Cerita Rumah Dian: Langkah Pasti Wujudkan Mimpi Bangun Rumah Impian Jadi Kenyataan

Wahyu Ardiyanto
Cerita Rumah Dian: Langkah Pasti Wujudkan Mimpi Bangun Rumah Impian Jadi Kenyataan
Segala yang dituturkan oleh Dian Wisnu tentang cerita mewujudkan rumah impiannya memang bak sebuah perjalanan panjang. Sepak terjang Dian membangun rumah impiannya hingga kini memang belum usai. Dian masih terus membangun rumahnya, pelan-pelan. Total jika dihitung hingga kini sudah 13 tahun berjalan.
Rumah impiannya ini telah ditempatinya dan berlokasi di daerah Jakamulya, Bekasi. Rumah yang posisinya di huk dengan luas tanah 186 m2 dan luas bangunan 150 m2 ini memang tampak asri, tempat yang bisa memberi ketenangan bagi Dian, merasa aman, nyaman.
Mau punya rumah di kawasan Bekasi Selatan, seperti rumah Dian yang nyaman dan menyenangkan? Temukan pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp600 jutaan di sini!
Dan menurut Dian untuk punya rumah memang tidak harus menunggu uangnya ada. Menunggu terlalu lama bisa jadi malah memperlambat, menghambat beli rumah. Ibu dari Liora (9 tahun) yang berprofesi sebagai dosen di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) dan Youtuber dengan akun bernama D’Love Psychologist ini pun bercerita tentang kisahnya.

Cerita Rumah Dian: Galau Cari Rumah Dekat Keluarga Atau Tempat Kerja

Cerita Rumah Dian: Galau Cari Rumah Dekat Keluarga Atau Tempat Kerja
Mencari rumah diakui Dian bukan hal yang mudah. Apalagi saat mencari rumahnya dulu ia lebih banyak melakukannya dengan cara konvensional; berkeliling mendatangi langsung setiap lokasi yang diincarnya, sambil memasang mata mencari papan yang bertuliskan: ‘Rumah Dijual’.
Dian sendiri sebelumnya tinggal sudah lama di rumah orangtuanya. Terhitung sejak tahun 2004. Sebagai orang Jawa, ia memahami jika seorang anak perempuanlah yang mengurus orangtuanya. Namun sang ayah menyarankannya untuk bisa hidup mandiri, punya tempat tinggal sendiri. Dan supaya Dian tidak khawatir, maka ia disarankan cari rumah yang tidak jauh-jauh dari tempat tinggal orangtuanya.
“Waktu itu tahun 2008. Jadi cari rumahnya di sekitaran Jatiwaringin dan di Jakamulya, Bekasi Selatan. Ya daerah Perumahan Masnaga ini karena orangtua saya di Masnaga juga. Dan kita keliling banyak sekali menemukan rumah dijual selama survei langsung dalam kurun waktu 3 bulan,” papar Dian.
Pencarian yang dilakukan setiap akhir pekan ini dilakukannya sekalian jalan-jalan. Kebetulan saat itu Dian belum dikaruniai anak. Terhitung hingga 20 rumah sudah didatangi Dian, namun tak satupun yang dirasanya cocok.
Dian yang saat itu baru bekerja sebagai dosen di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) pun sempat kepikiran untuk mencoba mencari rumah di kawasan Depok, yang dekat dari tempatnya mengajar. Namun ia tidak mendatanginya langsung, ia mencari melalui situs pencarian rumah salah satunya lewat Rumah.com yang saat itu juga masih baru.
“Rasanya nggak ada yang pernah sreg. Feeling saya nggak enak. Depok memang dekat dengan tempat kerja, tapi masa dekat dengan kantor tapi jauh sama keluarga sih,” demikian pikir Dian saat itu. Itu pula yang akhirnya membuatnya untuk tetap meneruskan pencarian rumahnya di Bekasi, di mana ia sudah merasa familiar dengan kawasannya, dan dekat dengan keluarganya.

