Cerita Rumah Arya: Beli Rumah Kedua Berbekal Pengalaman Beli Rumah Pertama

Wahyu Ardiyanto
Cerita Rumah Arya: Beli Rumah Kedua Berbekal Pengalaman Beli Rumah Pertama
Bagi Arya, seorang karyawan swasta di sebuah perusahaan yang berada di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, di kala pandemi seperti ini bisa nyaman bekerja dari rumah rasanya lega sekali. Sudah setahun ini, sejak awal diberlakukannya PSBB, perusahaan tempatnya bekerja memang menerapkan kebijakan bekerja penuh dari rumah.
Dengan begitu ayah dari tiga orang putri ini bisa bekerja sambil memiliki waktu yang berkualitas dengan putri-putrinya. Kadang Arya bekerja dari ruang makan, atau yang paling sering bekerja di kamar bermain anak-anaknya di lantai atas.
Mau punya rumah di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, seperti rumah Arya yang nyaman? Masih banyak yang di bawah Rp1 M, loh! Temukan pilihan rumahnya di sini!
Hunian idamannya ini berhasil ia wujudkan pada tahun 2017, setelah sebelumnya merasa salah membeli rumah yang tidak mengakomodir kebutuhan keluarganya. Rumah yang kini dihuninya bersama keluarga tercintanya ini berada di salah satu perumahan Emerald Bintaro Jaya, Bintaro, Tangerang Selatan, dengan luas tanah 88 m2 dan luas bangunan 90-an m2.

Cerita Rumah Arya Tujuan Awalnya Investasi Rumah, Beli Rumah Indent

Cerita Rumah Arya Tujuan Awalnya Investasi Rumah, Beli Rumah Indent
Arya dan sang istri, Sinta, menikah pada tahun 2011. Setelah menikah mereka tinggal di rumah orang tua Arya yang berada di kawasan Palmerah, Jakarta Barat. Sebenarnya sejak awal menikah, Arya sudah berniat untuk memiliki rumah sendiri, namun tujuannya saat itu hanya untuk investasi saja.
“Kita saat itu memang belum ingin pindah dari Palmerah, karena di sana mau ke mana-mana dekat. Banyak saudara di dekat situ, dan tentunya orangtua,” cerita Arya. Saat itu Sinta sang istri berkantor di Thamrin, sementara Arya di TB. Simatupang.
Arya saat itu menggunakan transportasi bus TransJakarta yang tergolong cepat untuk menuju ke kantornya. Setelah itu Arya pindah kantor, dan lokasi kantornya sempat pindah-pindah mulai dari Pancoran dan Gatot Subroto. Di mana keduanya pun dilalui jalur bus TransJakarta. Jarak tempuhnya bahkan tidak sampai satu jam.
Masih di tahun yang sama, Arya mulai membulatkan niatnya untuk mencari rumah, sebagai investasi. Tanpa daftar kriteria yang panjang, Arya memutuskan untuk membeli rumah di area Bintaro. Tentunya yang sesuai dengan bujetnya saat itu.
“Karena belum banyak pertimbangan, cari rumahnya waktu itu cepat. Dalam tiga bulan pencarian kita putuskan membeli rumah indent di sebuah perumahan di sebelah utara Bintaro. Saya pilih area itu karena masih nempel sama Bintaro, harganya juga lebih terjangkau,” ungkapnya.
Karena tujuannya untuk investasi, maka Arya tidak terlalu terganggu dengan janji pembangunan rumah indent miliknya yang saat itu dijanjikan akan berdiri dalam waktu 2,5 tahun.
Arya rutin melihat kemajuan pembangunannya, hampir setiap sebulan sekali ia datang melihatnya. Namun ternyata setelah lewat dari 2,5 tahun belum ada tanda-tanda rumah akan selesai dibangun.

Cerita Arya Jual Rumah: Transportasi Susah, Akses Tidak Mudah, Jauh dari Sekolah

Cerita Arya Jual Rumah: Transportasi Susah, Akses Tidak Mudah, Jauh dari Sekolah
“Pembangunannya mulur dari waktu yang dijanjikan. Dan sesuai perjanjian awal maka pengembang membayar denda ke kami para pembeli rumah. Sebulan mereka bayar denda ke kita jumlahnya saat itu terbilang cukup lumayan, hampir satu juta rupiah,” kata Arya sambil tertawa.
Dari awal beli rumah di tahun 2011, akhirnya rumah tersebut selesai dibangun dan baru serah terima kunci pada tahun 2014. Saat itu Arya tidak terpikir untuk pindah, dan menjadikan rumahnya sebagai tempat penyimpanan barang-barang agar tidak menumpuk di rumah orangtuanya.
“Tepat di tahun 2016 saya mengetahui kalau kantor saya akan pindah ke gedung yang baru di Serpong. Mulailah saya terpikir untuk menempati rumah itu. Kita bagusin, mulai dari rutin potong rumput, hingga saat ada uang lebih saya belikan kanopi,” papar Arya.
Saat itu juga Arya mencarikan sekolah unggulan untuk anak sulungnya. Namun dalam radius 5 km tidak ada sekolah yang sesuai dengan kriteria. Mereka akhirnya menemukan sekolah alam yang bagus di Bintaro sektor 9, dan selama 6 bulan awal Sinta mengantar anak sekolah bolak-balik PalmerahBintaro.
“Walau sudah terpikir pindah, tapi banyak sekali tapi, tapi, dan tapinya,” ujar Arya tegas. “Pertama tidak ada kendaraan umum untuk saya berangkat ke kantor, lalu akses ke Jakarta juga dirasa jauh. Kalau lewat tol harus ke Alam Sutera dulu, wah tantangannya banyak!” sambungnya lagi memberi alasan kenapa tidak pindah.
Tak hanya itu, di depan perumahan ada kali besar yang pernah membuat akses jalan masuk ke perumahan tersebut banjir. Menimbang banyaknya kesulitan yang didapat jika tetap bertahan di rumah tersebut, maka sebelum kantornya pindah ke Serpong di tahun depan (2017), Arya pun memutuskan untuk menjual rumahnya dan mencari rumah baru.
“Saya langsung pasang iklan jual rumah secara online, melalui Rumah.com,” ungkap Arya. Namun rumah ini cukup lama lakunya. Beberapa kali ada calon pembeli yang tertarik, namun terkendala dengan proses over kredit KPR yang cukup berbelit. Bahkan ada yang ingin membeli secara cash keras namun mundur karena sertifikat rumah belum di tangan Arya.

Cerita Rumah Arya Laku Terjual Over Kredit Dibantu Agen Properti

Cerita Rumah Arya Laku Terjual Over Kredit Dibantu Agen Properti
Awal tahun 2017 mereka mencoba menempati rumah tersebut, karena Arya sudah mulai pindah gedung kantor barunya di Serpong. Hanya sekitar 3 bulanan mereka akhirnya memutuskan kembali ke rumah orangtua Arya di Palmerah.
Saat itu masa habis Lebaran dan sekolah banyak libur. Akses Arya ke kantor di Serpong pun lebih mudah dan efisien jika berangkat dari Palmerah, menggunakan commuter line. Arya masih terus berusaha jual rumah sekaligus hunting ke lokasi-lokasi lainnya, tapi masih di area Bintaro.
“Alasan cari rumah area Bintaro karena enak aja. Daerahnya familiar, keluarga banyak di Bintaro, dan karena biasa tinggal di Jakarta Barat banyak yang lari pindahnya ke Bintaro atau Tangerang Selatan. Ibarat biasa tinggal di Jakarta Timur lalu pindahnya akan ke arah Bekasi,” tutur Arya.
Setelah Lebaran, tiba-tiba ada agen properti yang mengontak Arya. Agen tersebut melihat listing yang Arya pasang di Rumah.com, dan meminta izin bahwa kliennya akan survei ke rumah Arya.
“Jujur saya agak trauma dengan beberapa kali calon pembeli batal karena proses over kredit yang berbelit, apalagi agen ini juga mengatakan kliennya akan membeli dengan cara KPR,” papar Arya.
Berbekal penjelasan dari agen tersebut, bahwa ia pernah menangani proses over kredit antara KPR Bank BCA (pihak Arya) dengan KPR Bank Permata (bank pilihan calon pembeli), cukup melegakan Arya. Dengan syarat kelengkapan surat-surat yang telah dipenuhi, dalam 2 bulan proses akad jual beli rumah akhirnya bisa dilamgsungkan. Dan berikut adalah tips jual rumah ala Arya:

Tips jual rumah dari cerita rumah Arya

  • Pasang listing jual rumah sebanyak-banyaknya di situs properti.
  • Pasarkan secara offline, juga media sosial.
  • Cek harga pasaran rumah seken maupun baru untuk ukuran luas tanah yang sama.
  • Lakukan renovasi rumah agar terlihat lebih menarik.

Cerita Arya Cari Rumah Seken di Bintaro yang Sesuai Bujet

Cerita Arya Cari Rumah Seken di Bintaro yang Sesuai Bujet
“Proses jual rumah berlangsung sambil kita cari-cari rumah yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dasar kita. Kita plot beberapa area yang harganya belum terlampau tinggi yang kita dapat dari hasil browsing di internet. Di antaranya perumahan di Emerald Bintaro, Jalan Kuricang, dan Mahogany ,” jelas Arya.
Arya sadar bahwa keinginan untuk mendapat rumah baru agak sulit mengingat lokasi pencarian rumah difokuskan di Bintaro yang harganya cukup tinggi. Solusinya adalah mulai mencari rumah seken yang sesuai dengan kisaran bujetnya.
“Kita intens keliling terus. Karena suka dengan perumahan di Emerald, kita bolak-balik sampai satpamnya kenal dengan istri saya,” gelak Arya. Selain mencari sendiri melalui internet, Arya sempat pula mencari rumah lewat agen properti.
Selain rumah dengan kisaran bujet yang sesuai, Arya juga menetapkan beberapa kriteria lainnya demi mendapatkan rumah impian yang benar-benar mengakomodir kebutuhan seluruh anggota keluarganya.
“Saya banyak mempertimbangkan masukan dari istri, karena sehari-hari ia yang lebih banyak di rumah membesarkan anak-anak. Dan Sinta sangat concern dengan masalah kesehatan, seperti juga sirkulasi udara,” jelas Arya mewakili sang istri yang sejak tahun 2016 memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus membesarkan buah hati mereka.

Kriteria rumah idaman dari cerita rumah Arya

  • Harga rumah tidak melebihi bujet yang sudah dianggarkan
  • Jarak ke sekolah anak tidak lebih dari 5 km
  • Akses jalan mudah, baik ke kantor maupun ke rumah orangtua
  • Bebas banjir
  • Sarana transportasi ke kantor mudah
  • Tata letak atau layout ruangan mempertimbangkan faktor kesehatan, sirkulasi udara, kerapihan, dan keindahan
  • Dekat sarana ibadah
Setelah melalui proses survei panjang dan banyak browsing di internet, pada suatu ketika mereka berkeliling lagi di perumahan Emerald yang memang mereka sukai. Beberapa rumah di jual yang mereka dapatkan infonya dari listing di internet ternyata menawarkan harga yang tinggi.
“Saat berkeliling kita mencoba melewati sebuah jembatan di atas kali yang seperti terpisah dari perumahan ini, tiba-tiba kita lihat rumah dengan spanduk DIJUAL dan kita langsung berhenti,” cerita Arya.

Cerita Arya Temukan Rumah Idaman yang Proses Jual Belinya Mudah

Cerita Arya Temukan Rumah Idaman yang Proses Jual Belinya Mudah
Pemilik rumah yang masih tinggal di rumah tersebut kaget, apalagi saat itu sedang ada agen properti yang menunggu orang untuk survei. Ya, pemilik rumah ternyata sudah memasukkan listing jual rumahnya ke sebuah agen properti besar, dan pada hari itu ada orang yang juga mau datang untuk survei.
“Dan ternyata harganya miring dibanding rumah lain yang sudah saya datangi di perumahan ini. Tanpa pikir panjang, saya langsung kasih uang tanda jadi sebesar Rp15 juta saat itu juga,” jelas Arya yang mengaku langsung sreg dengan rumah tersebut dan tidak ingin kehilangan kesempatan saat itu.
Setelah memberikan uang tanda jadi, Arya pun membagikan kabar gembira ini ke ayahnya. Sore itu juga sang ayah langsung ingin melihat rumah yang dipilih Arya. Bagi Arya, ini juga menambah keyakinannya karena semua pihak terasa mendukung pilihannya.
“Setelah sebelumnya Arya sempat melalui proses jual rumah dengan skema over kredit KPR yang berbelit, kali ini proses beli rumahnya seperti dimudahkan. Rumah tersebut sudah dilunasi oleh pemiliknya sehingga sertifikat rumahnya juga sudah di tangan sang pemilik,” jelas Arya lega.

