RumahCom-Setelah melahirkan, hormon dalam tubuh ibu mengalami perubahan dan penyesuaian. Demikian pula dengan mental ibu saat menerima peran baru setelah kehadiran bayi kecil yang menggemaskan.
Sindrom baby blues pada ibu setelah melahirkan itu wajar terjadi, tetapi tidak boleh disepelekan. Temukan 11 fakta baby blues dan cara mengatasinya dalam artikel ini yang juga membahas:
- Baby blues adalah sindrom pasca melahirkan.
- Baby blues akan hilang 2 minggu setelah melahirkan.
- Waspada bila gejala terjadi lebih dari 2 minggu.
- Ciri-ciri baby blues.
- Penyebab baby blues.
- Dukungan pasangan, senjata paling ampuh memerangi baby blues.
- Sindrom baby blues pada ayah.
- Ayah juga membutuhkan dukungan saat depresi.
- Pemicu depresi pada ayah baru.
- Baby blues pada ibu hamil.
- Dampak baby blues pada rumah tangga.
1. Baby Blues adalah Sindrom Pasca Melahirkan
Suasana hati ibu yang mudah berubah-ubah dan terdapat kecenderungan selalu merasa sedih pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan merupakan beberapa tanda ibu sedang terkena sindrom baby blues. Menurut penelitian di berbagai belahan dunia, 50–75% perempuan mengalami sindrom pasca melahirkan ini.
2. Baby Blues akan Hilang 2 Minggu Setelah Melahirkan
Tidak perlu merasa sendiri jika Anda merasa terkena baby blues. Hal ini adalah normal dialami oleh ibu pasca persalinan. Selebriti Hollywood seperti Kate Winslet, Elle McPherson, dan Sadie Frost mengaku pernah mengalami baby blues. Sindrom ini akan hilang dengan sendirinya sekitar dua minggu pasca melahirkan.
3. Waspada Bila Gejala Terjadi Lebih dari 2 Minggu
Anda perlu mewaspadai apabila dua minggu setelah melahirkan, Anda masih mengalami mood swing atau gangguan emosi yang tak terkendali. Alasannya karena bisa saja Anda mengalami depresi pasca persalinan atau postpartum depression. Jika hal ini terjadi, tidak perlu ragu untuk meminta bantuan para ahli seperti psikolog atau psikiater agar peran Anda sebagai ibu dapat berjalan dengan baik.
4. Ciri-Ciri Baby Blues
Wanita pasca melahirkan yang terindikasi baby blues biasanya mengalami beberapa hal ini.
- Selalu merasa sedih
- Perubahan mood yang tak terkendali.
- Menangis tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.
- Mudah kelelahan.
- Mudah marah.
- Mudah gelisah.
- Sulit berkonsentrasi.
Baca Juga: Jaga Kebersihan Karpet Agar Keluarga Selalu Sehat
5. Penyebab Baby Blues
Biasanya, baby blues disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah perubahan hormon secara drastis sejak kehamilan hingga melahirkan, kurangnya dukungan pasangan dan keluarga, dan transisi peran dari single menjadi seorang ibu. Tidak hanya itu, terjadinya perubahan rutinitas dari yang sebelumnya aktif bekerja di luar rumah menjadi rutinitas mengurus bayi di rumah serta kelelahan setelah melahirkan dan saat menyusui juga bisa menyebabkan baby blues.
6. Dukungan Pasangan, Senjata Paling Ampuh Memerangi Baby Blues
Jika Anda mengalami ciri-ciri baby blues, jangan ragu untuk membicarakannya dengan pasangan. Dukungan pasangan adalah cara ampuh untuk melalui masa sulit ini. Dengan berbagi rasa dan berbagi tugas mengurus bayi dengan suami, Anda akan lebih mudah menjalani peran baru Anda sebagai seorang ibu.
Selain itu, luangkanlah waktu untuk me time sejenak karena Anda layak mendapatkannya. Anda juga bisa berolahraga ringan untuk membuat mood Anda kembali membaik saat mengalami baby blues.
Tips Rumah.com
Pastikan juga Anda memiliki waktu tidur yang cukup dan ikut tidurlah saat bayi mungil Anda tertidur. Dengan demikian, Anda memiliki banyak energi saat si kecil bangun untuk menyusui.
7. Sindrom Baby Blues Pada Ayah
Tak hanya pada ibu, ternyata sindrom baby blues juga bisa dialami oleh para ayah. Bahkan, lebih dari sekadar baby blues, menurut penelitian American Psychological Association di San Fransisco, 10% ayah baru mengalami postpartum depression dan lebih dari 18% dari jumlah tersebut mengalami beberapa gangguan kecemasan, seperti yang dilansir dari WebMD.