Cerita Rumah Dian: Tertarik Rumah Kosong Sejak Tragedi Kerusuhan Mei 1998

Cerita Rumah Dian: Tertarik Rumah Kosong Sejak Tragedi Kerusuhan Mei 1998
Dalam tiga bulan pencarian, Dian tertarik dengan tiga rumah. Seluruhnya berada di dalam Perumahan Masnaga, Jakamulya, Bekasi, sebuah perumahan lama yang sudah ada sejak tahun 1980-an, di mana orangtua Dian pun tinggal di perumahan tersebut.
“Ada tiga yang cocok, satu yang kini menjadi rumah saya, satu lagi dekat dengan jalan raya, dan lainnya sangat dekat dengan rumah orangtua tapi harganya Rp700 juta! Wah, gimana nyicilnya itu?! Akhirnya saya pilih rumah ini karena saya suka dan posisinya di huk,” kata Dian.
Perumahan Masnaga ini memiliki keunggulan karena aksesnya yang mudah dan lokasi yang strategis karena dekat dengan tol Jatibening, serta sekarang juga dekat dengan akses tol CikunirJatiasih. Hal itulah yang membuat Dian memfokuskan surveinya di area ini, dekat keluarga dan mudah menjangkau ke tempat kerja.
Sekilas mungkin banyak yang bingung mengapa Dian bisa langsung sreg dengan rumah di huk tersebut. Ya, rumah yang memasang tanda Rumah Dijual itu memang kosong dan tidak ditempati semenjak Tragedi Kerusuhan Mei 1998. Ini artinya, saat itu sudah 10 tahun dibiarkan kosong!
Pemilik rumah tersebut adalah pasangan lansia, yang saat peristiwa tahun 1998 langsung memutuskan pindah ke Kelapa Gading. Dian yang saat survei berdiri di depan rumah mencoba untuk mengintip terus rumah tersebut, dan dalam hati berseru ‘ih rumahnya kok lucu banget bentuknya’.
“Kelihatan kalau dari depan sampai ke belakang itu bentuknya ‘mengantong’, makin lama makin lebar. Saya beberapa kali datang hanya mengintip dari luar, hingga tetangga sebelah rumah muncul dan memberi informasi bahwa anak sang pemilik rumah tinggal tidak jauh dari situ. Dan saya pun langsung mencari rumahnya karena memang tidak ada nomor teleponnya,” ujar Dian.

Cerita Rumah Dian: Proses Beli Rumah Milik Pasangan Lansia

Cerita Rumah Dian: Proses Beli Rumah Milik Pasangan Lansia
Berbekal survei beberapa kali ke rumah tersebut, Dian jadi tahu bahwa tetangga samping rumah adalah teman masa kecilnya, dan samping rumah depannya pun kenal dengan Ayah Dian. Dian pun merasa semakin yakin karena sudah mengenal lingkungannya.
Setelah berhasil menemukan rumah anak pemilik rumah dijual tersebut, Dian beberapa kali menyambanginya untuk membangun bonding sebelum benar-benar mendatangi pasangan lansia pemilik rumah tersebut. Hasil dari bonding tersebut Dian mulai mencoba menawar harga rumah yang dibuka di angka Rp185 juta rupiah.
Gayung bersambut, akhirnya Dian diajak ke rumah pasangan lansia yang berada di Kelapa Gading, Jakarta Utara, oleh sang anak sebagai perantara. Dian merasa perlu melakukan bonding walau tahu rumah tersebut memang mau dijual. Ia merasa kalau beli rumah harus cocok-cocokan juga sama si empunya rumah sebelumnya, yang ternyata sangat baik hati.
Harga berhasil ditawar menjadi Rp170 juta rupiah. Dengan pembayaran uang muka atau DP yang awalnya harus dibayar Dian dalam dua termin sebesar Rp50 juta rupiah. Saat ke Kelapa Gading itu Dian juga datang bersama notaris agar dalam proses pembayaran DP tersebut segalanya lebih jelas, pun terkait pengurusan surat-surat yang dibutuhkan.
“Saya hanya bersama notaris ke Kelapa Gading. Saat itu saya langsung transfer DP Rp25 juta dan surat perjanjian juga sudah ditandatangani notaris. Minggu depannya saya membayar DP Rp25 juta rupiah lagi. Eh penjualnya tiba-tiba meminta DP Rp100 juta! Karena sudah cocok dengan rumahnya, melihat mereka juga yang sepuh, saya pun meminta waktu untuk mencari uangnya dulu,” jelas Dian.
Dengan tenggat waktu dua minggu untuk menambah kekurangan sisa DP rumah, sedang Dian sendiri sudah mengeluarkan semua tabungannya hingga tak ada sisa, tak ada jalan lain, Dian akhirnya meminta izin untuk meminjam uang ke orangtuanya.

Cerita Rumah Dian: Ajukan KPR, Join Income, Berbekal Surat Keterangan Kerja

Cerita Rumah Dian: Ajukan KPR Join Income Berbekal Surat Keterangan Kerja
“Sisa pelunasan rumah sebesar Rp70 juta akhirnya saya cicil selama 5 tahun secara KPR. Mungkin angkanya saat ini terlihat kecil, tapi jaman itu nggak enteng enteng banget juga! Gaji saya waktu itu nggak ada 1/5-nya dari cicilan KPR, untungnya waktu saya ajukan KPR itu join income, jadi disetujui oleh bank,” cerita Dian.
Dalam proses KPR ini Dian tidak menemukan banyak kendala, walau angka di slip gajinya kecil, tetapi Dian juga membawa surat rekomendasi dari tempat ia bekerja sampingan sebelum menjadi dosen di UI.
“Saya menjadi psikolog untuk sekolah Al Azhar sudah lebih dari setahun, jadi surat rekomendasi itu juga saya sertakan selain surat keterangan kerja di UI. Dinilainya sumber pendapatan saya ada dari beberapa tempat, sehingga mampu untuk mencicil KPR,” jelas Dian lagi.
Setelah itu Dian pun tambah giat mencari pekerjaan sampingan. Pekerjaan paruh waktu menjadi psikolog di sekolah Al Azhar tetap dilakoninya. Selain itu Dian juga sempat siaran di Radio Trax FM, di mana setiap senin pagi ia menjadi narasumber psikolog tempat curhat para remaja, dan mengajar juga di PTIK Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Jakarta.
“Walaupun siarannya satu kali dalam seminggu, tapi itu hari Senin dan saya harus berangkat dari rumah jam 6 pagi! Sampai di sana saya duduk dulu menenangkan pikiran dan benarin mood setelah melalui jalanan yang macet ha ha ha,” gelaknya.

Cerita Rumah Dian: KPR Lunas, Lanjut KBR untuk Renovasi Rumah Anti Rayap

Cerita Rumah Dian: KPR Lunas, Lanjut KBR untuk Renovasi Rumah Anti Rayap
Banyak pembeli rumah yang tak sabar untuk bisa segera menempati rumah barunya. Namun tak begitu bagi Dian. Ia memiliki pandangan lain. Apalagi ia sangat tahu bahwa diperlukan renovasi total untuk rumah yang dibiarkan kosong selama 10 tahun semenjak Tragedi Kerusuhan Mei 1998 yang kini telah menjadi miliknya tersebut.
“Ngerubuhin rumahnya dilakukan setelah KPR lunas. Memang sengaja, karena saya mau satu-satu. Lunasin dulu dan tetap tinggal di rumah orangtua. Kita realistis saja, supaya tidak pontang-panting mencari uangnya,” papar Dian.
Sambil proses pelunasan itulah Dian sambil mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya demi nantinya bisa membangun rumah tersebut. Akhirnya setelah tahun 2013 KPR rumah lunas, maka pada tahun 2014 rumah Dian pun mulai dibangun. Dian saat itu juga sempat mengajukan Kredit Bangun Rumah (KBR) dengan termin pelunasan hanya 2 tahun saja.

Tips Rumah.com

Jika berniat membeli rumah, apalagi dengan mengajukan KPR, pastikan penghasilan dan pekerjaan cukup dirasa aman, karier juga bisa menanjak walau pelan-pelan. Hal ini karena menyicil rumah butuh komitmen kuat dan kestabilan finansial.

Mengapa harus renovasi total? Ya, karena kondisi rumah yang telah 10 tahun kosong tersebut sudah diserang rayap! Seluruh daun pintu dan kusen kayu di rumah tersebut keropos semua, bahkan setiap ada pintu yang dibuka akan rontok… brolll!
Melihat hal tersebut, prioritas pembangunan rumah pun dilakukan mulai dari memberantas dan memastikan semua rayap bersih. Beruntung bagi Dian, seluruh pembangunan ini digawangi oleh sang ayah. Ya, ayah Dian adalah seorang arsitek perkapalan di mana sangat piawai mengenali jenis-jenis kayu dan mengantisipasi hal-hal buruk di kemudian hari.
Langkah pertama setelah merobohkan rumah, selama 6 bulan pertama difokuskan pada pembersihan rayap. Ayah Dian memastikan bahwa semua suntikan anti rayapnya berhasil memberantas seluruh koloni rayap. Bekas-bekasnya semua dikerok, dan tanahnya ditinggikan sekitar 80 cm.

Cerita Rumah Dian: Daun Pintu, Kusen, Hingga Furnitur Kayu Jati Semua

Cerita Rumah Dian: Daun Pintu, Kusen, Hingga Furnitur Kayu Jati Semua
“Saat itu kita berpikir mungkin dengan ditinggiin rayapnya akan lebih susah naik ke atas ha ha ha. Tapi untuk antisipasi banjir juga, walau jarang banjir, tapi tahun 2002 dulu di sini terkena banjir, kan sering ada istilah banjir 5 tahunan, jaga-jaga sajalah,” tutur Dian.
“Untuk bangunan rumah dirancang oleh ayah, saya minta ada yang dibuat mirip sama rumah beliau. Salah satunya saya minta ada kongliong, di antara ruang tengah sama ruang rias. Di rumah ayah ada, tapi nggak segede itu ha ha ha,” ujar Dian.
Kongliong merupakan bingkai kayu yang biasanya digunakan sebagai tanda pembatas antara satu ruang dengan ruang lainnya yang sifatnya tidak memerlukan privasi. Kongliong ini juga membuat sirkulasi udara lebih baik sehingga secara feng shui sangat baik bagi kesehatan keluarga.
Dian memang menarik segala inspirasi dari rumah orangtuanya. Unsur memori baginya sangat penting karena memberinya rasa nyaman di rumah miliknya yang akan dihuninya. Memang pembangunan dan pengisian rumah dilakukan secara perlahan karena Dian menginginkan agar seluruh daun pintu, kusen, hingga furniturnya dari kayu jati semua.
Setiap tahun Dian juga menargetkan membuat sesuatu hal untuk rumahnya, jadi tidak secara sekaligus diselesaikannya dengan segera. Bahkan saat ini, setelah memasuki tahun ke-13 ia beli rumah tersebut, Dian sedang membetulkan lemari pakaian dan berencana membuat dipan untuk Liora.
Sungguh menarik yang dilakukan Dian, selain membuat furnitor secara custom, bersama sang ayah pun ia sempat hunting furnitur jati di toko antik. Tak hanya itu, beberapa furnitur malah berasal dari rombakan furnitur lama milik Dian!

Cerita Rumah Dian: Inspirasi Rumah Rancangan Ayah dan Filosofi Dibalik Pintu

Cerita Rumah Dian: Inspirasi Rumah Rancangan Ayah dan Filosofi Dibalik Pintu
“Meja di sudut tempat saya meletakkan hiasan dan barang-barang kecil itu dulunya meja belajar yang dibuat oleh ayah lho! Dan next-nya saya akan rombak ranjang bayi besar Liora jaman dahulu, juga buatan ayah, yang bisa menampung saya untuk tidur di situ untuk dijadikan dipan. Liora ingin ranjang hijau katanya ha ha ha,” ungkap Dian.
Dian juga pernah punya meja makan yang sudah dimodifikasi dari wujud lamanya, namun karena terlalu besar, ia berikan kepada ibunya. Dian tak suka dengan ruangan yang jadi sempit karena furnitur.
“Selama itu furnitur kayu, saya suka dan masih bisa di-remake ya why not?!” tuturnya. Dian pun memberi nilai lebih terhadap arti sebuah pintu. Di mana ia mengharuskan seluruh pintu di rumahnya ini terbuat dari kayu jati.
“Pintu itu kan media pembuka berinteraksi, pertama kali ya buka pintu. Jadi saya maunya pintu itu aman, dari luar atau dari dalam. Kalau pintu jati kan keras tuh, orang mau ngejebol kan sulit. Jadi saya pastikan semua pintu dan kusen jati semua. Keuntungan lainnya, anti rayap juga,” tutur Dian mengungkapkan filosofinya.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah.com
Seluruh inspirasi rumah Dian memang berasal dari sang ayah. Segala hal yang disukai sang ayah, termasuk berkebun, pun menurun pada diri Dian. Dian bahkan tak segan mengakui bahwa ia adalah ‘anak ayah’. Tak heran bila legacy sang ayah telah melekat pada rumah Dian kini.
Pembangunan rumah Dian akhirnya selesai dan sudah ditinggali sejak pertengahan tahun 2015. Ayah Dian pun merasa lega ketika rumah anak kesayangannya berdiri, hingga kemudian pada tahun 2016 sang ayah berpulang. Dian sendiri merasa rumah ini 80% sudah mendekati rumah impiannya, sisanya karena rencana membuat ruangan di lantai 2 belum terlaksana.

