Cerita Rumah Fanny: Beli Rumah Seken Harganya Naik Dua Kali Lipat

Wahyu Ardiyanto
Cerita Rumah Fanny: Beli Rumah Seken Harganya Naik Dua Kali Lipat
Tuntutan pekerjaan di perusahaan minyak dan gas (migas) membuat Fanny Fauzia yang biasa disapa Fanny menjadi nomaden, sering berpindah tempat tinggal karena tugas di kota dan negara lain. Ditambah lagi hobinya traveling menjelajahi berbagai tempat. Kondisi itulah yang membuatnya merasa tidak perlu punya rumah di Jakarta.
Siapa sangka, meskipun sempat ragu, akhirnya Fanny berubah pikiran dengan membeli sebuah rumah di Permata Bintaro, Cluster Calista, hunian nyaman di Bintaro Jaya Sektor 9 yang dikembangkan oleh PT. Jaya Real Property.
Setelah dibeli tahun 2012, Fanny harus meninggalkan rumah tersebut karena ditugaskan ke luar negeri. Terpikir untuk menjual kembali rumah tersebut. Namun, niatnya diurungkan, menyadari rumah tersebut diyakininya memberi berkah. Konsep rumah yang baru dihuni perempuan kelahiran 1980 ini mewujudkan inspirasi yang dilihatnya saat traveling.
Mau punya rumah di kawasan Bintaro yang fasilitas kawasannya sudah jadi dengan harga di bawah Rp1 M? Cek aneka pilihan huniannya di sini!

Cerita Kenangan Tinggal di Rumah Nenek Bikin Fanny Memilih Membeli Rumah

Cerita Kenangan Tinggal di Rumah Nenek Bikin Fanny Memilih Membeli Rumah
Fanny mengakui tidak punya keterikatan emosional dengan rumah orangtuanya yang berada di Ciledug, Tangerang. Sejak lulus SMP tahun 1994, ia telah meninggalkan rumah orangtuanya, pindah ke rumah neneknya di Kebayoran Baru yang lebih dekat dengan sekolahnya.
Setelah menyelesaikan kuliah tahun 2002, ia bekerja di perusahaan migas yang kemudian ditugaskan ke Balikpapan, Kalimantan Timur sejak 2005 sampai akhir tahun 2010. Ketika kembali ke Jakarta pada Januari 2011, Fanny tinggal di apartemen di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
“Sejak remaja saya sudah tinggal terpisah dengan orangtua. Saya terbiasa hidup mandiri dan punya space sendiri. Jadi saya tidak nyaman untuk tinggal di rumah orangtua. Hubungan saya dengan orangtua sih tidak ada masalah. Meski tidak tinggal bersama tapi kami rutin berkomunikasi,” jelas lulusan Fakultas Teknik Universitas Indonesia ini.
Bekerja di perusahaan migas, Fanny seringkali ditugaskan ke luar kota dan luar negeri dalam kurun waktu cukup lama. Itu sebab ia tidak terpikir menetap di suatu kota tertentu sehingga butuh membeli rumah.
Justru rekan kerjanya yang menyarankannya lebih baik uangnya untuk bayar cicilan membeli apartemen atau membeli rumah karena nanti bisa menjadi miliknya. Daripada uangnya untuk bayar sewa apartemen. Dan Fanny sempat terpikir untuk membeli apartemen saja.
Tapi suatu ketika ia terkenang rumah neneknya yang menyenangkan sebagai tempat tinggal. Rumah dengan halaman yang luas dipenuhi tanaman yang asri. Kenangan itulah yang akhirnya menuntunnya untuk memilih membeli rumah.

Cerita Survei Rumah Town House di Jagakarsa Hingga Rumah Seken di Bintaro

Cerita Survei Rumah Town House di Jagakarsa Hingga Rumah Seken di Bintaro
Menemukan rumah sesuai keinginan juga bukan proses yang mudah buat Fanny. Sampai delapan bulan ia mencari rumah di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan yang dekat dengan kantornya di Cilandak KKO, tetapi hasilnya nihil. Waktu itu mulai marak dibangun town house.
Town house yang saya datangi berada di tengah perkampungan warga dengan ketimpangan sosial ekonomi yang sangat terasa. Begitu keluar pintu gerbang town house, terlihat perbedaan kontras dengan lingkungan sekitarnya. Saya tidak sampai hati untuk tinggal di hunian seperti itu. Apalagi rumah di town house ukurannya kecil, tapi harganya terbilang tinggi,” paparnya yang sempat patah arang untuk meneruskan pencarian rumah.
Orangtua Fanny menyarankan untuk mencari rumah di daerah Bintaro supaya dekat dengan rumah mereka. Ia menolak dengan anggapan harga rumah di Bintaro sudah di luar batas kemampuannya.
“Saya tipikal konservatif dalam menentukan alokasi dana buat cicilan rumah, yaitu tidak lebih dari 30% penghasilan, supaya tidak mempertaruhkan buat dana lainnya seperti liburan. Berusaha realistis karena ingin rumah cukup luas tapi harga masih terjangkau, saya kompromi dengan solusi mencari rumah seken,” tutur penggemar olahraga lari dan pilates ini.
Fanny iseng mengecek rumah seken di kawasan Bintaro melalui situs Rumah.com. Ada rumah di Permata Bintaro yang dijual dengan harga masuk kisaran bujetnya. Kemudian ia survei bersama temannya yang juga sedang mencari rumah di Bintaro dan ingin survei ke perumahan Graha Raya Bintaro.
“Pertama kami mendatangi rumah yang ingin disurvei teman. Ternyata dia tidak cocok. Kemudian kami mendatangi unit rumah yang mau saya survei di Permata Bintaro. Saya juga kurang cocok. Justru teman saya yang tertarik membeli rumah di sana,” ungkap Fanny.

Cerita Rumah Tupai Fanny, Beli Rumah Seken Dibantu Agen Properti

Cerita Rumah Tupai Fanny, Beli Rumah Seken Dibantu Agen Properti
Fanny sendiri sebenarnya menyukai lingkungan Permata Bintaro yang merupakan perumahan terpadu dengan lahan hijau yang luas dan fasilitas penunjang yang lengkap seperti kota mandiri. Mendengar cerita temannya yang betah tinggal di Permata Bintaro, Fanny tergugah untuk kembali mencari rumah di sana.
Melalui pencarian di situs Rumah.com, ia cepat menemukan rumah yang menarik minatnya dan segera menghubungi agen propertinya. Dikabarkan hari itu juga ia bisa survei rumah tersebut. Tiba-tiba, Fanny mengontak orangtuanya dan mengajak untuk ikut survei. Padahal sebelumnya ia tidak mau melibatkan orang tuanya dalam proses pembelian rumah.
“Unit rumah yang disurvei ternyata kurang cocok. Ketika mau pulang kami ditawari agen properti melihat unit rumah di Cluster Calista yang merupakan listing rekan agen tersebut. Melihat letak rumahnya di hook dengan tanah lebih luas, saya tertarik. Rumahnya masih bangunan lama, asli dari developer, belum direnovasi," jelas Fanny.
Bagi Fanny bangunan lama tidak masalah karena tujuannya membeli rumah seken memang lebih memprioritaskan lahannya. Menurutnya kekurangan pada bangunan bisa disiasati dengan renovasi bertahap. Sang ibu pun menyetujui dan menyakinkannya untuk mengambil rumah dengan luas bangunan 60m2 dan luas tanah 160m2 seharga Rp800 juta tersebut.

Pencarian Agen

Hubungi Agen Profesional yang Akan Membantu Kebutuhan Anda

Karena proses pencarian rumah tersebut melalui online dan diperantarai agen propertinya, ketika proses akad kredit barulah diketahui pemilik rumah tersebut adalah adik teman kuliahnya. Sebelum menempati rumah tersebut, ia melakukan renovasi kecil seperti mengecat rumah dan memperbaiki teras.
Dengan bentuk rumahnya yang mungil, mengingatkan rumah tupai di film kartun, sehingga ia menjulukinya “Rumah Tupai”.

Cerita Harga Rumah Fanny Naik Dua Kali Lipat Sampai Ditawar Agen Properti

Cerita Harga Rumah Fanny Naik Dua Kali Lipat Sampai Ditawar Agen Properti
Fanny sempat menempati rumah barunya selama 6 bulan tapi kemudian terpaksa harus ditinggalkan. Fanny ditugaskan ke Turkmenistan selama enam bulan dan dilanjutkan ke Thailand selama 4 tahun. Selama ditinggal, rumah yang kosong dititipkan kepada orangtuanya.
Ada cerita yang menarik dari proses pembelian rumahnya. Fanny merasa tersentil karena sejak awal ia menghindari beli rumah di lokasi yang berdekatan dengan rumah orangtuanya.
"Entah mengapa tiba-tiba saya berubah pikiran. Dan terbukti, saya membutuhkan bantuan orangtua untuk mengawasi rumah selama saya pergi. Beruntung jarak rumah saya dan orangtua cukup dekat, bisa ditempuh sekitar 30 menit,” ungkap penyuka aktivitas luar ruang ini.
Keputusan Fanny membeli rumah tersebut ternyata memberikan keuntungan. Tak lama, terjadi krisis ekonomi global yang mengakibatkan harga properti mengalami bubble. Harga properti di kawasan Bintaro melonjak naik. Sampai agen propertinya dulu menawarkan, kalau ingin menjual kembali rumah tersebut, harganya sudah naik dua kali lipat.
Sempat tergiur dengan tawaran agen properti tersebut. Karena masih melajang, Fanny terpikir menjual rumah tersebut dan membeli apartemen yang lebih praktis. Namun ia membayangkan pulang ke rumah bisa istirahat dengan relaks, melepas stres dibandingkan apartemen yang masih terasa ramai.
Apalagi rumah di lingkungan yang tenang dan asri. Akhirnya niat tersebut ia urungkan. “Rumah pertama, saya dengar, baiknya jangan dijual, kecuali ada hal yang merugikan atau kebutuhan mendesak sehingga harus menjual rumah tersebut. Apalagi saya rasakan dapat banyak berkah dengan memiliki rumah ini,” akunya.

Cerita Pertimbangan Membeli Rumah yang Jadi Berkah Berkat Restu Orangtua

Cerita Pertimbangan Membeli Rumah yang Jadi Berkah Berkat Restu Orangtua
Krisis ekonomi global berdampak pula terhadap nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar. Saat itu ia sedang ditugaskan di luar negeri dengan gaji dolar. Dikonversi dalam rupiah, penghasilannya menjadi bertambah. Cicilan KPR yang diambilnya selama sepuluh tahun jadi bisa diselesaikan dalam waktu tiga tahun.
Membuat keputusan yang menguntungkan, Fanny mengakui tak lepas dari restu orangtua. Dengan melibatkan orangtua, mempermudah proses pembelian rumahnya. Bahkan rumah tersebut memberikan banyak kebaikan.
Menurutnya, “Membeli rumah adalah keputusan besar, terkait investasi dengan nilai cukup besar. Banyak hal yang harus dipikirkan, dipertimbangkan, supaya tidak salah pilih. Menemukan rumah seperti menemukan jodoh. Tidak bisa terburu-buru, harus ada chemistry.
Fanny menyarankan pula, apabila membeli rumah seken sebaiknya melalui agen properti. Kalau ada masalah administrasi seperti kelengkapan dokumen dalam transaksi jual beli dan akad kredit, agen properti akan memproteksi dari risiko yang merugikan. Seperti yang dialaminya.
Di tahun 2016, ketika Fanny kembali ke Jakarta, kondisi rumahnya perlu direnovasi. Akibat tingkat kelembaban yang cukup tinggi di Bintaro membuat bahan kayu keropos karena rayap sehingga perlu direnovasi. Bangunan rumah tidak bisa dipertahankan lagi sehingga harus dirobohkan dan dibangun kembali.
Untuk membangun ulang rumahnya, Fanny dibantu oleh seorang arsitek, Daris Suryansyah yang merupakan teman sekelasnya sewaktu SMA. Sebagai teman, tentu saja sang arsitek telah mengenali karakter dan referensi desain rumah yang disukai Fanny.

Cerita Ganti Kontraktor Saat Renovasi Rumah dengan Konsep Semi Industrial

Cerita Ganti Kontraktor Saat Renovasi Rumah dengan Konsep Semi Industrial
Ia memilih antara inspirasi gaya barn house atau rumah lumbung, dan juga rumah Hacienda yang pernah dilihatnya saat traveling ke Spanyol. Tetapi tidak ingin terlihat terlalu ekstrem. Daris memberikan jalan tengah dengan memodifikasi konsep barn dengan industrial yang dikategorikan sebagai semi-industrial.
Pembuatan konsep dan gambar rumahnya sendiri membutuhkan waktu hampir satu tahun. Pada bulan Agustus 2018, pembangunan rumah dimulai namun terkendala pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang butuh waktu sebulan. Setelah IMB keluar, renovasi mulai dilakukan.
Ketika proses pembangunan, kontraktor sempat diganti karena tidak memenuhi komitmen. Lantaran belum berpengalaman, Fanny mengakui lepas kontrol terhadap kerja kontraktor. Akibatnya, jadwal pengerjaan yang diproyeksi maksimal satu tahun mengalami kemunduran. Pembangunan sempat terhenti mulai Desember 2019.
Ketika dilanjutkan pada Maret 2020, tak berapa lama terjadi pandemi sehingga pengerjaan harus terhenti lagi, padahal tinggal tahap finishing. Diteruskan di bulan Mei dan akhirnya selesai pada Juni 2020. Selama proses renovasi, Fanny pindah ke apartemen Kemang Village.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, kpr, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah.com.
Dengan tanah berbentuk trapesium, Daris sang arsitek tetap mempertahankan keunikan tersebut. Rumah Fanny dibangun mengikuti bentuk lahan.Konsep semi-industrial diwujudkan Daris dengan tampilan minimalis yang clean seperti jendela dibuat berukuran kecil.
"But, it’s a big no for me. Saya ingin rumah dengan jendela yang besar dan banyak bukaan seperti rumah nenek dulu, tetapi Daris tidak setuju karena letak rumah yang dekat jalan raya sehingga bagian dalam rumah akan terlihat dari jalan,” ujarnya.

Cerita Rumah Fanny yang Ramah Lingkungan dan Hemat Energi

Cerita Rumah Fanny yang Ramah Lingkungan dan Hemat Energi
Daris memberikan solusi dengan mendirikan plafon setinggi 10 meter dan menghadirkan ruang tanpa sekat di lantai bawah serta inner court yard dengan konsep open sky. Area inner court yard tersebut menyambung dengan living room, ruang makan dan dapur yang hanya dibatasi pintu kaca lipat.
Konsep ruang tanpa sekat tersebut disesuaikan dengan kegemaran Fanny kumpul dengan teman-temannya di rumah untuk masak dan makan bersama, termasuk olahraga bersama. Menariknya, salah satu sisi dinding yang lebar dibuat polos hanya dicat putih sehingga dapat digunakan sebagai layar proyektor untuk nonton bareng.
Tak salah memang bila Fanny menyebut ruangan tanpa sekat tersebut sebagai area entertain. Sinergi open sky dan open space juga menunjang penerapan konsep konservasi energi pada hunian ini.
Sinar matahari bisa masuk ke dalam rumah, begitu pula sirkulasi udara sehingga menghemat energi konsumsi listrik untuk lampu dan pendingin udara. Di bagian rooftop pun dibuat untuk solar panel sehingga rumahnya benar-benar ramah lingkungan.

Tips Rumah.com

Membeli rumah seken sebaiknya melalui agen properti. Kalau ada masalah administrasi seperti kelengkapan dokumen dalam transaksi jual beli dan akad kredit, agen properti akan memproteksi dari risiko yang merugikan.

“Lebih baik mengeluarkan dana lebih besar di awal sebagai investasi supaya bisa mengurangi pemakaian listrik ke depannya. Kalau setiap bulan bisa hemat biaya listrik akan lebih menguntungkan,” jelas Fanny yang sangat concern dengan keterbatasan sumber daya alam.
Dan yang tak kalah penting, langkah ini menurut Fanny juga sebagai bentuk kepeduliannya untuk menjaga keberlanjutan energi alam di masa depan. Fanny yang kerjanya sering ditugaskan ke luar kota bahkan luar negeri sehingga kerap tinggal di kamar hotel juga menginginkan kamar tidur seperti di hotel yang berukuran besar. Lengkap dengan closet room dan kamar mandi.

Cerita Rumah Besar Fanny dengan Standar Keselamatan dan Keamanan

Cerita Rumah Besar Fanny dengan Standar Keselamatan dan Keamanan
Pengalaman bekerja di perusahaan migas dengan standar keamanan tinggi juga membuat Fanny menerapkan standar keselamatan dan keamanan dalam pembangunan rumahnya.
“Di kamar utama awalnya semua jendela kaca dibuat kunci mati untuk proteksi dari pencuri. Saya minta salah satu jendela dibuat terbuka supaya bisa digunakan sebagai emergency exit jika terjadi kebakaran."
Di bagian kamar anak juga dibuat balkon sebagai emergency exit. Contoh lain, Fanny juga meminta tangga yang dibuat dengan konsep melayang oleh arsitek yang tetap memperhatikan ukuran anak tangga yang aman untuk anak-anak.
"Kata arsiteknya, tidak semua orang kepikiran faktor keselamatan seperti itu,” ujar perempuan yang suka masak ini. Dan mengingat sang ayah memakai kursi roda, Fanny memperhatikan rumah yang ramah disabilitas dengan menyediakan ramp untuk kursi roda serta pintu berukuran besar.

Tanya Rumah.com

Jelajahi Tanya Rumah.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami

Perpaduan konsep barn dan industrial ditonjolkan dengan pemakaian pilar baja. Selain fungsi estetika, pilar baja sekaligus sebagai alternatif pengganti kayu yang dihindari untuk lingkungan dengan kelembaban cukup tinggi seperti di Bintaro.
Ekspos baja warna hitam yang terkesan maskulin diselaraskan dengan material lain seperti bata roster yang alami serta tanaman hias agar terasa lebih hommy. “Luput memperhatikan dimensi ruang, ketika rumah selesai dibangun saya baru menyadari, wah besar banget ya rumah ini buat saya tempati sendiri,” katanya diiringi tawa lepas.

Cerita Rumah Fanny yang Prioritaskan Fungsi Daripada Estetika

Cerita Rumah Fanny yang Prioritaskan Fungsi Daripada Estetika
Rumah tersebut dibangun dua lantai dengan luas sesuai batas IMB yaitu 200m2 yang terdiri dari tiga kamar tidur dan tiga kamar mandi. Dengan pertimbangan, rumah tersebut tidak perlu direnovasi lagi karena telah memenuhi kebutuhan bagi yang telah berkeluarga sekalipun.
Ketika renovasi, tantangan terbesar adalah menjaga pengeluaran dana agar tidak kebablasan. Seringkali dana yang dikeluarkan ternyata melebih rencana. Untuk antisipasi, sejak awal Fanny telah menentukan batas dana renovasi tambahan jika diperlukan, yaitu 10-20%.
“Pemekaran dana, kuncinya tergantung pada pemilik rumah. Tidak bisa dihindari ketika proses membangun, ada godaan untuk menambah sesuatu. Pasti ada saja yang berkomentar, sumbang saran untuk menambah ini dan itu. Saya berorientasi pada fungsi, meskipun tetap memperhatikan estetika," ujarnya.
Bahkan ketika ada yang berkomentar, “Fan, lebih lucu deh kalau dikasih ini dan itu.” maka bagi Fanny itu enggak lucu. "Alasannya yang karena lucu saja jadi tidak lucu buat saya yang harus mengeluarkan uang, ha ha ha…,” ceritanya diakhiri tawa lepas seraya melucu.
Ada saatnya pula Fanny memadukan sisi fungsi dan estetika sekaligus. Seperti pintu utama yang mengadopsi french door dengan pintu kayu yang melapisi pintu kaca sebagai pengganti teralis untuk keamanan.
Dan kini Fanny tengah menikmati setiap sudut di rumah yang menghabiskan dana renovasi sampai Rp900 juta. Kini rumah tersebut diberi nama baru, yaitu “Rumah Tupai 2.0.”
Itulah perjalanan mewujudkan rumah idaman Fanny yang berbekal pertimbangan matang dan restu dari orangtua yang mendatangkan berkah. Masih ada banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Teks: Siti Rahmah, Foto: Tody Harianto

Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.

Kalkulator KPR

Ketahui cicilan bulanan untuk hunian idaman Anda lewat Kalkulator KPR.

Kalkulator Keterjangkauan

Ketahui kemampuan mencicil Anda berdasarkan kondisi keuangan Anda saat ini.

Kalkulator Refinancing

Ketahui berapa yang bisa Anda hemat dengan melakukan refinancing untuk cicilan rumah Anda saat ini