RumahCom – Membeli rumah membutuhkan waktu, riset, dan uang. Meski demikian beberapa dari Anda mungkin ingin memiliki rumah lebih cepat, mengingat harga rumah yang mudah naik dan tingkat suku bunga tahunan yang fluktuatif tiap tahunnya. Namun sebelum Anda memulai proses aplikasi KPR, sebaiknya gunakan perhitungan kalkulator KPR untuk mengetahui berapa banyak pendapatan yang harus Anda sisihkan agar bisa membeli rumah. Termasuk Anda yang berpendapatan menengah dan ingin beli rumah 5 juta.
Membeli rumah dengan KPR seringkali merupakan investasi pribadi paling berat yang dilakukan kebanyakan orang. Berapa banyak Anda mampu untuk meminjam tergantung pada berbagai faktor. Anda perlu mengevaluasi tidak hanya keuangan semata tetapi juga preferensi dan prioritas. Mengutip dari Seattle Times, banyak pemberi pinjaman menyarankan untuk tidak menghabiskan lebih dari 28 persen dari pendapatan Anda untuk cicilan KPR.
Sebagian besar debitur KPR mampu membiayai cicilan rumah yang harganya antara dua sampai dua setengah kali pendapatan kotor tahunan mereka. Jadi seandainya Anda bergaji Rp5 juta, setiap tahunnya akan menghasilkan Rp60 juta. Anda pun dapat membayar KPR yang senilai Rp120 juta hingga Rp150 juta. Akan tetapi perhitungan ini hanya sebagai pedoman umum.
Pada akhirnya, ketika memutuskan membeli rumah, Anda perlu mempertimbangkan beberapa faktor tambahan. Pertama, ada baiknya untuk mempertimbangkan alokasi jumlah yang menurut pemberi pinjaman Anda mampu. Kedua, Anda perlu melakukan introspeksi pribadi dan mencari tahu jenis rumah apa yang ingin Anda huni. Termasuk jenis pengeluaran atau konsumsi lainnya yang siap Anda tinggalkan atau setidaknya untuk bisa memiliki rumah tersebut. Berikut tipsnya agar bisa beli rumah gaji 5 juta.
- Cara Beli Rumah Gaji 5 Juta
- Niat dan Komitmen yang Kuat
- Hitung Kemampuan Menyicil Anda
- Cari Skema Pembelian Rumah
- Lakukan Pelunasan Hutang
- Alokasikan 30% Untuk Cicilan DP
- Lakukan Penghematan
- Buat Target yang Jelas
- Berapa Tahun Bisa Beli Rumah?
- Simulasi Beli Rumah Gaji Rp5 Juta
1. Cara Beli Rumah Gaji 5 Juta

Hampir semua orang memiliki keinginan untuk memiliki rumah pribadi sebagai aset sekaligus tempat tinggal. Tapi masalahnya adalah harga rumah yang selalu naik membuat sebagian dari Anda kesulitan untuk membeli rumah. Bahkan untuk mengajukan kredit kepemilikan rumah pun banyak yang terganjal dengan tingginya uang muka dan cicilan.
Namun, kalau tahu cara mengatur keuangan, dengan gaji kisaran Rp5 juta pun Anda bisa memiliki rumah. Seperti yang dikutip dari laman Bank Mandiri, dengan keterbatasan keuangan, pilihan hunian yang akan dibeli pun juga harus realistis. Jangan memaksakan untuk selalu ingin tinggal di klaster yang cicilannya lebih dari pendapatan Anda sebulan. Selain itu, Anda perlu mempersiapkan uang muka. Peraturan Bank Indonesia terbaru menetapkan uang muka 15% untuk rumah tapak pertama, 20% untuk rumah tapak kedua, dan seterusnya.
