Cerita perjalanan rumah Bu Erna dan Pak Arnold adalah cerita dari dua keluarga berbeda, yang memiliki latar belakang hidup yang berbeda, tetapi memiliki satu tujuan yang sama, yaitu memiliki rumah idaman demi kenyamanan tinggal keluarga tercinta, dekat sekolah sang buah hati.
Pencarian rumah pertama dari keluarga Bu Erna. Seorang single parent yang bekerja di bidang pengadaan alat-alat kesehatan yang menyuplai alat tersebut ke pemerintahan, maupun perusahaan swasta.
Pencarian rumah ke dua dari keluarga Pak Arnold. Seorang kepala rumah tangga yang memiliki seorang istri dan anak ini, memiliki keseharian bekerja sebagai karyawan swasta sebagai sales, dan sempat dipindah tugaskan ke beberapa daerah di luar Ibu Kota Jakarta.
Bersama Rumah.com yang memiliki jaringan luas dari 12.500 agen properti, dua agen spesialis area dikerahkan untuk membantu keluarga Bu Erna dan Pak Arnold. Mendampingi mereka mengunjungi kandidat rumah yang sesuai dengan kriteria keduanya.
Mau punya rumah di Depok yang fasilitas kawasannya lengkap, akses ke Jakarta mudah, dan didukung banyak stasiun kereta? Cek pilihan rumahnya dengan 3 kamar tidur harga di bawah Rp1 M di sini!
Cerita Rumah Arnold dan Erna: Pilihan Rumah Pertama Memiliki Kekurangan yang Sama

Kandidat rumah pertama dari keluarga Bu Erna adalah perumahan Villa Amabel di Pondok Rajeg, Depok, dan dipertemukan oleh agen properti Elpro Propertindo yang bernama Bani Permana. Rumah yang lokasinya sesuai dengan keinginan Erna, yaitu akses transportasi yang mudah, dan strategis untuk ke pasar, stasiun dan sekolah.
Kandidat rumah pertama dari keluarga Bu Erna adalah tipe rumah 45, dengan harga Rp550 juta. Memiliki luas 105 m², dengan pondasi full bata merah yang kokoh. Memiliki 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi, rumah ini sudah cukup memenuhi kebutuhan keluarga Erna sehari-hari.
Kandidat rumah pertama dari keluarga Pak Arnold adalah perumahan De Orange Grand Wisata, dan dipertemukan oleh agen properti Promax Grand Wisata yang bernama Sevtiand. Rumah ini cukup memenuhi kebutuhan keluarga dengan lokasi yang sesuai dengan kebutuhannya, yaitu lokasi yang daerahnya sudah berkembang.
Kandidat rumah pertama dari keluarga Pak Arnold adalah tipe rumah 48, dengan harga Rp900 juta. Memiliki luas tanah 90 m², 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dan 1 ruangan di belakang rumah yang bisa dikembangkan untuk akses ke lantai 2, rumah makan, ataupun ruang bermain anak.
Namun, ada satu kendala yang sama-sama dimiliki oleh kedua keluarga tersebut, yaitu kandidat rumah pertama dibangun sudah cukup lama. Apalagi untuk Kandidat rumah bu Erna yang sudah dibangun sejak tahun 2010.
Cerita Rumah Arnold dan Erna: Pilihan Rumah ke Dua Sama-sama Sesuai Keinginan

Belum merasa cocok dengan pilihan rumah pertama, Arnold dan Erna melanjutkan pencarian rumah kedua dengan tetap didampingi agen properti yang direkomendasikan oleh Rumah.com, Elpro Propertindo dan Promax Grand Wisata. Kedua agen properti ini tidak hanya membantu memperlihatkan detail rumah saja, tetapi juga membantu kedua keluarga untuk mendapatkan rumah yang sesuai kriteria mereka, mulai dari negosiasi harga, hingga pengurusan dokumennya.
Kandidat rumah kedua dari keluarga Bu Erna di cluster mandiri yang terdiri dari 19 unit rumah, dan sekarang hanya tersisa 2 unit dari mulai penjualannya di tahun 2020. Rumah tipe 38 ini, dibanderol dengan harga Rp310 juta. Memiliki luas tanah 54 m², 2 kamar tidur, dan 1 kamar mandi.
Kandidat rumah ke dua ini mengusung konsep minimalis, baru dibangun pada tahun 2020, sehingga rumah masih terasa sangat baru. Dari segi lokasi, rumah ini juga sudah sesuai dengan kebutuhan keluarga bu Erna, yaitu dekat dengan stasiun, bahkan dengan 4 stasiun.
Meskipun harus sedikit mengencangkan ikat pinggang. Punya rumah itu jauh lebih banyak enaknya, ketimbang enggak enaknya. Nggak percaya? Nih, simak video tentang 7 fakta enaknya punya rumah sendiri!
Lalu, untuk kandidat rumah kedua dari keluarga Pak Arnold, berada di Cluster La Monte Farella, dengan tipe rumah dua lantai dengan harga Rp1,1 miliar. Rumah ini ,memiliki luas bangunan 60 meter, dan luas tanah 66 m², yang ini baru saja dibangun di tahun 2018, dan memiliki 3 kamar, dan 2 kamar mandi, serta tembok bata merah dan lantai granit.
Setelah melihat kandidat rumah ke dua, dengan keadaan yang masih baru, desain minimalis yang lebih oke dibanding rumah pertama, kedua keluarga ini merasa sangat cocok dan sesuai dengan keinginan masing-masing.
Cerita Rumah Arnold dan Erna: Sama-sama Dilema, Antara Rumah yang Diinginkan atau Dibutuhkan

