RumahCom – Budidaya belut adalah salah satu bentuk usaha yang bisa Anda lakukan sendiri di rumah dengan mudah. Harga belut di pasaran, terutama pada saat musim kemarau, mampu bersaing dengan harga hewan laut bahkan harga daging hewan lain seperti daging sapi dan kambing. Hal ini menjadikan belut sebagai hewan ternak yang bernilai ekonomis tinggi. Maka dari itu, untuk Anda yang tertarik ingin budidaya belut di rumah, artikel kali ini akan membahas mengenai cara-cara budidaya belut, meliputi:
- Budidaya Belut: Menyiapkan Tempat dan Air
- Budidaya Belut: Memilih Bibit Belut yang Berkualitas
- Budidaya Belut: Pakan Belut
- Budidaya Belut: Masa Perawatan Belut
- Budidaya Belut: Masa Panen
1. Budidaya Belut: Menyiapkan Tempat dan Air
Hal pertama yang perlu disiapkan adalah tempat dimana belut akan dikembangkan. Kolam budidaya belut dapat terbuat dari terpal, drum maupun bisa dengan melubangi tanah dengan luas dan kedalaman tertentu. Jika menggunakan terpal, ukuran terpal yang diperlukan menyesuaikan dengan jumlah belut. Semakin banyak bibit belut, semakin besar pula luas terpal yang diperlukan untuk kolam.
Menurut Parvesh Chowdury dalam International Journal of Fishery and Aquatic Studies, kedalaman kolam yang diperlukan dalam budidaya belut adalah sedalam minimal setengah meter. Sebelum kolam budidaya belut diisi dengan air dan lumpur, filter atau penyaring perlu dipasang untuk mencegah lumpur atau belut keluar dari kolam jika terdapat bagian kolam yang berlubang atau rusak. Selain itu, posisi kolam hendaknya mengerucut ke dalam. Hal itu dilakukan untuk mempermudah pembuangan air.
Perlu diketahui bahwa belut mengeluarkan lendir dari tubuhnya. Lendir ini biasanya akan mengotori kolam sehingga peternak perlu membersihkan kolam secara teratur. Caranya adalah membuat lubang kecil di kolam terpal yang bisa dibuka tutup. Saat membersihkan kolam, peternak hanya perlu membuka lubang itu agar air yang berlendir itu keluar. Tutup kembali setelahnya. Kolam perlu diisi air kembali secara dengan menggunakan selang air.
Adapun langkah-langkah membuat kolam budidaya belut yaitu:
- Siapkah area yang bersih.
- Pasang bambu yang ukurannya 120-150cm di sekeliling area dengan jarak antar tiang 1-2 meter. Panjang bambu ini sudah termasuk bagian yang akan ditancapkan ke dalam tanah.
- Pasang belahan bambu untuk memperkuat dinding kolam. Jarak terdekat dari tanah 10 cm.
- Pasang terpal dan filter/ saringan.
- Penuhi dasar kolam dengan media berupa bonggol pisang yang sudah diiris tipis, lalu lapisi dengan tanah, jerami padi, tanah lagi dan yang terakhir adalah lumpur. Campurkan bahan-bahan tersebut, dan biarkan 2-3 bulan hingga lapuk dan menjadi media pembesaran belut yang baik. Apabila peternak tidak menunggu 2-3 bulan hingga media lapuk, resikonya adalah kematian belut-belut akibat gas metana yang masih dikeluarkan oleh bahan-bahan media.
- Ketika sudah siap, masukkan air kira-kira setinggi 10-15 cm dari permukaan lumpur atau media.
- Langkah selanjutnya adalah dengan menambah tanaman air untuk membuat kolam tetap sejuk.
Banyaknya penggemar belut membuat orang-orang mencoba budidaya belut karena pasarnya menjanjikan. Nah bagi Anda yang sedang cari rumah dengan potensi investasi yang menjanjikan, cek pilihan rumahnya di kawasan Bintaro dengan harga di bawah Rp1 M di sini!
Baca Juga: Panduan Budidaya Ikan Mas untuk Pemula
2. Budidaya Belut: Memilih Bibit Belut yang Berkualitas
Setelah menyiapkan media dan tempat, langkah selanjutnya adalah memilih bibit belut yang berkualitas. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih anakan belut yang akan dibudidayakan, yaitu:
- Pilihlah belut yang bebas luka baik itu karena gesekan dengan benda kasar maupun karena penyakit. Apabila menemukan bibit belut yang terluka, segera singkirkan sebab berpotensi menularkan infeksi ke bibit belut lainnya. Maka dari itu, proses karantina bibit belut diperlukan untuk memilih bibit yang sehat.
- Saat dipegang, pastikan bibit belut yang akan diternakkan tidak lembek, karena belut yang sehat memiliki tubuh yang padat.
- Pilihlah belut yang bergerak dengan lincah. Sifat responsif belut yang segera menggelinjang saat disentuh menandakan bahwa kondisinya sehat. Jika belut berusaha dengan kuat melarikan diri dari genggaman kita, itu tanda bahwa belut itu memiliki kualitas yang baik.
- Pisahkan bibit belut yang kepalanya selalu menghadap ke atas dengan belut lainnya. Belut yang menengadahkan kepalanya ke atas permukaan air menandakan bahwa dirinya sedang mengambil oksigen dari udara. Belut yang sehat tidak akan mengambil waktu yang lama untuk mengambil oksigen dan segera kembali masuk ke dalam air.
- Pastikan ukuran bibit belut seragam. Hal ini merupakan suatu yang penting untuk menghindari monopoli makanan antar belut di dalam kolam ketika mereka beranjak dewasa.
- Ukuran bibit belut biasanya antara 1 hingga 3cm. Di dalam kolam berukuran 1 meter persegi, peternak bisa menaruh maksimal 50 hingga 100 ekor saja. Ukuran ini diperuntukkan agar proses pembesaran belut di kolam bisa optimal
3. Budidaya Belut: Pakan Belut
Belut adalah hewan karnivora yaitu hewan pemakan daging. Peternak perlu memantau pakan belut dan memastikannya cukup untuk semua belut. Selain itu, peternak disarankan untuk tidak terlambat memberikan makan untuk mencegah belut-belut itu memakan sesamanya. Idealnya belut diberikan makan setiap sore hari, karena belut biasanya mencari mangsa saat sore hingga malam hari.
Menurut Andrea Sigust, dalam Facts About Eel for Kids, belut memakan segala yang bisa dia makan. Belut bisa makan cacing, ikan-ikan kecil, siput, katak, udang dan kerang. Akan tetapi, untuk belut yang dibudidaya, suplemen makanan perlu diberikan agar belut cepat tumbuh besar dan cepat panen. Suplemen makanan untuk budidaya belut ini mengandung pasta ikan (50%), tepung ikan (40%), dedak padi (5%), dan tepung (5%). Suplemen makanan ini dapat diberikan saat sore hari bersamaan dengan pangan belut lainnya.
4. Budidaya Belut: Masa Perawatan Belut
Merawat belut sebenarnya tidak susah karena belut merupakan hewan yang berdaya tahan tinggi. Belut tidak akan mudah kena penyakit asalkan memperhatikan kondisi belut dengan seksama pada saat pemilihan bibit.
Melansir Georgina Starmer dalam A Guide to Eel Farming, pengecekan ukuran belut perlu dilakukan oleh peternak paling lambat setiap 6 minggu sekali. Hal ini penting untuk memastikan ukuran belut seragam. Apabila ada belut yang lebih kecil dari yang lainnya, segera pindahkan ke kolam lain dengan belut yang seukuran, sehingga belut-belut itu tidak akan kalah saing dengan belut yang lebih besar dalam mengkonsumsi makanan. Karena jika ada belut kecil di tengah-tengah belut besar, maka belut kecil itu tidak akan bisa tumbuh dengan optimal.
Pemindahan belut-belut ke kolam lainnya juga penting dilakukan apabila ukuran belut semakin besar. Untuk mencegah terjadinya hambatan pertumbuhan belut, disarankan untuk mengurangi jumlah belut di dalam sebuah kolam. Semakin sempit ruang gerak belut-belut, maka bobotnya pun akan semakin susah naik. Pindahkan beberapa belut ke kolam lainnya dan kumpulkan mereka berdasarkan ukuran atau bobotnya.
Tips Rumah.com
Hindari untuk memindahkan belut dari satu kolam ke kolam lain terlalu sering untuk mencegah belut mengalami stress dan menjadi sakit.
5. Budidaya Belut: Masa Panen
Berat belut saat panen berkisar antara 200 hingga 300 gram per ekor. Di pasaran saat ini, harga belut bisa mencapai 100 ribu per kilogram. Jadi, jika dalam satu kolam terdapat 100 ekor belut yang dipanen, maka potensi omset yang diperoleh sekitar 2 juta sampai 3 juta rupiah.
Belut biasanya sudah bisa dipanen setelah 3 hingga 4 bulan perawatan jika diberikan pakan alami seperti cacing, berudu, ikan-ikan kecil dan diberi tambahan suplemen makanan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Namun, jika belut hanya diberikan pakan buatan, seperti pasta ikan, makan belut bisa dipanen setelah 6 hingga 7 bulan. Jadi, jenis pakan yang diberikan bisa mempengaruhi masa panen belut.
Pemanenan belut bisa dilakukan secara total maupun sebagian. Jika melakukan pemanenan secara total, peternak dapat membongkar kolamnya dan mengambil seluruh belut. Namun jika hanya sebagian saja yang dipanen, maka peternak harus mengambilnya dari dalam kolam tanpa melakukan pembongkaran. Harap berhati-hati ketika memanen agar tidak melukai belut-belut yang ada di kolam tersebut. Setelah berhasil mengambil belut-belut hasil panen, lalu belut-belut itu dicuci sampai bersih. Kemudian belut-belut itu siap dipasarkan untuk diolah menjadi sajian yang lezat.
Itulah pembahasan lengkap mengenai budidaya belut di rumah yang bisa Anda lakukan sendiri dengan mudah. Pastikan untuk selalu memberikan pakan dalam jumlah yang cukup supaya belut bisa tumbuh dengan cepat dan selalu dalam keadaan sehat.
Tidak perlu bingung! Kenali apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari sertifikat HGB melalui video yang menarik berikut ini!
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Tanya Rumah.com
Jelajahi Tanya Rumah.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami

Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.