Kabar baiknya lagi, BP Tapera juga sudah mengupayakan agar kalangan milenial dengan penghasilan Rp5 juta per bulan bisa menyisihkan 3 persen atau Rp150.000 dari gaji untuk iuran Tapera. Sehingga dalam kurun waktu satu tahun total iuran yang disetorkan sudah memenuhi fasilitas pinjaman. Artinya bisa mendapat fasilitas pinjaman untuk memiliki rumah pertama dengan suku bunga yang lebih terjangkau. Lalu, apalagi upaya yang bisa dilakukan supaya dengan gaji Rp5 juta Anda tetap bisa memiliki rumah? Simak tipsnya di bawah ini.
1. Niat dan Komitmen yang Kuat
Membeli rumah dengan cara kredit membutuhkan komitmen untuk jangka waktu yang lama. Butuh tekad dan niat yang kuat. Serta tentunya kesiapan yang sangat matang secara finansial jika Anda memang memutuskan untuk mengkredit. Jadi jangan sampai gegabah dan hanya terdorong hawa nafsu karena khawatir karena orang-orang dengan penghasilan sama seperti Anda atau bahkan yang seumuran dengan Anda sudah berhasil membeli rumah pertama.
Setelah membulatkan tekad, Tentukan tujuan Anda untuk membeli rumah. Apakah untuk menjadikannya sebagai tempat tinggal atau investasi. Jika untuk tempat tinggal, maka tempati rumah yang Anda beli. Rumah kosong yang tidak berpenghuni justru rawan rusak karena tingkat kelembabannya tinggi. Namun jika Anda berniat mencicilnya untuk investasi, tentukan pula apa yang akan dilakukan ke depan, apakah akan menyewakannya atau menjualnya di kemudian hari demi mendapat capital gain dari harga rumah saat ini.
2. Hitung Kemampuan Menyicil Anda
Karena memerlukan finansial yang kuat, apabila saat ini Anda belum memiliki jumlah pendanaan yang dibutuhkan, sebaiknya buatlah target dalam beberapa tahun ke depan dana yang diperlukan untuk membeli rumah.
Jika kendala dana tunai menjadi masalah dalam pembelian rumah, solusi pembelian kredit bisa jadi pilihan. Cara ini pun seringkali terhambat dengan urusan uang muka. Demi mewujudkan impian, dibutuhkan kedisiplinan dan komitmen untuk membuat anggaran dan benar-benar menjalankannya. Misal, anggaran untuk tabungan, belanja, bayar tagihan rutin, dan lain-lain harus sesuai dengan perhitungan yang sudah ditetapkan. Dengan cara ini, dalam jangka waktu tertentu dana uang muka dan biaya proses cicilan rumah yang dibutuhkan bisa terkumpul.
3. Cari Skema Pembelian Rumah
Beli rumah gaji 5 juta sebenarnya Anda memiliki opsi yang lebih luas. Anda bisa memilih skema KPR subsidi maupun komersial. Mengingat rentang harga jual rumah subsidi masih banyak yang harganya di bawah Rp200 juta per unit, dengan gaji sebesar Rp5 juta Anda juga bisa mendapat cicilan kredit di bawah 35 persen penghasilan (gaji) bulanan. Anda juga bisa memilih skema KPR Komersial bisa dengan gaji Rp5 juta. Ini kalau Anda ingin ingin memiliki hunian dengan kualitas yang lebih baik ketimbang subsidi.
- KPR Subsidi
Melansir BTN, program KPR ini untuk pemilikan rumah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia yang ditujukan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan suku bunga rendah dan cicilan ringan untuk pembelian rumah sejahtera tapak dan rumah sejahtera susun. Uang muka ringan mulai dari 1 persen.
Selain itu, status rumah subsidi adalah rumah siap huni, Anda pun bisa langsung menempati rumah tersebut. Dalam peraturan PUPR Nomor 242/KPTS/M/2020, luas bangunan rumah subsidi berada di antara 21 meter persegi hingga 36 meter persegi, dengan luas tanah antara 60-200 meter persegi. Kelebihannya adalah suku bunga 5% tetap, Jangka waktu hingga 20 tahun, subsidi bantuan uang muka sebesar Rp4juta rupiah (khusus rumah tapak), Bebas premi asuransi dan PPN.