Tips Rumah.com

Cara terbaik membeli rumah seken adalah bertemu langsung dengan pemiliknya sendiri sehingga Anda bisa memperoleh informasi secara detail tentang rumah yang hendak dibeli, termasuk soal legalitasnya. Selain itu dengan membeli langsung, harganya bisa lebih murah.

Akhirnya segala proses pembelian rumah selesai di bulan Agustus 2017, dan September mereka langsung menempati rumah barunya ini. Harganya memang lebih tinggi dibanding rumah mereka sebelumnya, karena itu seluruh uang hasil penjualan rumah lama mereka kemudian dijadikan DP rumah baru sedang kekurangannya dicicil secara KPR.
“Alhamdulillah rumah ini sudah memenuhi kebutuhan kami saat ini. Tentunya pengembangan dalam bentuk maupun fungsi akan selalu ada, yang kami sesuaikan dengan kebutuhan dasar dan kondisi terkini keluarga,” papar Arya ketika ditanya akan bayangan sebuah rumah idaman.
Sebagian ruangan bahkan dijadikan tempat bermain untuk anak-anak. Hal ini mengakomodir kebutuhan mereka apalagi di masa pendemi seperti saat ini, agar anak-anak betah berada di dalam rumah.

Cerita Rumah Arya yang Nyaman, Shuttle Bus Bikin Irit Uang Transport

Cerita Rumah Arya yang Nyaman, Shuttle Bus Bikin Irit Uang Transport
Salah satu hal yang tak kalah penting dari rumah yang baru dibeli ini adalah lokasinya yang strategis, memudahkan mobilitas, baik ke kantor Arya maupun Sinta dan anak-anaknya untuk ke sekolah. Kini anak-anak tak lagi harus menempuh jarak panjang menuju ke sekolah, meskipun selama pandemi ini seluruh kegiatan belajar dilakukan dari rumah.
Mobilitas Arya untuk ke kantor pun bisa dibilang ‘melawan arus’. Saat di mana sebagian besar orang berangkat menuju arah Jakarta untuk bekerja, Arya menuju Serpong di mana gedung kantor barunya berada.
“Setelah pindah ke rumah ini, saya senang sekali ketika tahu ada shuttle bus yang melintasi gerbang perumahan dan trayeknya melewati Stasiun Jurang Mangu,” papar pria yang sangat gemar naik kereta ini.
Awalnya Arya berpikiran akan menuju Stasiun Jurang Mangu dengan menggunakan jasa ojek online. Walaupun shuttle bus ini tidak banyak armadanya, dalam satu jam mungkin hanya lewat 3 kali, namun Arya mencari cara agar bisa menyesuaikan jadwal dengan kemudahan fasilitas transportasi dalam kawasan ini.

Tanya Rumah.com

Jelajahi Tanya Rumah.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami

“Caranya tahu kapan bus itu lewat? Saya mesti kenal dulu sama supirnya hahaha! Jadi bisa mengira-ngira kebiasaan si supir tersebut berangkatnya dari satu titik kira-kira sekitar jam berapa,” jelas Arya.
Makin kesini teknologi pun turut membantu kemudahan warga di kawasan Bintaro. Shuttle bus tersebut bisa dilacak keberadaannya melalui aplikasi yang dimiliki Bintaro Jaya, yaitu 360 Living.
“Saya jadi tahu kapan harus jalan ke depan gerbang perumahan dengan melihat live tracking pada apps. Dan dengan adanya shuttle bus ini, jadi sangat mengirit uang transport,” papar Arya menutup perbincangan.
Itulah cerita Arya yang sebelumnya sempat salah membeli rumah, hingga akhirnya berhasil memiliki rumah yang sesuai kriterianya, rumah yang mengakomodir kebutuhan keluarganya. Masih ada banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Teks: Erin Metasari, Foto: Zaki Muhammad

Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.

Kalkulator KPR

Ketahui cicilan bulanan untuk hunian idaman Anda lewat Kalkulator KPR.

Kalkulator Keterjangkauan

Ketahui kemampuan mencicil Anda berdasarkan kondisi keuangan Anda saat ini.

Kalkulator Refinancing

Ketahui berapa yang bisa Anda hemat dengan melakukan refinancing untuk cicilan rumah Anda saat ini