“Rumah adalah tempat di mana bisa merasa nyaman, merasa bebas, dan tempat berkumpul dengan suami dan anak, menciptakan kebahagiaan di dalamnya.” – Cerita Rumah Kiki
Selangkah lagi memiliki rumah, namun ternyata gagal akibat terganjal KPR. Pengalaman buruk tersebut tak membuat patah arang Rizky Ayu Pratiwi (28 tahun) yang biasa dipanggil Kiki. Dalam kondisi mengandung anak pertama, ia tetap bersemangat mencari rumah yang nyaman bagi calon buah hatinya.
Dalam waktu cepat, Kiki menemukan pengganti rumah yang batal dibelinya. Bahkan ia mendapatkan rumah seken dengan harga menguntungkan. Tanpa diduga, Kiki dan sang suami, Agung Prasetya (34 tahun) justru dapat membeli rumah tersebut secara tunai.
Kondisi rumah yang tak layak huni secara bertahap direnovasi menjadi rumah yang nyaman. Hunian bagi Kiki menghabiskan waktu bersama suami dan kedua anaknya, Kinda Farzana Prasetya (4 tahun) dan Kamadiya Karim Rizky (1,5 tahun).
Mau punya rumah di Bojongsoang, Bandung,Jawa Baratseperti rumah Kiki yang kawasan sekitar perumahannya tengah berkembang pesat dan akses ke pusat Bandung juga cepat? Temukan pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp700 jutaan di sini!
Cerita Rumah Kiki: Rencana Awal Mengontrak Rumah, Demi Buah Hati Putuskan Beli Rumah
Dari rencana mengontrak rumah, mereka mempertimbangkan lagi. Lebih baik membeli rumah secara kredit karena akan menjadi milik sendiri.
Setelah tahu sedang mengandung buah hatinya pada tahun 2016, Kiki dan suami sepakat untuk segera pindah dari kamar kost yang telah dihuninya sekitar setahun sejak menikah. Dengan pertimbangan untuk kenyamanan sang anak kelak, mereka berencana mengontrak rumah.
“Kalau punya anak dan tinggal di kost rasanya kurang nyaman. Dengan kehadiran anak nanti tentu butuh space yang lebih luas. Kami targetkan sebelum anak pertama kami lahir, kami sudah pindah ke tempat tinggal yang lebih nyaman,” cerita Kiki.
Dari rencana mengontrak rumah, mereka mempertimbangkan lagi. Lebih baik membeli rumah secara kredit karena akan menjadi milik sendiri. Meskipun sedang mengandung, Kiki termotivasi berburu rumah yang diinginkan. Pencarian mereka dimulai dari menentukan daerah rumahnya.
“Kami memilih daerah Ciwastra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Lokasinya dekat tempat kerja suami, dan rumah orangtua saya. Dan yang paling penting, harga rumah di daerah ini masih terjangkau karena bukan di tengah kota Bandung, tapi masuk Kabupaten Bandung,” paparnya.
Riset yang dilakukan pertama kali yaitu mengecek harga pasaran rumah di daerah tersebut melalui laman listing properti dijual di Rumah.com. Hasilnya ditemukan kisaran harga rumah klaster sekitar Rp300 jutaan. Sedangkan di Kota Bandung, untuk rumah klaster dengan tipe dan fasilitas yang sama bisa mencapai Rp400 jutaan.
Dengan dana yang dimiliki, Kiki mengkalkulasi bahwa mereka harus mengambil KPR. Lantaran dana yang dipunya hanya cukup untuk membayar uang muka rumah. Dalam proses pencarian rumah, mereka sempat juga tergoda untuk membeli unit apartemen di Kota Bandung.
Namun, urung dilakukan Kiki dengan alasan, ”Fasilitas apartemen memang lebih lengkap, dan lokasi lebih strategis. Tapi dengan bujet yang kami plot, cuma dapat unit apartemen tipe studio yang kecil. Kalau beli rumah kan dapat ukuran lebih luas, lebih nyaman buat tempat tinggal keluarga.”
Cerita Rumah Kiki: Gagal KPR Rumah Baru Terkendala Status Pengaju
Agar bisa memenuhi persyaratan KPR, pasangan ini mengajukan skema penghasilan bersama atau joint income. Saat itu, Kiki bekerja sebagai karyawan kontrak di sebuah bank, sementara sang suami bekerja sebagai ASN.
