Cerita Rumah Hari: Over Kredit Rumah Pertama Demi Bangun Rumah Sendiri Sesuai Selera

Wahyu Ardiyanto
Cerita Rumah Hari: Over Kredit Rumah Pertama Demi Bangun Rumah Sendiri Sesuai Selera
“Rumah tempat melepas lelah, sekaligus mencari ketenangan dan kenyamanan. Tidak perlu besar, tidak perlu mewah. Terpenting bisa merasakan kehangatan ketika pulang. Ketika kembali ke rumah, terasa hangat dan nyaman untuk keluarga.” – Cerita Rumah Hari
Begitulah Hari Purnama menuturkan tentang arti rumah baginya. Ia dan sang istri, Nenny Mahya, kini telah berhasil mewujudkan rumah impiannya. Bersama tiga anaknya, rumah menjadi hunian yang nyaman dan menenangkan.
Rumah Purnama, begitu mereka menyebut rumah ini, memang bukan pengalaman pertama Hari memiliki rumah. Tapi rumah modern nan apik di komplek Kiara Asri, Buah Batu, Bandung, ini punya kesan istimewa. Karena semua dibangun sendiri. Dari yang tadinya sekadar lahan kavling, sampai berdiri Rumah Purnama yang instagramable dan eksis di media sosial.
Mau punya rumah di area Buah Batu, Bandung, Jawa Barat, seperti rumah Hari yang berada di tengah kota, kawasan yang sudah mapan, namun berudara sejuk? Temukan pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp1 milyar di sini!
Lika-liku yang dilalui Hari seputar rumah selama 12 tahun, banyak memberinya pengalaman berharga. Mulai dari tinggal di rumah kontrakan di awal pernikahan, beli rumah pertama, hingga rumah barunya saat ini.
Perjalanan mewujudkan rumah impian yang dibangun sesuai keinginan Hari akhirnya jadi nyata pada tahun 2019. Rumah tiga lantai dengan ruangan serupa rumah kaca yang berada di rooftop-nya ini berdiri di atas lahan seluas 102 m2 dengan total bangunan 125 m2.

Cerita Rumah Hari: Over Kredit Rumah Demi Punya Rumah Industrial Minimalis

Cerita Rumah Hari: Over Kredit Rumah Demi Punya Rumah Industrial Minimalis
Mulanya, sebagaimana kebanyakan pasangan muda, keduanya membeli rumah ready di sebuah klaster di kawasan Bandung. Rumah itu baru dibeli dengan pembiayaan KPR pada tahun 2013 seharga Rp465 juta, ini merupakan rumah pertama setelah menikah di tahun 2009.
“Kalau awal menikah langsung cari rumah, bisa-bisa cicilannya hampir sama dengan gaji. Karena waktu itu saya baru merintis karier,” kata Hari. Sebagai kepala keluarga, Hari merupakan pencari nafkah tunggal.
Bonus demi bonus, komisi demi komisi yang didapatkan Hari dari pekerjaannya sebagai Regional Sales Manager di sebuah perusahaan fast moving consumer goods di Jakarta dikumpulkan demi mewujudkan target punya rumah sendiri. Setelah kesampaian punya rumah sendiri, mereka mulai menatanya sesuai perkembangan selera keduanya.
Berkat profesinya, Hari juga jadi sering bersinggungan dengan kafe atau badan-badan usaha lain yang bergerak di bidang hospitality dengan tata ruang modern. Konsep bangunan industrial minimalis inilah yang lantas terpatri dalam kepalanya, yang mendorongnya ingin punya rumah dengan desain yang memikat hatinya ini.
“Kalau mengaplikasikannya di rumah KPR ini saya jadi harus ngebongkar lagi. Namanya rumah ready stok itu kan ya mirip-mirip. Makanya saya pengin benar-benar membangun dari awal,” jelas Hari. Karena KPR yang belum lunas, maka rumah tersebut akhirnya dijualnya dengan cara over kredit.
Penjualan rumah yang belum lunas dengan cara over kredit ini juga mempertimbangkan cicilan KPR yang sudah berjalan selama tiga tahun, ditambah pembayaran DP yang jumlahnya cukup signifikan. Sebelum melakukan penjualan, rumah Hari juga sedikit direnovasi. Sehingga calon pembeli tertarik dan penjualan berjalan lancar.