- KPR Komersial
Opsi ini dapat dipertimbangkan kalau Anda ingin ingin memiliki hunian dengan kualitas yang lebih baik ketimbang subsidi. Walaupun sama-sama dibangun oleh developer, rumah komersial bisa memiliki luas yang lebih besar ketimbang rumah subsidi, material yang lebih bagus, dan bisa dibeli dengan cara inden.
Tapi tentunya harga rumah komersil juga lebih mahal dibandingkan dengan rumah subsidi. Ini tentunya juga berpengaruh kepada jumlah uang muka yang Anda bayarkan. Anggap saja, kalau Anda membeli rumah komersial harga Rp300 juta, Anda hendak mengkreditnya dengan uang muka atau DP 20 persen, yani sebesar Rp60 juta. Di sisi lain, besarnya uang muka atau DP tentu bisa mengurangi jumlah pokok utang dari rumah komersial yang ingin dibeli yang akhirnya bisa meringankan cicilan per bulan.
Dengan memanfaatkan KPR, beli rumah bisa menjadi lebih mudah dan cepat. Inilah daftar properti di Indonesia dengan KPR di wilayah Bogor, Jawa Barat.
4. Lakukan Pelunasan Hutang
Kalau Anda memiliki hutang dan bisa segera melunasi hutang tersebut, beban keuangan Anda akan berkurang ringan. Ketika tidak lagi memiliki beban utang, proses menabung akan jauh lebih mudah dan menyenangkan. Anda bisa fokus pada kegiatan menabung ketika tidak ada beban cicilan/utang. Sebab hutang juga akan menjadi beban pikiran yang mungkin saja akan membuat Anda menjadi tertekan.
5. Alokasikan 30% Untuk Cicilan DP
Saat ini Anda sudah semakin dimudahkan dalam meghitung dan memperkiraan biaya cicilan rumah. Anda bisa memanfaatkan beberapa fasilitas kalkulator simulasi KPR yang disediakan oleh beberapa situs bank penyedia KPR maupun Rumah.com. Dengan pendapatan Rp 5 juta, kamu bisa menyisihkan sekitar Rp1,5 jutaan, yang merupakan 30 persen dari pendapatan per bulan. Dari kalkulator KPR, mungkin bisa diperkirakan harga rumah yang bisa didapatkan dengan nilai cicilan sejumlah itu selama 20 tahun adalah sekitar Rp200 jutaan dengan asumsi uang muka Rp40 jutaan.
Tips Rumah.com
Anda bisa memanfaatkan beberapa fasilitas kalkulator simulasi KPR yang disediakan oleh beberapa situs bank penyedia KPR maupun Rumah.com. Untuk mewujudkan beli rumah gaji 5 juta, Anda bisa menyisihkan sekitar Rp 1,5 jutaan per bulan yang merupakan 30 persen dari pendapatan per bulan.
6. Lakukan Penghematan
Gaya hidup kekinian mengedepankan acara ngumpul, nongkrong di kafe, juga beli barang-barang branded. Oops! tanpa disadari, gaya hidup ini jadi penyebab kantung pendapatan Anda jebol. Sayang bukan apabila pengeluaran menguap dengan cepat tanpa menghasilkan apapun. Akan lebih baik apabila dapat dialokasikan untuk membeli rumah.
Pengeluaran dari gaya hidup bisa menjadi pos yang bisa dikurangi untuk bisa menambah pundi-pundi tabungan. Caranya tadi dengan mengurangi jatah nongkrong, selalu update beli gadget, juga baju-baju Asalkan disiplin dan benar-benar niat untuk menyisihkan uang sebagai persiapan proses beli rumah, impian untuk punya rumah bisa segera terwujud.
