Selama satu tahun lebih Mahayu bersama Aad sang suami, telah mencoba berbagai cara dalam mencari rumah idaman yang sesuai dengan kriteria yang diinginkannya. Salah satu kendala yang dihadapi, pencariannya dimulai di masa pandemi tahun 2020 lalu.
Kondisi di mana segala aktivitas serba terbatas, kekhawatiran akan virus COVID-19 yang kian merebak, menghalangi pencarian rumah mereka, baik untuk melakukan survei ke lokasi perumahan incaran, hingga tiadanya ajang pameran properti yang biasa dilaksanakan setiap tahunnya atau ditemukan di mall-mall.
Namun rasanya tidak ada yang sulit di masa kecanggihan teknologi seperti saat ini. Pasangan yang baru menikah di tahun 2020 itu untuk sementara menyewa sebuah apartemen di kawasan BSD, dan merasa pencarian rumah harus dilakukan segera. Salah satu solusi yang paling memungkinkan, berburu rumah secara online.
Bagaimana ceritanya hingga akhirnya mereka berhasil menemukan sebuah rumah untuk menjadi hunian bagi keluarganya kelak? Semua tak lepas dari buah kegigihan, kesabaran, serta kehati-hatian mereka dalam menjalani prosesnya. Hasilnya, sebuah rumah di kawasan BSD, Tangerang Selatan dengan luas tanah 120 m2 dan luas bangunan 73 m2 kini resmi menjadi milik mereka.
Mau punya rumah di kawasan BSD, Tangerang Selatan, seperti rumah Mahayu yang fasilitas kawasannya sangat lengkap dan modern, serta didukung akses yang mudah ke Jakarta? Temukan pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp1 miliar di sini!
Cerita Rumah Mahayu: Pandemi Bikin Gerak Jadi Terbatas, Pencarian Rumah Online Jadi Pilihan Tanpa Batas
Walau pandemi melanda dan diberlakukannya masa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), namun tak ada halangan bagi Mahayu untuk terus melanjutkan rencana yang telah disusunnya.
Jauh sebelum menikah, pasangan ini telah memiliki angan-angan untuk memiliki rumah dan mandiri menempuh kehidupan barunya bersama nantinya. