Apa itu Capital Gain?

Tim Editorial Rumah.com
Apa itu Capital Gain?
RumahCom – Apa itu capital gain? Keuntungan modal atau capital gain menurut Wikipedia adalah suatu keuntungan atau laba yang diperoleh dari investasi dalam surat berharga atau efek. Seperti saham, obligasi atau dalam bidang properti, dimana nilainya melebihi harga pembelian.
Selisih antara harga jual dan harga pembelian yang lebih rendah, menghasilkan keuntungan finansial bagi investor tersebut.
Simulasikan cicilan KPR Anda perbulannya lewat kalkulator KPR persembahan Rumah.com!
Kebalikannya, kerugian modal terjadi jika surat berharga atau properti tersebut dijual dengan harga lebih rendah dari harga pembelianya (capital loss).
Dalam bidang properti, capital gain terjadi ketika investor membeli suatu properti baik itu tanah, rumah, atau apartemen, dan kemudian menahannya terlebih dahulu atau tidak menjualnya. Untuk mendatangkan cash flow per bulan, maka properti tersebut disewakan atau dikontrakan.
Sehingga dalam arti mudah, capital gain adalah keuntungan yang didapat dari naiknya harga properti, dibandingkan dengan harga saat properti tersebut dibeli.
Klik Review Properti (www.rumah.com/review) yang menyajikan ulasan properti lebih mendalam dan terlengkap dari para ahli.
Sebagai contoh, di tahun 2015 Pak Budi membeli sebuah rumah dengan harga Rp1 miliar. Lalu di tahun depan, rumah tersebut ia jual kembali dengan harga Rp2 miliar.
Maka capital gain dari rumah tersebut adalah Rp1 miliar, atau setara dengan persentase peningkatan sebesar 100% hanya dalam kurun waktu satu tahun.
Sebagai pedoman investasi, potensi kenaikan harga sebuah rumah antara 10% – 20% per tahun. Namun, di lokasi-lokasi perumahan yang masih taraf pengembangan dan memiliki prospek baik, kenaikannya bisa di atas 25%.
Mau KPR rumah dan bingung menentukan pilihan suku bunga KPR? Ketahui plus minusnya!
Cara Perhitungan Capital Gain
Seorang investor yang baik tidak akan mudah tergoda untuk menjual properti ketika harganya naik 20% – 30% setelah dua tahun berinvestasi. Mengapa demikian? Karena tujuan investasi adalah pelipatgandaan aset jangka panjang.
Jika properti tersebut ditahan, maka akumulasi capital gain yang akan didapat lebih besar. Umumnya, properti yang ditahan dalam jangka waktu minimal lima tahun akan memberikan capital gain yang jauh lebih besar, ketimbang melepas properti itu dalam jangka pendek.
Informasi penting seputar lokasi hunian di kota-kota besar di Indonesia bisa disimak dalam Area Insider Rumah.com!
Contoh lain, Bu Ani membeli apartemen seharga Rp330 juta di tahun 2010. Pada saat handover di tahun 2012, harganya naik menjadi Rp400 juta.
Karean tak ditempati, maka unit apartemen tersebut disewa dengan harga Rp3 juta per bulan (Rp36 juta per tahun) dan dibayar sekaligus di muka. Sehingga selama dua tahun, dia telah mendapatkan uang sewa Rp72 juta. Pada tahun 2013 ada orang yang menawar apartemen tersebut dengan harga Rp480 juta.
Sampai 2013, Bu Ani telah menghasilkan uang Rp222 juta yang diperoleh dari capital gain Rp150 juta (Rp480 juta – Rp330 juta) ditambah uang sewa selama dua tahun sebesar Rp72 juta.
Melihat kondisi seperti ini, maka sebaiknya Bu Ani menahan properti tersebut hingga 2018. Sebab di saat itu, ia bisa menjual propertinya dengan harga tertinggi dengan capital gain Rp470 juta (Rp800 juta – Rp330 juta).
Lihat tabel berikut ini (angka dalam juta rupiah):
Pengeluaran
330
0
0
0
0
0
0
0
0
Penerimaan Sewa
0
36
36
40
40
44
44
49
49
Harga Properti
0
330
400
480
530
590
650
720
800
Mau tahu apa saja dokumen yang harus diurus dalam proses pembelian properti? Simak lebih lengkapnya di Panduan Rumah.com.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya Rumah
Fathia Azkia
Penulis adalah Editor di Rumah.com. Punya pertanyaan seputar beli rumah dan KPR? Klik Tanya Properti Rumah.com!
Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.