Cerita Rumah Dian: Rencana Bikin Ruang Baca dan Sofa di Taman Belakang

Cerita Rumah Dian: Rencana Membuat Ruang Baca dan Sofa di Taman Belakang
Keinginan lain Dian adalah membuat ruang baca dan meletakkan sofa di taman yang berada di belakang rumah, yang kini menjadi area ruang kerja dari rumah. Taman belakang ini juga menjadi bagian dari kamar, dengan pemandangan hijau tentunya suasana baca dan bekerja akan terasa nyaman.
Yang dilakukan Dian hingga rumahnya benar-benar menjelma seperti rumah impiannya juga masih dilakukan secara bertahap. Ia senang karena hobinya berkebun juga bisa tersalurkan di rumahnya. Taman depan sempat menjadi tantangannya karena sang ayah sempat mengingatkan bahwa rumah Dian datarannya lebih rendah dari pada rumah sang ayah.
“Di depan saya nggak buat taman dengan tanah, tapi di bawahnya dibuat resapan air berupa gorong-gorong besar sehingga saat hujan aiar tidak menggenang,” tuturnya. Alhasil tanaman-tanaman cantik Dian susun di berbagai pot, warna-warninya membawa keceriaan.
Sebuah pohon mangga besar yang telah ada sejak dahulu dan sering berbuah lebat terpaksa harus ditebang pada tahun 2016. Pohon tersebut tiba-tiba kering dan mati, padahal pemilik rumah sebelumnya meminta agar Dian merawat pohon mangga tersebut.
“Dari pohon tersebut sangat banyak semut rangrang. Dan ternyata juga menjadi sarang rayap, ih banyak banget! Jadi kita suntik-suntik anti rayap juga di area itu. Tetangga pada menyayangkan karena memang buahnya banyak sekali. Tapi keamanan rumah dari rayap kan jauh lebih penting dong!” cerita Dian.

Cerita Dian Berbagi Tips Membeli Rumah Hingga Membangun Rumah Impian

Cerita Dian Berbagi Tips Membeli Rumah Hingga Membangun Rumah Impian
Dan berikut adalah tips dari cerita rumah Dian, mulai dari proses membeli rumah hingga membangun rumah impian.
  1. Kalau kita lagi bangun rumah biasanya bujet terus membengkak. Pastikan kita punya tabungan untuk biaya sekolah anak selama setahun. Karena anak kan ada kebutuhan sekolah, les, dan lain-lain.
  2. Berhemat! Hindari belanja yang kurang penting. Kalau ke mall, pikir dulu tujuannya.
  3. Pastikan kerjaan kamu benar kalau mau beli rumah, dan karier terus menanjak walau pelan-pelan. Karena menyicil rumah itu kan PR, kalau mendadak tidak bisa cicilnya akan bikin stres juga.
  4. Banting tulang mencari sampingan untuk beli tambahan keinginan lainnya. Karena bangun rumah ini akan banyak tambahan-tambahan belanja di luar rencana.
  5. Jangan membeli dulu tambahan-tambahan yang diinginkan jika rumahnya belum jadi. Selesaikan dulu rumahnya, gunakan cara pikir bertahap.

Tanya Rumah.com

Jelajahi Tanya Rumah.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami

Dian kini sudah merasa lega meski pembangunan rumahnya menurutnya masih belum usai, karena rumah inilah yang menjadi sumber energi baginya. Bagi Dian, kebebasan menata koleksi teh, atau berkebun menjadi hobi yang diperlukan untuk lebih bahagia.
Menghirup aroma teh yang menenteramkan atau sekadar melihat suburnya tanaman-tanaman membuat Dian merasa lebih menikmati hidup. Rumah menjadi tempat untuk lebih menyayangi diri sendiri.
“Setiap orang pasti suka melakukan sesuatu. Selama kita sudah sukses menghasilkan uang dan ingin mendapatkan sesuatu, sangat patut untuk membuat diri kita lebih bahagia dengan menekuni apa yang menjadi hobi kita sebagai cara mengekspresikan diri,” ujar Dian menutup perbincangan.
Itulah cerita perjalanan Dian wujudkan rumah impian, meski bertahap dan pelan-pelan tapi hasilnya kelihatan. Terpenting, rumahnya kini menjadi tempat yang menyenangkan, membahagiakan, bersama buah hatinya. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Teks: Erin Metasari, Foto: Peter F. Momor

Kalkulator KPR

Ketahui cicilan bulanan untuk hunian idaman Anda lewat Kalkulator KPR.

Kalkulator Keterjangkauan

Ketahui kemampuan mencicil Anda berdasarkan kondisi keuangan Anda saat ini.

Kalkulator Refinancing

Ketahui berapa yang bisa Anda hemat dengan melakukan refinancing untuk cicilan rumah Anda saat ini