RumahCom – Tak terasa sudah setahun lebih pelajar belajar dari rumah. Sudah sejak tahun lalu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 15/020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.
Dari keterangan resmi Kemendikbud, tujuan dari pelaksanaan Belajar dari Rumah (BDR) adalah memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua.
Kegiatan Belajar dari Rumah dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum serta difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi Covid-19. Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik.
- Belajar dari Rumah
A. Kebijakan Belajar dari Rumah
B. Skema dan Proses Belajar Mengajar
C. Kesiapan Murid dan Guru - Plus Minus Belajar dari Rumah
- Kendala Belajar dari Rumah dan Solusinya
- Tips Belajar dari Rumah Agar Tetap Efektif
1. Siapkan Perangkat Memadai
2. Pastikan Koneksi Internet Stabil
3. Tetapkan Aturan Belajar dari Rumah
4. Ciptakan Suasana Kondusif - Aplikasi yang Membantu Belajar di Rumah Tetap Menyenangkan
1. Belajar dari Rumah
Program Belajar dari Rumah merupakan alternatif pembelajaran di tengah pandemi Covid-19 yang bersifat tidak wajib. Kendati demikian, siswa dan guru mengapresiasi ditayangkannya program-program peningkatan kemampuan literasi, numerasi, penumbuhan karakter, dan wawasan kebudayaan yang disiarkan melalui TVRI.
Survei daring Kemendikbud mengungkap bahwa sebanyak 79 persen siswa mengatakan program Belajar dari Rumah Kemendikbud yang ditayangkan di TVRI merupakan tayangan yang paling sering ditonton selama masa pandemi, baik di wilayah 3T maupun non-3T.
Dalam survei terpisah yang dilakukan Pusat Penguatan Karakter Kemendikbud pada 20 April-24 Mei 2020, 6.061 responden siswa memberikan nilai 8,4 dari 10 untuk manfaat yang diberikan program Belajar dari Rumah. Sementara itu, sebanyak 2.391 responden guru memberikan nilai 8,1 dari 10.
Para guru menganggap bahwa program ini membantu dalam melaksanakan pembelajaran dari rumah. Hal ini juga diperkuat dengan sejumlah kepala Dinas Pendidikan yang menganjurkan guru menggunakan tayangan Belajar dari Rumah untuk pembelajaran. Pemerintah lantas akan merespon tantangan dalam kegiatan belajar mengajar di masa pandemi dengan cara memberikan layanan kepada pemangku kepentingan melalui berbagai program, kemitraan, dan kanal.
A. Kebijakan Belajar dari Rumah
Untuk media pembelajaran jarak jauh daring, Kemendikbud merekomendasikan 23 halaman yang bisa digunakan peserta didik sebagai sumber belajar. Kemudian, untuk metode pembelajaran jarak jauh secara luring, warga satuan pendidikan khususnya peserta didik dapat memanfaatkan berbagai layanan yang disediakan oleh Kemendikbud antara lain program belajar dari rumah melalui TVRI, radio, modul belajar mandiri dan lembar kerja, bahan ajar cetak serta alat peraga dan media belajar dari benda dan lingkungan sekitar.
Diharapkan ketika tahun ajaran baru sebagian besar sekolah menggunakan PJJ ini akan diperkuat. Kedepannya Kemendikbud akan mendukung melalui Rumah Belajar, TV Edukasi, kerja sama dengan TVRI akan diperpanjang, kemudian penyediaan kuota murah oleh para penyedia telekomunikasi.
B. Skema dan Proses Belajar Mengajar
Pemerintah menyampaikan perlu adanya sosialisasi lebih masif lagi mengenai tidak adanya tuntutan menuntaskan kurikulum selama pembelajaran di masa pandemi Covid-19-19. Serta asesmen capaian belajar peserta didik yang tidak harus berbentuk nilai atau skor kuantitatif.
