Cerita Rumah Ingga dan Iwan: Rumah Maroko yang Nyaman untuk Hari Tua

Wahyu Ardiyanto
Cerita Rumah Ingga dan Iwan: Rumah Maroko yang Nyaman untuk Hari Tua
Bagi pasangan suami istri Gunawan Yasni (Iwan) dan Rizka Inggriany (Ingga), rumah bukan hanya tempat bernaung, tetapi juga sarana untuk mewujudkan tujuan masa depan. Terbukti, rumah mereka didesain sedemikian rupa agar bisa menunjang berbagai kegiatan yang telah mereka rencanakan sejak awal.
Misalnya, mereka merancang ruang tengah yang lapang untuk kegiatan pengajian, membuat rooftop untuk berlatih Qigong (dibaca Chi Gong, semacam Taichi) sampai membangun ramp dengan panjang total 75 meter untuk memudahkan lansia dan difabel mencapai rooftop.
Mau punya rumah di kawasan Rempoa, Ciputat, dengan harga di bawah Rp1 M? Cek aneka pilihan huniannya di sini!

Cerita Bangun Rumah Impian Ingga dan Iwan di Cluster Idaman

Cerita Bangun Rumah Impian Ingga dan Iwan di Cluster Idaman
Pasangan yang menikah pada 2014 ini awalnya menempati rumah yang sudah lama dimiliki Iwan di Puri Flamboyan, Rempoa, sebuah kawasan pemukiman di Ciputat, Tangerang Selatan.
Suatu hari, ibu Ingga memberitahu ada tanah kavling seluas 330 meter persegi yang sedang ditawarkan di area tempat tinggalnya, Cluster Flamboyan 19H, yang hanya berjarak 800 meter dari Puri Flamboyan.
Mendapat informasi ini, Iwan maupun Ingga langsung tertarik. Sudah lama keduanya bermimpi ingin memiliki rumah di Cluster Flamboyan, membangun rumah mereka sendiri di cluster idaman. Mereka sama-sama jatuh hati melihat suasana cluster yang asri, tenang, banyak pohon besar, dan sejuk.
“Sebelumnya, kami memang tak pernah membicarakan soal keinginan ini. Barulah ketika berdiskusi sebelum membeli kavling, kami sadar selama ini kami menyimpan impian yang sama untuk tinggal di Cluster Flamboyan,” kenang Ingga.
Cluster ini dimiliki oleh seorang arsitek yang menjual kavling tanah dengan syarat semua pembeli harus segera membangun rumah dalam waktu dua tahun, serta wajib memakai jasa arsitek tersebut.

Cerita Ingga dan Iwan Membeli Tanah Kavling dan Pembiayaan Bank

Cerita Ingga dan Iwan Membeli Tanah Kavling dan Pembiayaan Bank
Semua kavling sudah terjual, tetapi masih ada beberapa yang belum dibangun – termasuk kavling yang ditawarkan pada Iwan dan Ingga. Untungnya, kavling ini sudah bebas dari persyaratan memakai jasa arsitek karena pembeli kavling sebelumnya telah membayar penalti pada si pemilik cluster.
Posisi kavling yang ditawarkan terletak di ujung jalan buntu atau kuldesak. Ini berkebalikan dengan posisi rumah lama mereka di Puri Flamboyan yang berada di hook. Menurut Iwan dan Ingga, lingkungan rumah di posisi hook terlalu ‘hidup’, ramai dan berdebu.
Jadi melihat posisi kavling kuldesak yang berudara bersih dan tenang membuat mereka semakin berminat. Menjelang akhir Desember 2016, Iwan dan Ingga sudah menyepakati harga dengan pemilik kavling. Untuk pembayaran, Iwan dan Ingga mengupayakan untuk membeli tunai.
Iwan dan Ingga pun berusaha mengumpulkan dana untuk membeli tanah kavling tersebut. Tekad kuat dan kerja keras mereka pun berbuah manis. April 2016 mereka sudah berhasil melunasi pembayaran untuk pembelian tanah kavling impian.