Cerita Rumah Hari: Riset Harga Tanah, Lokasi, Hingga Rumah Kontrakan Lewat Rumah.com

Cerita Rumah Hari: Riset Harga Tanah, Lokasi, Hingga Rumah Kontrakan Lewat Rumah.com
Setelah sukses menjual rumah, selanjutnya target Hari ada dua: mencari lahan kavling dan pendanaan yang sesuai untuk membeli tanah sekaligus membangun rumah. Hari dan Nenny bukanlah pasangan yang ngoyo untuk mempunyai rumah di tengah kota. Mereka sadar, harga tanah dan properti yang kian melonjak bisa tidak sesuai dengan bujet mereka.
Proses pencarian lahan kavling mereka lakukan dengan riset yang matang, misalnya dengan melakukan riset harga dan lokasi lewat Internet. Salah satu referensinya adalah lewat listing properti di jual di Rumah.com. Niat awalnya, mencari rumah tua murah untuk kemudian dibangun ulang.
Pencarian mereka di Rumah.com tidak hanya seputar pencarian rumah seken atau lahan kavling. Keduanya juga mengandalkan direktori di Rumah.com untuk menemukan rumah kontrakan yang bisa mereka sewa dan tinggali sembari menunggu rumah baru berdiri.
Sambil terus mencari, akhirnya Hari dan Nenny iseng menyambangi salah satu komplek yang sudah lama berdiri di kawasan Buah Batu. Awalnya mereka hanya ingin melihat-lihat. Daerah komplek yang sudah cukup mapan membuat keduanya ragu bujetnya tidak cukup untuk membeli lahan di sana. Namun, nasib berkata lain.
Di komplek tersebut ada sebidang kavling kosong. Sontak saja mereka bertanya-tanya ke warga sekitar, siapa pemilik tanah itu. Dari warga, diketahuilah bahwa kavling itu pemiliknya sama dengan pemilik komplek perumahan tersebut. Sebuah alamat diberikan, dan langsung didatangi saat itu juga.

Cerita Rumah Hari: Beli Tanah Kavling Langsung Sepakat, Cash Bertahap Cepat

Cerita Rumah Hari: Beli Tanah Kavling Langsung Sepakat, Cash Bertahap Cepat
Tanpa diduga, ternyata pemilik komplek dan kavling tersebut juga juragan tanah dari klaster rumah pertamanya. “Akhirnya saya ngomong kalau dulu saya juga beli rumah di lahannya yang lain,” jelas Hari.
Informasi itu rupanya disambut hangat oleh juragan tanah yang biasa dipanggil ‘Pak Haji’ tersebut. Keakraban pun tercipta, dan kesepakatan jual beli kavling pun terjadi saat itu juga. “Istri saya sampai ngomong, ini beli kavling kok kayak beli kacang goreng ha ha ha,” kenangnya diiringi tawa.
Proses pembelian tanah kavling Hari juga terbilang tidak rumit. Tak ada angin, tak ada hujan, ngobrol sebentar, langsung deal. “Habis saya sudah cocok dengan tempatnya, kalau saya yang penting kan dekat masjid. Nah ini cocok,” jelas Hari.
Tentu saja sebelumnya Hari sudah memeriksa keamanannya terkait legalitas dan kepemilikannya. Seperti:
  • Memastikan Keaslian Bukti Kepemilikannya. Caranya dengan mendatangi langsung kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN). Di loket pengecekan sertifikat tanah nanti akan dibantu mengecek keaslian sertifikat berdasarkan peta pendaftaran, daftar tanah, surat ukur dan buku tanah.
  • Cek Status Kepemilikannya. Apakah Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, atau Hak Pakai? Dengan mengetahui status kepemilikan tanah akan membantu kita menentukan nilai tanah atau properti itu sendiri.
  • Periksa Detail Tanahnya. Penting untuk memeriksa secara detail tentang ukuran, batas, bentuk, dan luas tanah yang tercantum dalam sertifikat sesuai dengan kondisi di lapangan.
  • Cek Status Pemilik. Meski terlihat sepele, nyatanya yang tak kalah penting adalah mengecek status pemilik tanah.
Saat itu, satu-satunya yang bisa dianggap sebagai kendala hanyalah soal pembayaran. Kalau dibayar cash keras, tentu saja masih cukup berat. Mereka lantas meminta waktu sampai akhir tahun 2018, untuk bisa melunasi lahan kavling tersebut secara cash bertahap. Tidak lama, hanya sekitar lima bulan. Itu pun langsung disetujui si empunya tanah.
Berikutnya, mereka mulai menabung lagi untuk biaya pembangunan rumahnya. Targetnya rumah sudah berdiri sebelum periode sewa rumah kontrakan mereka habis. Rupiah demi rupiah dari komisi Hari pun kembali ditabung dengan disiplin. Di samping itu keduanya juga mencari alternatif pendanaan lain untuk membantu proses pembangunan rumahnya.