Selain itu, adopsi teknologi untuk mendorong penerapan sistem pembelajaran dengan belajar dari rumah yang diterapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bagi seluruh siswa di Indonesia. Hal ini seiring dengan hasil survei yang dilaksanakan Kemendikbud kepada orang tua dan siswa di seluruh Indonesia. Dari hasil survei yang diselenggarakan pada 18 Mei-2 Juni 2020 tersebut, sebanyak 96,6 persen siswa belajar sepenuhnya dari rumah, baik di wilayah 3T maupun non-3T.
Aktivitas dan penugasan BDR dapat bervariasi antar daerah, satuan pendidikan dan peserta didik sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas BDR. Jadi tentunya akan jauh berbeda dengan penilaian siswa saat offline. Hasil belajar peserta didik selama BDR diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor atau nilai kuantitatif, serta mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan orang tua.
Tips Rumah.com
Kegiatan belajar dari rumah dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum serta difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi Covid-19.
C. Kesiapan Murid dan Guru
Belajar dari rumah tentu tidak mudah. Tantangan pertama adalah selama ini kentalnya pembelajaran yang berpusat kepada guru. Ada sebuah harapan semakin banyaknya siswa yang mulai belajar dari sumber-sumber belajar lain, seperti dari TVRI, atau dari buku, maupun sumber-sumber belajar lain.
Kedua adalah adopsi teknologi yang semakin dipercepat. Survei Kemendikbud mengatakan semakin banyak guru dan siswa yang mulai menggunakan teknologi dalam melakukan pembelajaran. Percepatan ini dinilai cukup menggembirakan karena sudah sejak lama Kemendikbud mendorong adopsi teknologi dalam pembelajaran. Dengan adanya pandemi ini, terjadi adopsi teknologi yang signifikan, mulai dari teknologi yang sederhana hingga kompleks.
Namun diyakini pembelajaran dari rumah oleh guru dan siswa secara interaktif yang saat ini masih terbatas, sangat dimungkinkan dengan tingginya tingkat penggunaan media sosial sebagai sarana interaksi antara guru dan siswa. Hal ini juga didukung dengan sudah banyaknya siswa yang menggunakan aplikasi pengelolaan pembelajaran khususnya untuk jenjang SMA dan SMK. Personalisasi belajar memungkinkan pengalaman belajar yang adaptif, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing anak.
2. Plus Minus Belajar dari Rumah
Ketika pemerintah pusat membuat kebijakan untuk belajar dari rumah bagi peserta didik, maka para guru langsung mengambil langkah dan strategi pembelajaran yang harus dilakukan secara daring. Di lain sisi, belajar dari rumah ternyata memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Berikut paparannya seperti dilansir dari laman Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (P3GTK).
Kekurangan
|
Kelebihan
|
Rindu dna kurang efektif karena tidak bisa tatap muka langsung
|
Pemebelajaran bisa dilakukan dari manapun google meet dan zoom dan kapan pun
|
Namun, tak bisa dipungkiri tak sedikit orang tua yang tak bisa mendampingi anak ketika proses kegiatan belajar mengajar. Di saat kegiatan belajar itu para orang tua ada yang bekerja, atau mengurus urusan personal mereka lainnya.
|
Peran orang tua menjadi lebih penting di masa pandemi ini. Terutama untuk siswa Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) yang masih belum bisa mandiri sepenuhnya.
|
Buruknya sinyal televisi atau radio yang menayangkan acara pendidikan.
|
Masih Bisa direkam dan ditonton ulang.
|
Berbeda dengan belajar di kelas, saat belajar di rumah, Anda sebagai orangtua bisa menentukan situasi belajar yang nyaman dan cocok untuk anak dan diri sendiri. Sama halnya membeli rumah, Anda mesti bisa menentukan pilihan rumah yang benar-benar sesuai kebutuhan dan kemampuan. Mau punya rumah yang sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial? Cek pilihan rumahnya di kawasan Bekasi dengan harga di bawah Rp700 jutaan di sini!