Setelah melihat ke dua pilihan rumah yang dipandu oleh agen properti dari Rumah.com, pencarian rumah Bu Erna dan Pak Arnold sudah sangat mengerucut. Bu Erna memiliki pendapat sendiri tentang perbedaan ke dua rumah tersebut. Menurut Bu Erna, rumah pertama, memang sesuai dengan keinginannya yang memiliki lokasi strategis, bangunan kokoh menggunakan bata merah, dan luas tanah yang cukup luas, yaitu 105m².
Keinginannya pun makin kuat karena agen properti juga menjelaskan bahwa ada pos security yang bisa memberikan rasa nyaman dan aman bagi Bu erna dan keluarga. Namun, usia rumah yang cukup tua menjadi masalah utama dari keluarga bu Erna.
Beralih ke Pak Arnold, ia terlihat sangat tertarik dengan rumah pilihan kedua. Desain rumahnya sangat compact, bangunan sudah dibekali dengan bata merah, lantai granit, ventilasi udara yang baik, serta masih dalam keadaan baru.
Meski kandidat rumah ke dua lebih kecil dibandingkan dengan rumah pertama, Pak Arnold merasa keinginannya sudah terpenuhi di rumah ke dua ini.
Masing-masing dari setiap pilihan rumah memang punya kekurangan dan kelebihan, kedua keluarga ini tidak serta merta langsung memilih rumah yang sesuai dengan keinginan saja. Masih banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk memilih rumah terbaik untuk ke dua keluarga tersebut.
Cerita Rumah Arnold dan Erna: Berdamai dengan Urusan Keuangan untuk Wujudkan Rumah Impian

Mendapatkan rumah impian, memang tidaklah mudah. Banyak perjuangan, pertimbangan, dan kewajiban arus keuangan yang harus dijaga. Ike Hamdan sebagai financial planner, membantu kedua keluarga untuk menemukan solusi keamanan finansial dalam mendapatkan rumah impian.
Bu Erna, yang memiliki ambisi mendapatkan rumah impiannya demi kenyamanan tempat tinggal keluarga, disarankan untuk disiplin membenahi keuangan keluarganya terlebih dahulu. Sebab, Bu Erna masih memiliki sejumlah utang yang wajib dilunasi.
Agar arus keuangan Erna bisa lancar dengan target bisa membeli rumah impian, Ibu Ike Hamdan sebagai financial planner menyarankan Erna untuk mengatur keuangannya dengan cara menyisihkan 10 persen untuk keluarga, seperti menafkahi orang tua atau zakat, 20 persen untuk kebutuhan sehari-hari dan 40 persen untuk melunasi utang-utang.
Tanya Rumah.com
Jelajahi Tanya Rumah.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami

Lalu, pencarian rumah pak Arnold akhirnya berakhir, dengan memilih rekomendasi rumah pertama, dengan konsep rumah tumbuh karena bisa disesuaikan dengan keadaan di masa depan, apabila ada tambah keluarga, ataupun tambah ruangan, sehingga bisa menyesuaikan kemampuan Pak Arnold.
Meski pak Arnold menginginkan pilhan rumah ke dua, tetapi biaya cicilan rumah ke dua lebih tinggi, jadi pengelolaan keuangannya jadi tidak baik. Memang biaya cicilannya bisa dijangkau oleh Pak Arnold, tetapi akan mengorbankan arus keuangan, yang berdampak dengan standar gaya hidup yang dimiliki pak Arnold.
Begitulah cerita perjalanan pencarian rumah impian Arnold dan Erna. Memilih rumah dengan mempertimbangkan kebutuhan dan menyesuaikan kemampuan. Disiplin finansial adalah kuncinya. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.