Hasil menelusuri klaster-klaster perumahan baru di Bojongsoang, Bandung, Kiki dan suami menemukan rumah yang cocok di area Cikoneng. Dari segi lokasi, harga, fasilitas, dan tipe rumahnya dirasa cukup memenuhi keinginan mereka. Mereka pun sepakat untuk membeli rumah tersebut.
Uang muka rencananya akan diambil dari dana yang telah mereka tabung. Kemudian untuk pembiayaan rencananya dengan mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Namun, ada satu kendala dalam pengajuan KPR yang membuat mereka akhirnya mundur untuk membeli rumah tersebut.
Perlu diketahui, nilai uang muka dan penghasilan tetap akan sangat mempengaruhi jumlah plafon pinjaman yang disetujui pihak bank, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi tenor dan nilai angsuran kredit setiap bulannya.
Apalagi, nilai angsuran KPR per bulan umumnya disyaratkan tidak melebihi dari sepertiga dari total penghasilan bulanan. Agar bisa memenuhi persyaratan tersebut, pasangan ini berencana mengajukan skema penghasilan bersama atau joint income. Saat itu, Kiki bekerja sebagai karyawan kontrak di suatu bank, sementara sang suami bekerja sebagai ASN.
Untuk itulah mereka mengajukan joint income dengan sang suami sebagai pengaju utama KPR. Namun ternyata pihak bank malah menempatkan Kiki yang masih berstatus pegawai kontrak justru sebagai pengaju utama, sementara sang suami hanya sebagai pendamping.
“Padahal penghasilan yang lebih pasti dari gaji suami. Sedangkan saya sebagai karyawan kontrak lebih tidak terjamin ke depannya. Sewaktu-waktu kontrak bisa diputus. Apalagi ambil KPR untuk jangka panjang, sampai 15 tahun ke depan,” jelas Kiki.
Mereka coba negosiasikan dengan pihak bank untuk mengubah posisi dalam joint income, namun ditolak. Akhirnya mereka mundur dan membatalkan pengajuan KPR. Calon rumah yang sudah di depan mata terpaksa gagal dimiliki.
Cerita Rumah Kiki: Beli Rumah Tua Harga Rp200 Juta, Berkat Rezeki Tak Terduga
Jalan pasangan ini untuk memiliki rumah seakan sangat dipermudah. Di luar rencana, suami Kiki memperoleh rezeki sehingga mereka bisa membayar rumah tunai.
Gagalnya pengajuan KPR rupanya tak membuat semangat Kiki surut dalam memburu rumah impian. Bersama sang suami, Kiki melanjutkan pencarian calon rumahnya. Bahkan orangtua mereka ikut serta membantu. Hingga pada suatu ketika mertua Kiki melihat-lihat iklan rumah di surat kabar dan menemukan iklan rumah dijual dengan keterangan B.U alias butuh uang.
“Biasanya kalau pakai keterangan B.U, harga bisa lebih murah dan prosesnya mau cepat. Jadi kami langsung hubungi nomor yang tertera di iklan itu. Dugaan kami memang terbukti,” imbuhnya. Harga rumah seken yang ditawarkan lebih murah dari harga pasaran. Rumah tipe 21 dengan luas bangunan 45m2 dan luas tanah 60m2 dihargai Rp200 juta.
Angka ini memang lebih kecil dari dana yang telah mereka alokasikan untuk membeli rumah. Namun, kondisi rumahnya memang tak layak huni, karena terbilang rumah ‘tua’. Rumah tersebut berada di Griya Bandung Indah, perumahan yang dibangun sejak tahun 1996.
“Kondisi rumahnya nggak bisa langsung ditempati. Karena rumahnya masih bangunan lama dan penghuni sebelumnya kurang merawat rumah ini, jadi harus direnovasi terlebih dulu. Dengan harga beli rumah yang lebih murah, berarti ada sisa dana dari yang telah kami alokasikan buat dipakai renovasi rumah,” jelas Kiki.
Investigasi memang perlu dilakukan sebelum membeli rumah agar menemukan rumah yang tepat. Temukan caranya pada video berikut:
Jalan pasangan ini untuk memiliki rumah tersebut juga seakan sangat dipermudah. Mungkin memang sudah jodohnya. Keberuntungan pun menghampiri mereka. Dari rencana ingin mengajukan KPR untuk membeli rumah, di luar rencana, sang suami memperoleh rezeki sehingga mereka bisa membayarnya tunai.
Sebelumnya, mereka memang sempat khawatir. Jika membeli rumah seken dengan memakai pembiayaan KPR, biasanya plafon kredit akan turun. Berarti jumlah pinjaman yang dicairkan lebih kecil dari nilai yang diajukan.
Akibatnya, jumlah uang muka yang harus dibayarkan ke pihak bank menjadi lebih besar. Mereka sangat bersyukur kekhawatiran tersebut teratasi dengan mendapatkan rezeki yang tak terduga sehingga bisa membeli rumah secara tunai, cash keras.
Cerita Rumah Kiki: Bangunan Rusak, Renovasi Dana Rp100 Juta Agar Rumah Sehat dan Layak
Dari segi bangunan, rumah tua yang mereka beli memang rusak, sirkulasi udara pun kurang baik karena plafon rendah, kurang cahaya di dalam rumah. Renovasi dilakukan dengan tujuan agar rumah lebih sehat dan layak huni.
Lantaran B.U, penjual rumah praktis menginginkan transaksi jual-beli bisa dilakukan dalam waktu cepat. Namun begitu, dengan bekal panduan membeli rumah pertama yang diperoleh dari laman Panduan Properti di Rumah.com, Kiki yang tak punya pengalaman mengurus hal tersebut, mengakui sangat terbantu.
“Kami tetap berhati-hati. Memastikan dokumen lengkap, sertifikat tanah dan rumah asli dicek oleh notaris, tidak ada tunggakan tagihan seperti listrik dari pemilik sebelumnya dan hal-hal lain yang akan berdampak merugikan nantinya,” ujarnya.
Usai transaksi jual-beli rumah, secara resmi rumah tersebut telah berpindah tangan menjadi milik Kiki dan suami. Mereka langsung mengurus balik nama ke notaris karena penjual rumahnya akan pindah ke kota lain.
Tahap berikutnya yang dilakukan Kiki dan suami adalah melakukan renovasi rumah dengan dana yang ada, yaitu Rp100 juta. Sementara kondisi rumahnya banyak yang perlu diperbaiki.
Tips Rumah.com
Agar rencana punya rumah sendiri cepat terlaksana, buka rekening baru yang memang khusus buat tabungan DP rumah. Dengan memisahkan rekening tabungan DP rumah dari rekening biasa, maka Anda bisa memantau perkembangan tabungan dengan lebih jelas tanpa kuatir terpakai karena tidak bercampur antara pemasukan dan pengeluaran seperti pada rekening biasa.
Dari segi bangunan cukup rusak, sirkulasi udara pun kurang baik karena plafon rendah, dan kurang cahaya di dalam rumah. Renovasi dilakukan dengan tujuan agar rumah lebih sehat dan layak huni.
“Kondisi rumah ini banyak PR-nya, tetapi dana yang kami punya terbatas. Kami putuskan tidak membongkar dan membangun rumah dari nol lagi. Kami hanya renovasi bagian plafon dan dinding yang dibuat lebih tinggi supaya dapat sirkulasi udara dan cahaya yang cukup,” tuturnya.
Selain itu, mereka renovasi bagian rumah yang dianggap benar-benar tak bisa dipakai lagi sehingga harus dirombak total, seperti dapur dan kamar mandi. Untuk menekan biaya agar tidak sampai over budget, material yang digunakan lebih mengutamakan fungsi daripada estetika.
Cerita Rumah Kiki: Drakor Jadi Inspirasi Renovasi Rumah Bergaya Japandi
Rumah impian Kiki adalah berkonsep desain Japandi yang memadukan antara desain Jepang dan Skandinavia.
Untuk efisien biaya renovasi pula, Kiki memutuskan tidak memakai jasa arsitek, melainkan dibantu oleh Bapak Mertuanya yang membuat desain bagian rumah yang direnovasi. Pengerjaan renovasi butuh waktu hampir dua bulan.