Cerita Nekat Bangun Rumah Meski Apartemen yang Dijual Tak Laku

Cerita Nekat Bangun Rumah Meski Apartemen yang Dijual Tak Laku
“Setelah berhasil membeli tanah kavling, tabungan kami pun ludes. Jadi kami tidak langsung membangun rumah. Kami harus menabung lagi dan mencari pekerjaan tambahan. Kami jadikan saja dulu tanah itu untuk tempat berkebun dan berlatih Qigong,” tutur Iwan.
“Harga kavling di Cluster Flamboyan memang agak tinggi karena lokasinya persis di perbatasan antara Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan. Tinggal nyeberang beberapa ratus meter saja sudah Jakarta Selatan. Jadi pasaran tanahnya mirip Jakarta Selatan. Istilahnya, Jakarta Selatan coret lah,” lanjut Ingga.
Sambil mengumpulkan dana, waktu kosong ini juga dimanfaatkan Iwan dan Ingga untuk menggodok konsep rumah mereka. Dari hasil perhitungan biaya di atas kertas, Iwan memperkirakan tabungan mereka hanya cukup untuk membiayai 60 persen pembangunan rumah.
Iwan dan Ingga pun akhirnya memutuskan menjual satu unit apartemen yang mereka miliki untuk menutupi kekurangan biaya membangun rumahnya. Segala cara mereka coba untuk memasarkan apartemen itu. Dari meminta bantuan agen properti yang mudah ditemukan berdasarkan spesialisasinya di Rumah.com, sampai mengiklankan lewat teman dan media sosial.

Pencarian Agen

Hubungi Agen Profesional yang Akan Membantu Kebutuhan Anda

Namun apartemen yang rencananya akan dijual buat bangun rumah tak kunjung laku. Akhirnya Iwan dan Ingga nekat memulai saja proses pembangunan rumah pada Desember 2017, sekitar setahun setelah tanah itu resmi menjadi milik mereka. Nyatanya, kecemasan Iwan dan Ingga tidak terbukti.
Bahkan sampai proses pembangunan telah berjalan 90 persen, mereka masih bisa membiayai pembangunan rumah mereka dari hasil keringat sendiri, tanpa perlu berutang ke mana pun.

Cerita "Terpaksa" Jual Rumah, Keponakan Minat Membeli Rumah Lama

Cerita "Terpaksa" Jual Rumah, Keponakan Minat Membeli Rumah Lama
Enam bulan sebelum pembangunan rumah baru mereka rampung, keponakan Iwan mengungkapkan minatnya untuk membeli rumah lama mereka. Padahal Iwan dan Ingga tak terpikir sama sekali untuk menjual rumah lamanya itu.
Namun Ingga mengingatkan, “Buat apa kita punya dua rumah yang berdekatan?” Kalimat ini akhirnya memicu mereka untuk berubah pikiran dan akhirnya sepakat menjual rumah lama.
Tak tanggung-tanggung, ada tiga keponakan yang berminat pada rumah lama Iwan. Bahkan, orangtua salah satu keponakan langsung mentransfer uang muka pembelian rumah ke rekening Iwan demi memastikan rumah itu jatuh ke tangan anaknya.
“Apartemen yang kami iklankan dengan segala cara, malah tidak laku-laku. Rumah yang sama sekali tidak diiklankan, malah laku,” kata Ingga, tergelak.
Uang hasil penjualan rumah lama pun mereka pakai untuk menuntaskan pembangunan rumah baru dan keperluan interior. Kebetulan, Ingga berprofesi sebagai desainer interior. Ia pun terjun langsung bersama arsitek dan kontraktor untuk mewujudkan konsep rumah gaya Maroko yang telah mereka idamkan.

Cerita Kota Tua di Maroko Jadi Inspirasi Gaya Desain Rumah Ingga dan Iwan

Cerita Kota Tua di Maroko Jadi Inspirasi Gaya Desain Rumah Ingga dan IwanPekerjaan Iwan di Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia membuatnya harus bolak-balik ke Maroko untuk mengajar tentang Islamic Finance atau Islamic Banking. Beberapa kali mengunjungi negeri itu, terutama kawasan kota tuanya, cukup membuat Iwan jatuh hati pada gaya desain rumah Maroko.
Ia pun mengajak Ingga ke Maroko untuk berbagi impian, impian yang kemudian jadi inspirasi rumah mereka berdua.
“Rumah-rumah di kota tua Maroko yang berpintu besar terlihat biasa saja dari luar. Tetapi begitu masuk ternyata luas dan ada taman dalam (inner courtyard) yang membuat rumah itu semakin terasa lapang. Saya terinspirasi untuk membangun rumah seperti itu," ujar Iwan.
"Saya ingin rumah yang kuat, material yang dipakai bagus, tetapi tidak tampak mewah dan justru terlihat bersahaja. Itulah konsep utama rumah kami: kuat dan bersahaja. Jika rumah diibaratkan makhluk hidup, maka konsep adalah ruhnya,” tambah Iwan.
Selain konsep, Ingga dan Iwan juga menekankan pentingnya menetapkan tujuan serta fungsi rumah sejak awal. Selanjutnya, barulah desain rumah dibuat untuk mendukung tercapainya tujuan itu.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, kpr, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah.com.
“Bila tujuan rumah sudah jelas, tugas pemilik rumah adalah mengomunikasikannya sejelas mungkin pada arsitek dan desainer interior. Jika pemilik tak bisa menyampaikan keinginannya, rumah yang dibangun pasti standar saja. Rumah ini desainer interiornya saya sendiri," tutur Ingga.
"Jadi sejak awal saya bekerjasama dengan arsitek dan kontraktor. Kami menggodok konsep dan desain selama sekitar setahun. Saat rumah masih berupa gambar, tentu masih mudah diubah. Tapi kalau rumah sudah jadi lalu ingin mengubah ini itu, pasti lebih sulit dan jatuhnya mahal,” terang Ingga.

Cerita Fungsi Rumah Ramah Energi, Ramah Lansia, Rumah untuk Hari Tua

Cerita Fungsi Rumah Ramah Energi, Ramah Lansia, Rumah untuk Hari Tua
Sedikitnya ada tiga fungsi rumah bagi Iwan dan Ingga, selain sebagai tempat tinggal.

Fungsi rumah pertama: Sebagai tempat pengajian bersama keluarga dan teman-teman

Fungsi rumah pertama: Sebagai tempat pengajian bersama keluarga dan teman-teman
Karena itulah, ruang tengah dibuat blong dan fleksibel. Ingga bahkan tidak memasang lampu gantung di atas meja makan supaya ketika meja disingkirkan untuk pengajian, tidak ada lampu menggantung dengan posisi aneh.

Fungsi rumah kedua: Sebagai tempat berlatih Qigong yang dipelajari Iwan di Chiang Mai, Thailand

Fungsi rumah kedua: Sebagai tempat berlatih Qigong yang dipelajari Iwan di Chiang Mai, Thailand
Mereka ingin mengajak tidak hanya keluarga dan teman, tetapi juga orang-orang yang sakit dan membutuhkan. Mereka pun membangun rooftop untuk berlatih. Sebelum pandemi, kegiatan pengajian dan latihan Qigong ini sudah mereka lakukan secara rutin.
Untuk memudahkan para lansia, difabel, serta orang sakit untuk mencapai rooftop, Iwan dan Ingga membuat ramp selebar 90 sentimeter dan panjang total 75 meter. Dengan pijakan kayu ulin dan kemiringan 8—11 derajat, terbukti orang-orang tua merasa cukup nyaman mencapai rooftop, baik berjalan kaki maupun dengan kursi roda.
“Suatu hari nanti kami berdua juga akan uzur dan pasti tak nyaman bila harus naik tangga. Sebenarnya ada pilihan memasang lift kecil yang biayanya hampir sama. Namun berbeda dari ramp, lift tidak punya nilai tambah dan tak bisa dijadikan sarana olahraga. Belum lagi biaya listrik dan perawatannya,” terang Iwan.

Tips Rumah.com

Saat membangun rumah penting menetapkan tujuan serta fungsi rumah sejak awal. Selanjutnya, barulah desain rumah dibuat untuk mendukung tercapainya tujuan itu. Hal ini penting bagi Anda yang akan membangun rumah sendiri ataupun membeli rumah yang bisa request denah atau custom layout rumahnya.