3. Kendala Belajar dari Rumah dan Solusinya
Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat kegiatan belajar mengajar dilangsungkan secara jarak jauh atau sekolah daring untuk memutus rantai penyebaran virus. Namun, tak dipungkiri dilakukannya sekolah daring menimbulkan beragam kendala untuk para siswa, guru, bahkan orang tua sekalipun.
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Jawa Timur bahkan menyebutkan guru kesulitan mengelola pembelajaran jarak jauh dan cenderung fokus pada penuntasan kurikulum. Selain itu, kendala lainnya yang bisa dialami guru, siswa, sekaligus orang tua adalah akses ke sumber belajar, baik masalah jangkauan internet ataupun listrik, dan juga kendala dana untuk akses tersebut.
-
Guru
Waktu pembelajaran berkurang, sehingga guru tidak mungkin memenuhi beban jam mengajar. Hingga guru kesulitan komunikasi dengan orang tua sebagai mitra di rumah.
-
Orangtua
Di sisi lain para orangtua juga tidak semua mampu mendampingi anak belajar di rumah karena ada tanggung jawab lainnya, seperti kerja, urusan rumah, dan lain sebagainya. Orangtua juga menjadi kesulitan dalam memahami pelajaran dan memotivasi anak saat mendampingi belajar di rumah.
-
Para Siswa
Ada dua kendala utama yang dirasakan siswa dalam sekolah daring. Pertama siswa kesulitan konsentrasi belajar dari rumah dan mengeluh beratnya penugasan soal maupun PR yang disampaikan ke siswa. Kedua meningkatnya rasa stres dan jenuh akibat isolasi berkelanjutan, berpotensi menimbulkan rasa cemas dan depresi bagi anak.
Untuk beragam kendala ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menyiapkan beberapa solusinya. Yaitu Program Guru Berbagi, Seri Bimtek Daring, Seri Webinar, penyediaan kuota gratis, relaksasi BOS dan BOP, serta ruang guru PAUD dan Sahabat Keluarga. Para guru pun diminta untuk merekam materi kegiatan belajar tersebut dan membagikannya ke peserta didik atau ke wali siswa, salah satunya melalui WhatsApp sehingga proses belajar tetap berlangsung.
4. Tips Belajar dari Rumah Agar Tetap Efektif
Meskipun belajar dari rumah membawa banyak manfaat positif yang menjadikannya pilihan yang disukai bagi jutaan siswa, namun di sisi lain pembelajaran tersebut bukannya tanpa tantangan terutama bagi siswa yang lebih terbiasa dengan sekolah tatap muka. Sebagai orangtua, Anda juga harus menunjukkan kalau Anda terlibat secara aktif selama kelas daring supaya bisa membantu anak menyerap lebih banyak informasi.
Oleh karenanya, sangat penting untuk mengatur waktu dan perhatian Anda selaku orangtua agar tetap fokus. Penting saatnya bagi Anda untuk membuat jadwal yang memungkinkan anak memenuhi semua tantangan tersebut. Berikut ini tips agar belajar dari rumah lebih efektif dan menyenangkan.
1. Siapkan Perangkat Memadai
Siapkan perangkat yang anak sering gunakan selama periode belajar dari rumah. Pastikan juga suplai dayanya maksimal sehingga tidak terputus saat proses belajar daring berlangsung. Cek secara berkala supaya tidak ada anomali dalam penggunaanya. Jangan lupa siapkan aplikasi pendukung untuk belajar daring.
2. Pastikan Koneksi Internet Stabil
Selalu pastikan ketersediaan kuota internet. Jangan sampai Anda baru mengetahuinya saat koneksi terputus. Kalau kuota sudah baik, tinggal pastikan posisi duduk yang menangkap sinyal internet lebih baik.
Sebagai persiapan kalau bisa miliki kuota lebih dari dua kartu sim card. Jadi ketika koneksi salah satu provider lemah, Anda bisa langsung menggantinya ke provider lain. Anda juga bisa mencari promo WiFi yang pastinya lebih kencang digunakan dibandingkan dengan kuota di handphone Anda.
3. Tetapkan Aturan Belajar dari Rumah
Anda harus meluangkan waktu untuk membiasakan diri dan memperhatikan tugas anak dengan baik dan terjadwal. Baik itu melalui Zoom, Anda harus memprioritaskan komunikasi untuk menghindari kebingungan.
Sama pentingnya bagi anak untuk berkomunikasi dengan teman sekelas, penting juga bagi Anda untuk berkomunikasi dengan guru. Kalau Anda memiliki pertanyaan tentang tugas atau hanya ingin memberi tahu kesulitan yang dialami anak.
4. Ciptakan Suasana Kondusif
Ketika belajar dari rumah, penting adanya ruangan dan situasi yang kondusif. Anak perlu ketenangan untuk bisa mendengarkan materi yang disampaikan guru dengan baik. Juga Anda harus menjauhkan diri dari hal-hal yang mungkin mengganggu fokus anak selama waktu belajar dari rumah berlangsung. Jadi mungkin penting bagi anak memiliki ruang sendiri atau menutup pintu supaya tidak terganggu dengan hal-hal di luar belajar daring.
5. Aplikasi yang Membantu Belajar di Rumah Tetap Menyenangkan
Platform belajar dari rumah berbasis teknologi di Indonesia telah berkomitmen untuk membantu para pelajar, khususnya yang tinggal di daerah terdampak wabah Corona. Untuk melanjutkan proses belajar dari rumah serta membantu siswa melanjutkan pendidikannya, berikut platform e-learning yang dapat diakses oleh publik.
-
Zenius Education
Portal ini memungkinkan siswa mengakses 80.000 video pembelajarannya secara gratis. Video tersebut berisi materi pembelajaran untuk siswa SD hingga SMA. Selain dapat diakses secara gratis, sebagian besar video tersebut membutuhkan kuota internet minimum. Zenius Education juga telah membuka akses ke ratusan ribu latihan. Guru dapat membagikan video dan latihan dengan siswa dan orang tua mereka melalui berbagai platform, termasuk WhatsApp.
-
Rumah Belajar
Kemendikbud telah mengembangkan layanan pembelajaran jarak jauh yang tersedia di situs web dan aplikasinya di Google Play. Dijuluki Rumah Belajar, dapat diakses oleh guru dan siswa dari PAUD hingga sekolah menengah atas dan sekolah kejuruan.
Platform tersebut menyediakan fitur-fitur utama seperti Sumber Belajar dengan materi pembelajaran berupa gambar, video, animasi, simulasi dan permainan; Kelas Digital (Kelas Digital) untuk memfasilitasi kelas virtual antara guru dan siswa; Laboratorium Maya (Laboratorium Virtual) yang berisi kegiatan praktikum simulasi interaktif; dan Bank Soal (Bank Soal) yang menyediakan koleksi soal-soal latihan untuk siswa.
-
G-Suite
Platform besutan Google ini membantu siswa dan guru yang ingin mengadakan kelas jarak jauh di area dengan akses internet terbatas. Sekolah dapat menggunakan Hangouts Meet, platform konferensi video yang tersedia untuk pengguna G Suite, dan Google Classroom, layanan web untuk memfasilitasi pengajar dalam membuat, menilai, dan mendistribusikan tugas.
-
Microsoft Teams
Microsoft Teams telah mengeluarkan Office 365 untuk pendidikan, yang meliputi perangkat lunak pengolah kata Microsoft Word, perangkat lunak spreadsheet Excel, program presentasi PowerPoint, program pengumpulan informasi OneNote dan platform komunikasi Teams. Office 365 akan memfasilitasi kegiatan pembelajaran virtual melalui konferensi video. Guru dapat mengirimkan bahan ajar dalam bentuk teks atau video melalui Microsoft Teams kepada siswanya.
Selain fasilitas pendidikan, akses transportasi umum menjadi pilihan membeli rumah. Simak dampak akses transportasi terhadap harga rumah video di bawah ini!
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Tanya Rumah.com
Jelajahi Tanya Rumah.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami

Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.