Cerita Rumah Hari: Bangun Rumah Pertimbangkan Fasilitas Pinjaman Kantor Atau KPR Syariah

Cerita Rumah Hari: Bangun Rumah Pertimbangkan Fasilitas Pinjaman Kantor Atau KPR Syariah
Berikutnya, mereka mulai menabung lagi untuk biaya pembangunan rumahnya. Targetnya rumah sudah berdiri sebelum periode sewa rumah kontrakan mereka habis. Rupiah demi rupiah dari komisi Hari pun kembali ditabung dengan disiplin. Di samping itu keduanya juga mencari alternatif pendanaan lain untuk membantu proses pembangunan rumahnya.
Total biaya yang dibutuhkan untuk mewujudkan rumah impian ini ada di kisaran Rp1 miliar. Dari total dana tersebut, 60% di antaranya untuk membeli lahan kavling, dan 40% sisanya merupakan dana untuk membangun rumah.
Meskipun terhitung murah untuk rumah di area tengah kota, bukan berarti bebannya jadi lebih ringan. Hari pun putar otak dan memutuskan menggunakan fasilitas pinjaman dari kantornya. Keputusan ini dibuat setelah menimbang-nimbang opsi lain, salah satunya kredit pemilikan rumah, khususnya KPR Syariah.
Dalam pembelian rumah pertamanya dulu, Hari menggunakan fasilitas KPR Syariah. “Pertimbangannya pertama dari sisi agama. Kedua, memang KPR konvensional awalnya terasa murah. Tapi setelah beberapa tahun, floating rate-nya sangat signifikan bagi saya,” katanya.
Ia pun berkaca kepada pengalamannya yang meskipun di awal terasa sangat berat membayarkan tagihan KPR yang flat, tetapi lama kelamaan akan terasa ringan seiring dengan peningkatan kemampuan finansial.

Cerita Rumah Hari: Prioritas Utama Punya Rumah Dulu

Cerita Rumah Hari: Prioritas Utama Punya Rumah Dulu
“Kami sempat membanding-bandingkan antara KPR konvensional, syariah, dan juga fasilitas soft loan kantor. Ternyata tetap lebih ringan fasilitas pinjaman kantor. Ya, mungkin karena memang didesain buat pegawai ya hahaha,”jelas Hari.
Fasilitas pinjaman yang diberikan kantor Hari pada akhirnya memang jadi penyelamat. Fokus mereka berikutnya adalah membangun rumah di lahan seluas 102 m2 yang berbentuk serong tersebut.
Ya, persoalan biaya tentu saja menjadi masalah bagi banyak keluarga muda untuk mempunyai rumah. Tidak terkecuali Hari dan Nenny saat itu. Makanya sejak awal mereka tidak ngoyo soal lokasi ataupun besaran rumah. Yang penting punya dulu, biarpun diawali meski tinggal di rumah kontrakan sekalipun.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah.com
Kalaupun memang dapat di daerah pinggir kota dan ukurannya kecil, tak mengapa. Toh nanti ketika uangnya dikumpulkan lagi, mereka bisa pindah. Menurutnya itu lebih konkret ketimbang ngoyo menabung tanpa kepastian.
“Saya percaya manusia pasti kepengin beli ini, beli itu. Makanya saya kalau menabung tanpa ada sesuatu yang dipaksakan itu nggak bisa. Mesti ada target, tabungan itu mau jadi apa,” kata Hari.

Cerita Rumah Hari: Bayar Cicilan KPR Anggap Menabung Atau Bayar Kontrakan

Cerita Rumah Hari: Bayar Cicilan KPR Anggap Menabung Atau Bayar Kontrakan
Ia mengambil contoh cicilan KPR-nya dulu senilai Rp4,3 juta/ bulan dengan tenor 15 tahun. Saat itu ia hanya mencicil selama tiga tahun karena dilanjut keputusannya menjual rumah. Tentu saja uang tersebut kembali ketika dijual dengan over kredit.
Namun, kalau dipikir lagi, misalnya ia sengaja menabung Rp4,3 juta per bulan khusus untuk membeli rumah, belum tentu akan terkumpul uang yang sama banyaknya. Karena bisa tergoda untuk dipakai membeli ini itu.
Jadi buat saya, bayar cicilan KPR itu seperti menabung. Dan yang namanya rumah kan harganya akan terus naik. Kalau pun turun, anggap saja kita sedang mengontrak, tetapi tabungan tetap utuh,” lanjut Hari lagi.