“Renovasi selesai, kami langsung pindah. Saat itu, usia kehamilan saya tepat 7 bulan. Alhamdulillah, target kami tercapai, sewaktu anak lahir, kami sudah tinggal di rumah baru,” ungkap Kiki. Dengan harapan pembangunan rumah bisa dilanjutkan secara bertahap apabila ada dana lagi, pada sebagian area rumah dibangun dak beton untuk persiapan lantai dua nantinya.
“Seperti halnya konsep rumah tumbuh. Sampai saat ini, kami sudah menempati rumah ini selama 6 tahun, dan sedikit demi sedikit ketika ada rezeki lagi, kami bisa lakukan renovasi secara bertahap. Semakin betah deh, tinggal di rumah ini,” kata Kiki penuh haru.
Bentuk rumah yang dikenal dengan nama akun @homekinkar di media sosial Instagram ini terbilang unik, karena lahannya memanjang ke belakang dengan ukuran 5x12 meter. Untuk menghindari kesan sempit, dibuat konsep open space yang menggabungkan antara ruang tamu, ruang keluarga, dan ruang makan.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah.com
Rumah impian Kiki adalah berkonsep desain Japandi yang memadukan antara desain Jepang dan Skandinavia. Konsep Japandi sendiri yang menekankan pada space saving atau memaksimalkan fungsi ruang sehingga lebih hemat tempat, dinilai sebagai pilihan yang tepat untuk diterapkan pada hunian berukuran kecil.
Desain bergaya Japandi menggunakan material alami seperti kayu dan warna yang cenderung soft, seperti putih atau krem sehingga memberikan tampilan clean dan light.
“Saya suka banget lihat rumah berkonsep Japandi kalau nonton drakor. Cocok buat rumah kami supaya nggak kelihatan sempit. Tapi, karena biaya renovasi terbatas jadi lebih prioritaskan fungsi daripada estetika. Waktu renovasi pertama yang penting rumah bisa ditempati dulu,” kenang Kiki.
Cerita Rumah Kiki: Rooftop dengan Taman Kering Spot Favorit untuk Healing
Kiki dan suami juga merenovasi rooftop karena ingin punya area terbuka. Sebelumnya rooftop hanya digunakan sebagai tempat jemur yang akhirnya tak terpakai.
Barulah mulai tahun 2020, secara bertahap Kiki dan suami dapat membenahi kembali rumahnya. Diawali dengan renovasi kamar tidur yang dindingnya rusak karena lembab. Kualitas bangunan rumah ini yang dibuat developer memang kurang bagus.
“Kalau dinding dibobok agak sulit dan butuh biaya besar, karena antar rumah hanya dibuat satu dinding, bukan double. Kami atasi dengan melapiskan dinding kamar pakai keramik sebagai wall panel dengan motif kayu matt agar tampilan kamar lebih hangat,” paparnya.
Kemudian secara bertahap, Kiki mengubah gaya desain rumahnya mengarah pada konsep Japandi seperti yang diimpikannya. Seperti lantai keramik warna putih diganti dengan vinyl motif kayu natural.
Tanya Rumah.com
Jelajahi Tanya Rumah.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami
Pada Januari 2022, Kiki dan suami berkesempatan merenovasi rooftop karena ingin punya area terbuka. Sebelumnya rooftop hanya digunakan sebagai tempat jemur yang akhirnya tak terpakai.
“Rooftop dengan taman kering dan sentuhan hijau dari tanaman kaktus sekarang menjadi spot favorit kami, saya dan suami, untuk ngopi dan healing. Seneng banget punya area ngadem seperti ini di rumah,” ungkap Kiki. Pintu menuju rooftop yang semula pakai teralis dan ditutup fiber, kemudian diganti roster yang lebih estetik.
Sirkulasi udara yang baik dan sinar matahari yang cukup, tentunya dibutuhkan bagi rumah yang sehat. Area tangga untuk akses menuju rooftop diubah menjadi lebih manfaat sebagai skylight untuk jalan masuk cahaya ke dalam rumah.
Itulah cerita perjuangan Kiki untuk punya rumah sendiri hingga berhasil wujudkan rumah impian bergaya Japandi. KPR gagal beralih beli rumah bekas dan bayar cash keras. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Teks: Siti Rahmah, Foto: Raden Nucky
Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.
Kalkulator KPR
Ketahui cicilan bulanan untuk hunian idaman Anda lewat Kalkulator KPR.