Dikutip dari The Baby Centre, studi lainnya menunjukkan bahwa 1 dari 10 ayah baru mengalami depresi pasca persalinan istri. Berikut ini adalah ciri-ciri yang dialami oleh para ayah tersebut.
- Ayah mudah merasa lelah
- Mudah cemas
- Mudah marah dan tak bertoleransi
- Terobsesi dengan keuangan, pekerjaan, dan cenderung bekerja tak kenal waktu
- Mulai menarik diri dari keluarga
- Kurang tidur atau malah terlalu banyak tidur
8. Ayah Juga Membutuhkan Dukungan Saat Depresi
Pada pria, biasanya kecenderungan postpartum depression terjadi 3 sampai 6 bulan setelah anak dilahirkan. Dikutip dari Kompas.com, sebuah riset yang mengamati 5.000 keluarga terkait sindrom ini, mengungkapkan bahwa dari 5.000 orang ternyata terdapat 10 persen ayah baru yang memiliki tinglat baby blues lebih tinggi daripada sindrom postpartum lain.
Namun, depresi ini bisa saja dimulai lebih awal atau lebih lambat dari periode ini. Seperti para ibu baru, para ayah juga membutuhkan dukungan, dorongan, dan tempat yang aman untuk menyampaikan kekhawatiran mereka.
9. Pemicu Depresi Pada Ayah Baru
Pemicu depresi pada ayah adalah rasa kegelisahan yang besar disertai rasa takut gagal menjadi ayah yang baik karena ayah menyadari kini tanggung jawabnya semakin besar. Rasa depresi ini juga bisa dipicu oleh latar belakang masa kecil yang kurang menyenangkan.
Hilangnya rasa kebebasan akibat peran yang baru juga bisa menjadi pemicu. Selain itu, kegelisahan berlebih mengenai keuangan seperti memikirkan cara membiayai pendidikan anak hingga dewasa, cara menghasilkan pendapatan baru, dan lainnya menambah kecemasan ayah baru yang dapat berujung pada depresi.
Depresi ini bisa saja bertahan lebih lama dari sindrom baby blues. Jika tidak segera ditangani, depresi pada ayah bisa berdampak pada perkembangan perilaku anak.
10. Baby Blues Pada Ibu Hamil
Baby blues pada ibu ternyata tidak hanya terjadi setelah persalinan. Dilansir dari American Academy of Pediatrics, sebanyak 1 dari 5 perempuan mengalami baby blues pada masa kehamilan. Jika hal ini terjadi, baby blues akan berlangsung lebih lama daripada baby blues pasca melahirkan. Inilah beberapa ciri baby blues pada ibu hamil.
- Terlalu banyak tidur atau justru sulit tidur.
- Emosi yang tidak stabil.
- Merasa tidak bahagia dan sering menangis.
- Terlalu cuek dan cenderung kehilangan keinginan memperhatikan diri sendiri.
- Sulit berkonsenrasi, mudah lupa, dan sulit mengambil keputusan.
- Menarik diri dari pergaulan dan keluarga.
- Kehilangan hasrat seksual.
- Merasa gagal dan tidak mampu.
- Terlalu banyak menuntut.
- Perubahan suasana hati yang ekstrem.
11. Dampak Baby Blues pada Rumah Tangga
Anda dan pasangan mungkin ingin menjadi orang tua yang sempurna dengan melakukan semua hal sendiri dan memberikan segala yang terbaik kepada anak. Namun, setelah anak lahir, Anda mungkin membutuhkan bantuan pengasuh anak atau bantuan orang tua.
Jika ingin meminta bantuan orang tua, Anda perlu mengetahui persiapan mereka dalam membantu mengasuh dan memantau anak saat Anda kembali bekerja. Selain dukungan suami, dukungan dan kasih sayang orang tua biasanya membantu Anda terhindar dari sindrom baby blues. Jika tidak mendapatkan perhatian khusus, sindrom baby blues bisa memicu depresi yang mengakibatkan rusaknya hubungan rumah tangga dan berkurangnya kebahagiaan anak.
Jangan asal beli rumah, penting bagi Anda untuk mengetahui riwayat si pengembang. Agar tidak terjebak, simak videonya berikut ini
Jika Anda dan pasangan tinggal di rumah sendiri, merupakan pasangan bekerja, dan tidak memungkinkan untuk menitipkan anak kepada orang tua, pertimbangkanlah langkah-langkah yang harus diambil untuk kesejahteraan Anda, pasangan, dan anak. Tidak perlu merasa bersalah jika Anda tidak bisa melakukan beberapa hal sendiri dan membutuhkan bantuan pihak lain dalam mengasuh anak.
Temukan lebih banyak lagi panduan dan tips membeli rumah dalam Panduan dan Referensi.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah.
Pencarian Agen
Hubungi Agen Profesional yang Akan Membantu Kebutuhan Anda