7. Buat Target yang Jelas
Tentukan dan milikilah tujuan yang jelas dalam menabung. Misalnya, menabung dengan tujuan untuk mengumpulkan uang DP rumah, nabung untuk beli tanah dan lain sebagainya. Dengan tujuan menabung yang jelas, maka akan membantu Anda untuk tetap fokus dan selalu berupaya dengan sungguh-sungguh ke arah tersebut.
Kegiatan menabung yang Anda lakukan akan menjadi lebih mudah dan menyenangkan jika dilakukan secara tersistem. Terapkan sejumlah aturan dalam pengelolaan keuangan dengan memiliki sejumlah target secara berkala. Misalnya, target mingguan, target harian, dan yang lainnya.Tidak perlu menetapkan sejumlah target yang terlalu besar, yang justru akan membuat Anda malas untuk menjalankannya.
Setelah tujuan, besaran atau jumlah tabungan adalah salah satu hal lainnya yang harus Anda miliki dengan jelas sejak awal. Lakukan perhitungan keuangan dengan baik, termasuk menentukan rasio tabungan yang bisa dilakukan di dalam pendapatan tetap bulanan yang Anda terima. Miliki jumlah yang tepat dan segera sisihkan sejumlah uang sesuai dengan jumlah tersebut di awal pas gajian.
2. Berapa Tahun Bisa Beli Rumah?

Berapa tahun bisa beli rumah? Setidaknya butuh waktu selama dua tahun hingga tiga tahun untuk menabung uang muka dan bergantung kepada harga rumah yang Anda beli. Dengan gaji Rp5 juta bukan alasan untuk tak bisa membeli rumah. Dengan gaji Rp 5 juta pun Anda bisa membeli rumah dengan jangka waktu 3 tahun untuk rumah seharga Rp150 juta.
Beli rumah gaji 5 juta maka kiatnya adalah Anda harus mengalokasikan untuk menabung Rp1,5 juta setiap bulannya. Uang tersebut nantinya bisa digunakan untuk uang muka atau down payment (DP). Selanjutnya memilih skema KPR dengan cicilan ringan. Meski demikian sesuai perkembangan saat ini, setidaknya rata-rata pembeli rumah butuh waktu lebih dari enam tahun untuk menabung untuk uang muka.
Sewa yang tinggi dan harga rumah yang tinggi telah menekan keterjangkauan dan memperpanjang jumlah waktu yang dibutuhkan sebagian besar pembeli potensial untuk berpikir tentang pembiayaan rumah. Rata-rata bagi yang membeli rumah dengan harga rata-rata, akan memakan waktu sekitar 6,5 tahun untuk menghemat uang muka KPR 20 persen. Di beberapa wilayah justru dibutuhkan lebih dari dua atau tiga dekade untuk menghemat uang sebanyak itu.
3. Simulasi Beli Rumah Gaji Rp5 Juta

Sebagai sebuah contoh kasus, Anda adalah salah seorang karyawan di sebuah perusahaan dengan penghasilan Rp5 juta per bulan. Anda pun merencanakan beli rumah gaji 5 juta melalui KPR. Untuk itu, Anda selalu menyisihkan sebagian penghasilan. Setiap bulan Anda menabung sebanyak Rp2,5 juta selama dua tahun.
Pada akhir tahun kedua, jumlah tabungan sudah mencapai Rp60 juta. Maka dengan dana itu, Anda memperkirakan mendapatkan rumah seharga Rp150 juta. Rumah dengan harga kisaran itu tentu tidak berlokasi di pusat kota. Jadilah Anda mengajukan KPR melalui bank dengan lama cicilan 15 tahun.