Tips Rumah.com

Mau punya rumah, yang penting punya rumahnya dulu. Soal ukuran atau lokasinya jangan dijadikan penghambat niat untuk punya rumah. Jika kemampuannya memang di daerah pinggir kota dan ukurannya kecil, setidaknya sudah punya rumah. Ketika kelak punya dana, bisa upgrade rumahnya sesuai selera.

Selain itu, alasan terbesar Hari dan Nenny memutuskan membangun rumah sendiri memang agar bisa leluasa menciptakan rumah yang sesuai kebutuhan. Selain desain fasad dan interior, salah satu perhatian mereka tentunya soal denah ruangan.
Bagi Hari, denah rumah baru yang ditawarkan kebanyakan pengembang mirip antara satu dengan yang lain: ruang tengah langsung terlihat dari pintu depan sampai ke area belakang rumah. Hal ini cukup mengganggu bagi Hari yang menginginkan privasi bagi keluarganya.

Cerita Rumah Hari: Desain Rumah Industrial Minimalis dengan Privasi yang Terjaga

Cerita Rumah Hari: Desain Rumah Industrial Minimalis dengan Privasi yang Terjaga
Itulah mengapa ketika mendesain Rumah Purnama, perihal privasi ini menjadi elemen yang amat penting. “Saya mau yang area living room-nya lebih privat, tapi juga tetap playful. Jadi ketika saya ada tamu, anak saya tetep bisa main di belakang area ruang tamu karena tersekat dinding.”
Kebutuhan esensial itu kemudian ia padukan dengan elemen estetika yang kiranya sesuai. Inspirasinya ia ambil dari akun-akun dekorasi rumah di Instagram, Pinterest, serta inspirasi desain rumah terkini di situs properti seperti Rumah.com.
Tidak lupa, ia juga mencomot satu dua inspirasi dari berbagai hotel, kafe, dan restoran yang pernah dikunjunginya. Alasannya, “Saya suka karena lebih simpel, tidak banyak printilannya. Kesannya juga lebih hangat dan lebih anak muda. Istri juga suka, jadi cocoklah hahaha.”.
Soal desain rumah, Hari sudah punya visi yang jelas untuk rumah barunya ini. Kata kuncinya dua: industrial dan minimalis. Sayang, ia tak pandai membuat gambar kerja. Maka ia menggunakan jasa arsitek untuk menuangkan idenya ke lembar kerja.
Sementara, untuk perhitungan material dan teknis pembangunan ia memercayakannya kepada kontraktor. “Tapi saya tetap in charge saat pembangunan,” ujar Hari. Keterlibatannya tidak hanya memastikan kerapihan pengerjaan bangunan, tetapi juga kesesuaian ruang dengan kebutuhannya.
Hari menjelaskan, kontraktor cenderung akan berpatok kepada gambar kerja yang dibuat arsitek. Sehingga, walaupun pada kenyataannya ternyata kelihatan tidak enak mereka tidak akan berimprovisasi untuk mengubahnya menjadi lebih baik selama sudah sesuai dengan gambar kerja.

Cerita Rumah Hari: Rumah Impian Bergaya Unfinished Ala Kafe

Cerita Rumah Hari: Rumah Impian Bergaya Unfinished Ala Kafe
“Jadi berdasarkan pengalaman saya, jika mau bangun rumah sendiri boleh pakai kontraktor tapi jangan percayakan 100% karena cara pandangnya pasti beda,” ujar Hari. Komunikasi memang memegang peran yang sangat penting, dalam hal ini terkait dengan visi mereka memiliki rumah dengan sentuhan akhir unfinished.
Urusan yang satu ini memang sempat menjadi persoalan yang cukup pelik baginya dan tim kontraktor. Sebabnya, ada sedikit miskom dengan tim kontraktor soal pengertian unfinished. Hari pun sampai mengajak mandor kontraktornya berkunjung ke salah satu kafe untuk melihat gaya unfinished yang diinginkan.
“Ternyata waktu dibuat itu hasil jadinya tidak sesuai dengan yang saya mau,” jelasnya. Agar tidak terjadi miskom lagi, Hari pun berkutat di Internet mencari berbagai formula untuk membuat gaya unfinished yang ia inginkan, dan ketemu. Ia pun langsung meminta untuk semua acian diulang.
“Memang kalau saran saya, misalnya mau pakai kontraktor itu harus lihat langsung hasil kerja mereka. Jangan hanya berdasarkan portofolio terus percaya begitu saja,” sarannya. Selain itu elemen lain yang juga patut menjadi pertimbangan saat memilih kontraktor adalah dokumen RAB.
Akhirnya pada pertengahan 2019 rumah bisa ditempati. Sayang, baru sekitar setahun menikmati rumah baru, Hari dipindahtugaskan ke Jakarta pada Maret 2021. Terpaksa rumah baru tersebut mesti sering ditinggal, kalaupun ditempati paling hanya akhir pekan.

Cerita Rumah Hari: Disewakan Jadi Studio Foto yang Saat PPKM Tetap Datangkan Cuan

Cerita Rumah Hari: Disewakan Jadi Studio Foto yang Saat PPKM Tetap Datangkan Cuan
“Waktu mau pindah ke Jakarta sempat agak bingung rumah mau gimana,” ungkap Hari. Ia dan Nenny tidak mau rumah dikontrakkan karena tidak semua pengontrak itu apik dalam mengurus rumah. Tetapi kalau dibiarkan kosong, seringnya rumah malah jadi rusak.
“Sampai ada teman fotografer pre-wedding yang kasih ide, kenapa nggak jadi studio foto aja,” kata Hari lagi. Setelah riset sana-sini, Hari baru menemukan kalau ternyata banyak rumah yang juga disulap jadi studio foto.
Apalagi, konsep desain Rumah Purnama yang industrial dan kekinian itu juga mendukung. Akhirnya ia dan Nenny mencoba membuka Rumah Purnama untuk set foto. Ternyata responsnya lumayan, bahkan ketika PPKM sekalipun. Tentu saja, di masa pandemi ini Hari menetapkan prokes yang ketat.
Secara ekonomi, hasilnya pun lumayan. Ini hal yang tidak terduga sebelumnya, bahwa rumah selain sebagai sebuah tempat tinggal, investasi properti, juga bisa menjadi modal usaha. Secara tak direncanakan, Hari dan Nenny mendapat solusi yang tak hanya win-win, tetapi juga berbuah cuan bagi keduanya.
Di sisi lain, asisten rumah tangga Hari dan Nenny yang awalnya menjaga rumah dan merawat tanaman, kini sekaligus menjadi pengawas saat rumah disewa menjadi set foto. Rumah Purnama ini bisa disewa hanya hari Senin-Jumat, karena akhir pekan Hari beserta istri dan ketiga anaknya pulang ke rumah ini.

Cerita Rumah Hari: Rencana Beli Ruko untuk Usaha dan Rumah di Hari Tua

Cerita Rumah Hari: Rencana Beli Ruko untuk Usaha dan Rumah di Hari Tua
Melihat seluruh proses perjalanan hingga hasil jadi Rumah Purnama, Hari mengaku dirinya sudah cukup puas. Dari segi fungsi dan estetika, semua sesuai dengan bayangannya. Begitu pula kebutuhan ketiga putrinya yang berusia 11 tahun, 6 tahun, dan 6 bulan, semua bisa terakomodasi.
Saat ini Hari dan beberapa temannya memiliki rencana, membeli ruko yang bisa digunakan sebagai tempat usaha kuliner melalui Rumah.com lagi. Mengingat, fitur dengan kategorisasi yang lengkap pada listing properti di jualnya sangat memudahkan pencarian, apalagi di masa PPKM seperti saat ini.
Kalau target Hari ke depannya, ia juga ingin punya rumah pensiun di hari tua di kawasan yang asri. Karena hatinya sudah melekat dengan Bandung, maka daerah-daerah seperti Ciwidey, Lembang, atau Soreang jadi lokasi impiannya suatu saat nanti.

Tanya Rumah.com

Jelajahi Tanya Rumah.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami

Perihal ini, pikiran Hari sudah mengawang jauh. Ia sudah mulai memikirkan konsep desain yang pas, termasuk pula menghitung bujet dan merencanakan bagaimana pembiayaannya dari sekarang.
“Saya sudah bilang ke istri, rumah ini sudah enggak usah diapa-apain lagi. Kita cari lahan saja yang lain buat bikin rumah yang lain lagi,” tegas Hari. Satu-satunya perubahan yang mungkin ia lakukan untuk Rumah Purnama adalah rencana menambah kamar untuk putri bungsunya.
Itulah cerita pengalaman Hari yang over kredit rumah pertamanya demi membangun rumah bergaya industrial minimalis yang sesuai seleranya. Masih ada banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Teks: Shuliya Ratanavara, Foto: Raden Nucky

Kalkulator KPR

Ketahui cicilan bulanan untuk hunian idaman Anda lewat Kalkulator KPR.

Kalkulator Keterjangkauan

Ketahui kemampuan mencicil Anda berdasarkan kondisi keuangan Anda saat ini.

Kalkulator Refinancing

Ketahui berapa yang bisa Anda hemat dengan melakukan refinancing untuk cicilan rumah Anda saat ini