Fungsi Rumah ketiga: Sebagai tempat menghabiskan hari tua

Fungsi Rumah ketiga: Sebagai tempat menghabiskan hari tua
Saat mereka pensiun kelak, penghasilan mereka tentu menurun. Karena itu, Iwan sengaja memasang panel surya dengan sistem ekspor impor listrik dengan PLN. Tanpa panel surya, dengan daya listrik 6600 watt, tagihan mereka bisa mencapai Rp3 jutaan per bulan.
Tagihan listrik sebesar itu tentu berat jika Ingga dan Iwan sudah pensiun nanti. Namun dengan panel surya, mereka hanya mengeluarkan Rp700 ribu sampai Rp900 ribu per bulan. Menurut perhitungan Iwan, panel surya seharga Rp130 juta itu sudah akan balik modal dalam waktu lima tahun.

Cerita Desain Rumah Bergaya Maroko yang Dinamai Tokoh Novel Karya Iwan

Cerita Desain Rumah Bergaya Maroko yang Dinamai Tokoh Novel Karya Iwan
Tepat pada ulang tahun Ingga, 20 Juli 2019, rumah mereka rampung. Iwan dan Ingga memerlukan waktu 18 bulan untuk membangun rumah mereka. Molor tiga bulan dari target karena ada keterlambatan pembuatan kusen alumunium karena produsennya libur panjang sewaktu Idul Fitri.
Sesuai keinginan semula, rumah seluas 500 meter persegi itu memiliki dua lantai plus rooftop, bergaya Maroko dengan tampilan yang kuat dan bersahaja. Rumah itu mereka namai Riad Mogayer.
‘Riad’ adalah sebutan untuk rumah Maroko yang berciri khas memiliki taman dalam. Sedangkan ‘Mogayer’ adalah tokoh dalam novel karya Iwan, yang berarti Sang Pengubah. Seperti rumah Maroko yang menjadi inspirasi mereka, Riad Mogayer juga memiliki taman dalam rumah yang berlantai semen.

Tanya Rumah.com

Jelajahi Tanya Rumah.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami

Pohon dan tanaman dalam pot-pot besar menghiasi taman itu, antara lain pisang, pakis monyet, dan monstera. Namun berbeda dari riad Maroko yang outdoor dan tanpa atap, taman Ingga dan Iwan semi outdoor dengan skylight di atasnya.
“Dalam Islam, ada konsep baiti jannati yang diartikan sebagai ‘rumahku surgaku’. Namun jannah sebenarnya berarti taman. Jadi bagi saya, rumahku tamanku’,” kata Iwan.

Cerita Rumah Maroko yang Nyaman untuk Bekerja, Beribadah, Jiwa dan Raga

Cerita Rumah Maroko yang Nyaman untuk Bekerja, Beribadah, Jiwa dan Raga
Di taman itu juga ada water fountain seperti di riad Maroko. Namun fountain itu mereka modifikasi sedikit dengan keran agar bisa berwudhu dengan air mengalir.
“Walaupun terinspirasi oleh desain rumah Maroko, tetapi saya tidak mau menerapkannya terlalu kental agar tidak tampak klasik. Kami ambil esensinya saja. Misalnya, pintu depan yang besar dan berukiran khas Maroko, tetapi bentuk atasnya tidak melengkung dan tetap berupa garis tegas,” tutur Ingga.
Pintu depan dan kusen alumunium yang dipakai di rumah ini menonjolkan kesan kuat yang menjadi konsep mereka. Sedangkan kesan bersahaja tampak dari pemilihan material, antara lain lantai bertekstur semen serta dinding yang tidak diplester halus.
“Belum lama menempati rumah ini, pandemi datang. Mungkin ada orang lain yang stres karena harus berkegiatan di rumah saja. Tetapi kami merasa nyaman sekali bisa bekerja, beribadah, mengolah jiwa dan raga di Riad Mogayer ini. Seperti makna namanya, kami harap rumah ini bisa mengubah kami menjadi lebih baik,” tutup Iwan.
Itulah cerita perjalanan Ingga dan Iwan mewujudkan rumah impian di tanah kavling idaman untuk hari tua mereka. Dan masih ada banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Naskah: Eyi Puspita, Foto: Tody Harianto

Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.

Kalkulator KPR

Ketahui cicilan bulanan untuk hunian idaman Anda lewat Kalkulator KPR.

Kalkulator Keterjangkauan

Ketahui kemampuan mencicil Anda berdasarkan kondisi keuangan Anda saat ini.

Kalkulator Refinancing

Ketahui berapa yang bisa Anda hemat dengan melakukan refinancing untuk cicilan rumah Anda saat ini