Dari Rp60 juta tersebut, Anda mengalokasikan Rp45 juta untuk uang muka KPR. Sementara Rp15 juta sisanya akan dialokasikan untuk biaya lain-lain karena perlu dana ekstra selain uang muka untuk mengurus KPR. Beberapa biaya tambahan yang perlu dikeluarkan meliputi: biaya administrasi, booking fee (tanda jadi), appraisal, asuransi, provisi, dan notaris. Setelah membayar uang muka dan biaya lainnya, Anda masih memiliki utang pokok sebesar:
Harga rumah – Uang Muka = Rp150.000.000 – Rp45.000.000 = Rp105.000.000
Dari sini jelas bahwa terhitung utang pokok yang menjadi plafon kredit Anda masih sejumlah Rp105 juta. Selanjutnya pada dua tahun pertama, bank menetapkan sistem bunga flat untuk cicilan KPR Anda. Bunga flat berarti bunga tetap, jumlah bunga yang dibayarkan tidak berubah selama waktu tertentu. Bunga flat yang ditetapkan bank sebesar 5 persen.
Cicilan pokok merupakan cicilan yang harus dibayarkan per bulan berdasarkan jumlah utang pokok dibagi lamanya angsuran berdasarkan satuan bulan. Jadi berapa cicilan pokok yang harus dibayarkan sebelum ditambah bunga? Setelah dihitung, didapatkanlah cicilan pokok:
Sisa utang yang belum terbayarkan : (lama tahun angsuran x 12 bulan) =
|
Rp105.000.000 : (15 x 12) = Rp105.000.000 : 180 = Rp583.333,33
|
Kemudian dihitunglah bunga dengan cara:
Sisa utang yang belum terbayarkan x rate bunga : 12 bulan =
|
Rp105.000.000 x 5% : 12 = Rp437.500
|
Dengan begitu, jumlah angsuran selama dua tahun pertama adalah:
Cicilan pokok ditambah bunga =
|
Cicilan pokok ditambah bunga = Rp583.333,33 + Rp437.500 = Rp1.020.833,33
|
Dibulatkan, angsuran yang dibayarkan menjadi sejumlah Rp1.021.000,-. Setelah dua tahun, angsuran yang telah dibayarkan Anda telah mencapai Rp24,5 juta. Dari jumlah angsuran ini, berarti Anda masih harus melunasi sisa utang sebesar Rp80,5 juta selama 13 tahun ke depan.
Lewat dua tahun mengangsur, skema bunga KPR berubah, Anda tidak lagi membayar bunga flat, tetabupi bunga floating. Bunga floating atau bunga mengambang merupakan skema bunga yang besarannya bisa berubah berdasarkan keadaan pasar. Setelah dua tahun, utang pokok Anda tidak lagi Rp105 juta, namun Rp80,5 juta. Sedangkan cicilan pokoknya tetap seperti di awal. Kebetulan, saat itu Bank menetapkan bunga floating sebesar 8%.
Dengan cara penghitungan sama dengan sebelumnya, cicilan KPR Ada menjadi:
Cicilan pokok ditambah bunga = Rp583.333,33 + {(80,5 juta x 8%)/12 bulan} = Rp583.333,33 + Rp536.666,67 = Rp1.120.000
Tahun
|
Jumlah Cicilan
|
1
|
Rp1.021.000
|
2
|
Rp1.021.000
|
3
|
Rp1.120.000
|
4
|
Rp1.120.000
|
5
|
Rp1.120.000
|
6
|
Rp1.120.000
|
7
|
Rp1.120.000
|
8
|
Rp.1.120.000
|
9
|
Rp1.120.000
|
10
|
Rp1.120.000
|
11
|
Rp1.120.000
|
12
|
Rp1.120.000
|
13
|
Rp1.120.000
|
14
|
Rp1.120.000
|
15
|
Rp1.120.000
|
Berdasarkan simulasi Kredit Pemilikan Rumah di atas, untuk beli rumah gaji 5 juta maka sebenarnya tidak sampai harus menyisihkan penghasilan hingga Rp1,5 juta setiap bulannya. Akan tetapi bila dirata-ratakan, Rp1,5 juta dari keseluruhan penghasilan berarti masih ada Rp3,5 juta lagi dana yang bisa difungsikan untuk keperluan lainnya.
Jika Anda belum akrab dengan investasi tanah, simak syarat tanah yang layak dijadikan investasi berikut ini.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Tanya Rumah.com
Jelajahi Tanya Rumah.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami

Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.