“Tinggal di rumah sendiri jelas jauh lebih nyaman dibanding tinggal di rumah kontrakan.” – Cerita Rumah Ifa
Keputusan membeli rumah adalah keputusan besar, khususnya bagi orang yang baru menikah seperti Musdalifa Bustan. Perempuan yang biasa disapa Ifa ini berharap keputusannya membeli rumah benar-benar tepat. Karenanya, selain berdiskusi dengan sang suami, Ifa juga bertukar pikiran dengan orang tuanya.
Berdiskusi ataupun bertukar pikiran dilakukan Ifa agar tak mau salah mengambil keputusan. Baginya, membeli rumah tidak seperti membeli barang atau benda lainnya. Rumah akan jadi tempat yang ditinggali selama bertahun-tahun, bahkan mungkin seumur hidup. Apalagi harga rumah juga jauh lebih mahal dibanding barang atau benda lainnya.
Karena itulah, Ifa sampai meminta orang tuanya yang tinggal dari luar kota untuk datang dan melihat langsung rumah yang rencananya akan dibeli Ifa. Cara ini terbukti tepat, karena masukan dari orang tuanya benar-benar dirasakan manfaatnya di kemudian hari.
Mau punya rumah untuk dihuni atau malah investasi di Gowa, Sulawesi Selatan, seperti rumah milik Ifa yang strategis, fasilitas lengkap mulai dari pusat belanja hingga pendidikan? Simak pilihan huniannya mulai dari Rp300 jutaan di sini!
Cerita Rumah Ifa: Mulai Dari Nol, Mulai Menabung DP Rumah Setelah Menikah

Sama seperti umumnya pengantin baru, Ifa dan suaminya, Andi Mappatenreng, menjadikan rumah sebagai prioritas utama untuk dimiliki. Ifa dan Andi menikah pada Mei 2017. Setelah itu, mereka memutuskan untuk mengontrak, karena ingin mandiri. Saat tinggal di kontrakan, Ifa sering ngobrol dengan suaminya tentang cita-citanya untuk punya rumah.
Ia mengaku tak ingin lama-lama tinggal di kontrakan. Ifa membayangkan, tentunya akan jauh lebih nyaman bila tinggal di rumah sendiri. Seiring dengan cita-citanya, Ifa juga mulai menabung, sedikit demi sedikit. Tabungan tersebut rencananya akan dijadikan sebagai uang muka pembelian rumahnya nanti.
Ifa dan suami memang memulai segala sesuatunya dari nol. Mereka baru mulai mengumpulkan uang tabungan untuk DP rumah justru setelah menikah. Bulan demi bulan berlalu, tahun berganti, hingga memasuki tahun 2018. Setelah uang tabungannya dirasa cukup, Ifa dan suami pun mulai mencari informasi mengenai rumah dijual di sekitar Kota Makassar dan Kabupaten Gowa.
Lokasi tersebut dipilih, karena Ifa dan suaminya bekerja di daerah perbatasan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Karyawati sebuah bank ini mengaku tak buru-buru dalam mencari rumah, yang penting dia sudah punya gambaran perumahan mana saja yang menarik di daerah Gowa dan Makassar. Namun, Ifa juga tidak membatasi pencarian rumahnya pada daerah yang dekat tempatnya bekerja saja.
Sebagai gambaran, meskipun tempat kerja mereka ada di daerah Gowa, namun jaraknya tidak terlalu jauh dari pusat Kota Makassar. Apalagi dari tempat kerja mereka ke Kota Makassar waktu tempuhnya hanya sekitar 15 menit saja. Ifa mengandalkan pameran properti di pusat perbelanjaan untuk mencari informasi mengenai rumah di sekitar Gowa dan Makassar.
Maklum, hampir di akhir pekan dia biasanya pergi ke pusat perbelanjaan, entah untuk belanja kebutuhan bulanan maupun sekadar untuk makan bersama sang suami. Tambah lagi stand pameran properti hampir setiap pekan memang juga ada di pusat perbelanjaan. Ifa pun rajin mengumpulkan brosur untuk mencari informasi rumah yang kira-kira terjangkau harganya dan juga jaraknya dari tempat kerja mereka berdua.
Cerita Rumah Ifa: Antara Rumah Dekat Tempat Kerja dan Rumah Sesuai Selera

Setelah belasan brosur terkumpul, Ifa mulai menyortirnya dan menyaring menjadi lima pilihan perumahan. Perumahan yang dipilih Ifa berdasar model rumah yang menurutnya menarik dan fasilitas perumahan yang cukup baik. Untuk mengetahui fasilitas apa saja yang ada di sekitar perumahan tersebut dan prospek perkembangan ke depannya, Ifa mencari tahu informasinya lewat rumah.com.
Dari situlah Ifa mendapatkan info mengenai fasilitas di dalam dan di sekitar perumahan tersebut secara lengkap, hingga peta titik lokasi perumahannya. Juni 2018, Ifa dan suaminya mulai melakukan survei di lima perumahan yang sudah dipilih sebelumya. Satu persatu perumahan tersebut mereka datangi dan menanyakan detail informasi mengenai perumahan tersebut.
Dari lima lokasi tersebut, akhirnya mengerucut pada dua perumahan. Perumahan pertama ada di Kota Makassar, satu lagi di Kabupaten Gowa. Perumahan pertama jadi pilihan yang cukup menarik karena terdiri dari dua lantai. Harganya pun terbilang masih masuk pertimbangan, sekitar Rp600 jutaan. Sayangnya, lokasinya agak jauh dari tempat kerja.
Bagi Anda yang akan membeli rumah, berikut adalah tips yang wajib diketahui agar mudah untuk memahami isi brosur properti.
Rumah kedua berada di Kabupaten Gowa yang berbatasan dengan Kota Makassar. Lokasinya lebih dekat ke tempat kerja tapi ukurannya lebih kecil dari rumah pertama. Rumah ini memiliki luas bangunan 42m2 dan luas tanah 72m2, menurut Ifa agak sempit.
Memilih salah satu dari dua rumah ini membuat Ifa dan sang suami bimbang. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pilihan pertama ukuran cukup besar dan tak perlu renovasi lagi, tapi jaraknya jauh dari tempat kerja. Pilihan kedua lebih dekat tempat kerja, tapi ukurannya lebih kecil.
Ifa pun lantas menghubungi orang tuanya yang tinggal di Bulukumba. Dia meminta saran kedua orang tuanya untuk membantu menentukan pilihan rumah yang akan dibeli. Kedua orang tua Ifa lalu berangkat dari Bulukumba menuju Makassar. Perlu waktu empat jam perjalanan darat dari Bulukumba ke Makassar.
Cerita Rumah Ifa: Pilih Rumah di Gowa Atas Saran Orang Tua

Setelah sampai di Makassar, Ifa mengajak orang tuanya untuk mendatangi kedua rumah yang diincarnya. Setelah melihat rumah dan menanyakan harganya, orang tua Ifa menyarankan untuk memilih rumah kedua yang lokasinya dekat dengan tempat kerja. Selain faktor jarak, rumah kedua harganya juga lebih terjangkau.
“Jadi setelah melihat rumahnya, orang tuaku menyarankan untuk mengambil rumah yang ada di daerah Gowa ini. Ukuran tersebut, cukup untuk kami yang baru menikah. Cicilannya juga lebih rendah dibanding rumah pertama. Jadi tidak terlalu berat dan kami masih bisa menabung,” kata Ifa.
Setelah mendapat saran dari orang tua, akhirnya Ifa memutuskan membeli rumah pilihan kedua yang berada di Kompleks Citra Garden. Ifa sendiri semakin yakin dengan pilihan tersebut, karena kompleks tersebut dibangun oleh developer yang punya nama besar, Ciputra.
Lagi cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya pada laman AreaInsider
Lokasi perumahan tersebut juga cukup strategis. Berbagai fasilitas pendukung seperti sekolah, rumah sakit, supermarket tersedia cukup dekat dengan jarak di bawah lima kilometer. Untuk fasilitas pendidikan misalnya SD, SMP, dan SMA hanya berjarak sekitar 2-3 kilometer yang bisa dijangkau dalam waktu 5-10 menit. Bahkan perguruan tinggi seperti UIN Alauddin bisa ditempuh dalam waktu hanya 10 menit.
Hal itu yang menguatkan hati Ifa bahwa nasihat dari orang tuanya memang benar. Pilihannya meminta orang tuanya datang dari Bulukumba yang jaraknya lebih dari 150 kilometer dan harus ditempuh dalam waktu empat jam, menurutnya adalah keputusan yang tepat.
Setelah yakin dengan pilihan rumahnya, Ifa kemudian mengurus berkas administrasi untuk diserahkan kepada staf marketing developer di Citra Garden. Staf tersebut berjanji akan membantu mengurus administrasi, termasuk mengurus KPR ke bank yang bekerja sama dengan developer.
Cerita Rumah Ifa: Mengurus KPR Sampai 3 Kali, Menguras Energi dan Emosi

Saat pengajuan KPR dengan bank swasta yang bekerja sama dengan perumahan tersebut, Ifa mesti menunggu hingga beberapa minggu, namun hasilnya ditolak. Sayang, tidak dijelaskan apa alasan penolakan tersebut. Staf marketing sempat menanyakan juga soal rekam jejak kredit Ifa di bank apakah bermasalah. Ifa memastikan aman.
“Saya pastikan BI checking saya aman. Saya tidak punya cicilan, apalagi tunggakan. Sebelum mengajukan KPR saya juga sudah lebih dulu memastikan tidak ada masalah dengan status BI checking,” kata Ifa. Setelah gagal pada pengajuan KPR pertama, Ifa kembali memasukkan berkas KPR ke bank berikutnya. Lagi-lagi, pengajuannya ditolak.
Permasalahan kali ini adalah bank tersebut menetapkan uang muka rumah yang besar. Tapi Ifa tidak bisa menyediakan uang muka besar dalam waktu singkat. Akhirnya proses pengajuan di bank kedua batal lagi. Pada pengajuan KPR ketiga, Ifa menemui kendala lagi. Kali ini pada status pekerjaan suaminya.
Tips Rumah.com
Sebelum mengajukan KPR, selain melengkapi persyaratan seluruh dokumen yang dibutuhkan, pastikan catatan Anda di bank sehat, tak ada tunggakan. Tunggakan pinjaman, sekecil apapun bisa mengganjal pengajuan KPR Anda.
Waktu mengajukan kredit di bank ketiga, suaminya memang baru satu bulan pindah kerja dan masih dalam masa percobaan. Belum berstatus karyawan tetap. Hal ini menjadi kendala dalam pengajuan kredit. Setelah berkonsultasi dengan staf marketing dan pihak bank, akhirnya dicoba menggunakan rekening koran dari bank tempat suaminya bekerja di kantor sebelumnya.
Setelah dicek dan transaksi keuangannya tidak ada kendala sama sekali, pengajuan KPR di salah satu bank pemerintah ini bisa dilanjutkan. September 2018, akhirnya Ifa dan suaminya bisa melakukan akad kredit. Perjuangan mengurus administrasi pengajuan KPR selama tiga bulan menurut Ifa cukup menguras waktu, energi, dan emosi.
Penolakan-penolakan saat pengajuan KPR sempat membuatnya agak down. Ia merasa bersyukur akhirnya drama pengurusan KPR bisa berakhir dengan manis. “Rasanya plong banget ketika akhirnya bisa akad kredit. Perjuangan banget harus bolak-balik ke kantor developer dan juga ke bank untuk mengurus administrasi. Sudah akad sih aman, tinggal mikir cicilan saja,” kata Ifa yang mengambil tenor KPR 15 tahun.
Cerita Rumah Ifa: Serah Terima Kunci, Manfaatkan Masa Garansi Sebelum Renovasi

Setelah selesai proses akad kredit, Ifa tinggal menunggu rumahnya dibangun. Rumah yang dibelinya memang menggunakan sistem indent, bukan ready stock. Saat proses pembangunan rumah tersebut, Ifa sesekali datang ke lokasi untuk melihat perkembangan pembangunan rumahnya.
Juli 2019, rumah yang dibelinya akhirnya selesai dibangun. Senang sekali Ifa akhirnya bisa memiliki rumah sendiri. Setelah serah terima kunci, hal pertama yang ia lakukan adalah memeriksa rumah tersebut, apakah ada masalah yang membutuhkan perbaikan. Sebab, developer memberikan garansi akan memperbaiki rumah yang dibeli asalkan rumah belum direnovasi.
Ifa dan suaminya mengecek dengan detail kondisi rumahnya. Ternyata, ada beberapa kerusakan yang didapat pada rumah barunya, terdapat beberapa retak di tembok, pintu kamar tidak bisa ditutup, dan tombol flush toilet yang tidak berfungsi.
“Begitu serah terima kunci, saya langsung cek kondisi rumah dan ternyata ditemukan beberapa bagian yang perlu perbaikan. Saya pun langsung mengajukan komplain ke developer, mengajukan perbaikan. Di dokumen jual beli memang ada pasal yang menyatakan bahwa bila ada kerusakan akan diperbaiki oleh developer dengan syarat rumah belum direnovasi,” kata Ifa.
Developer juga sangat tanggap, langsung memperbaiki semua kerusakan hingga siap dihuni. Namun, Ifa tak langsung menempati rumahnya, ia ingin merenovasinya lebih dulu. Ia merencanakan renovasi dengan memasang pagar, kanopi, dan menutup bagian belakang rumah untuk dijadikan dapur.
Untuk ide renovasi rumah, Ifa mengaku tak kesulitan, meskipun dia dan suaminya tidak punya latar belakang arsitektur dan desain. Ifa memang sejak lama sudah mengikuti beberapa akun home décor di Instagram dan Pinterest. Ifa mengambil beberapa inspirasi dari media sosial tersebut untuk dijadikan referensi.
Cerita Rumah Ifa: Biaya Renovasi Rp25 Juta, Dekorasi Rumah Sesuaikan Dana

Setelah memilih beberapa contoh desain yang diinginkan, Ifa berdiskusi dengan tukang apakah bisa mengerjakan desain tersebut. Ketika tukang menyanggupi dan biaya renovasi masuk hitungan, maka proses renovasi rumah Ifa pun dimulai. Untuk memastikan agar renovasinya sesuai dengan keinginan, suami Ifa rutin memantau perkembangan renovasi tersebut.
Beruntung, sistem kerja suaminya di bidang otomotif memiliki jam kerja yang fleksibel, jadi bisa rutin datang untuk memantau dan berdiskusi mengenai perkembangan proses renovasi rumahnya. Ifa sendiri setiap tiga hari sekali juga datang ke lokasi untuk mengecek pengerjaan renovasi. Ia ingin memastikan proses renovasi sesuai dengan keinginannya.
Semua ide renovasi rumah berasal dari Ifa, suaminya yang menerjemahkan ke tukang saat berkunjung ke lokasi. “Menurut saya proses renovasi itu harus diawasi. Sebab, pernah saudaraku renovasi rumah, hasil akhirnya mengecewakan. Jadi waktu renovasi tidak diawasi sama sekali. Ada dinding tidak lurus, mau dibongkar biayanya mahal, tidak dibongkar juga tidak enak dilihat. Dilema,” kata Ifa.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah.com
Menurut Ifa, untuk bujet proses renovasi dengan skala sedang tersebut terbilang terjangkau. Biaya total untuk proses renovasi rumahnya menghabiskan biaya Rp25 juta. Terpenting, Ifa merasa puas dengan hasil renovasi rumahnya. Perkara konsep rumah, Ifa sendiri memilih konsep simpel minimalis.
Untuk pekerjaan renovasi rumahnya juga tidak terlalu kompleks, karena konsep awal rumahnya memang sudah bergaya minimalis. Setelah rumah jadi, Ifa tinggal bermain dengan penataan dekorasi. Untuk belanja perlengkapan dekorasi, dia mengaku membeli di beberapa toko furniture seperti Informa, Ace Hardware, market place, juga Ikea. Khusus ke Ikea, awalnya dia menggunakan jasa titip.
Pembelian jasa titip ini biayanya lumayan, tapi tetap dibelinya karena memang produknya tidak ada di tempat lain. Ifa mengaku tipe orang yang sabar dalam membeli barang dekorasi rumah. Dia membeli satu per satu berdasar bujet. Setiap ingin membeli barang, Ifa akan menabung terlebih dahulu. Bila bujet sudah mencukupi, barulah Ifa memesan barang tersebut.
Cerita Rumah Ifa: Punya Rumah Lebih Nyaman Daripada Tinggal di Kontrakan

Setelah proses renovasi selesai, akhir 2019 Ifa akhirnya pindah ke rumah yang selama ini dicita-citakannya. Rumah di Citra Garden itu kini jadi tempat yang nyaman untuk dihuni bersama suami dan anak semata wayangnya. Sebagai orang yang pernah tinggal di kontrakan, tinggal di rumah sendiri benar-benar memberikan kenyamanan yang luar biasa baginya.
Meskipun rumahnya tidak terlalu luas namun dirasanya sudah sangat memadai untuk tinggal bersama keluarga kecilnya. Ifa sendiri mengaku menyukai dapur di rumahnya. Setiap akhir pekan, biasanya Ifa akan menghabiskan waktu di dapur untuk menyalurkan hobi memasaknya. Hal yang sulit dilakukan saat tinggal di kontrakan dulu.
Ifa merasa pilihannya meminta nasihat orang tua tepat. Daerah yang dipilih sekarang, meskipun berada di pinggir kota, perkembangannya sangat pesat. Harga jual rumahnya kini juga sudah naik sekitar 50 persen. Padahal belum sampai lima tahun Ifa membelinya. Ifa merasa bersyukur mengikuti anjuran dari orang tua hingga akhirnya nyaman tinggal di rumah idamannya.
Itulah cerita perjuangan Ifa untuk punya rumah yang dicita-citakannya sejak awal menikah. Pengajuan KPR yang menguras energi dan emosi, semua demi wujudkan mimpi punya rumah sendiri. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Teks: Agung Marhaenis, Foto: Hilmi Syukran
Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.