai Agustus. Dengan kelembaban udara antara 60 sampai 90 persen, suhu rata-rata di Aceh adalah antara 22 hingga 33 derajat Celcius.

Kultur
Dengan jumlah penduduk 7,45 juta jiwa (sensus 2010), mayoritas penduduk Aceh adalah suku Aceh, disusul Gayo, Aneuk Jamee, Singkil, Alas, Tamiang dan masih banyak lagi. Memiliki otonomi untuk menerapkan hukum syariah Islam, mayoritas penduduk Aceh adalah Islam, disusul sebagian kecil Kristen dan agama lainnya. Selain bahasa Indonesia, bahasa yang kerap digunakan untuk percakapan sehari-hari adalah bahasa Aceh, Gayo, Aneuk Jamee, Singkil, Alas dan beberapa bahasa daerah lainnya.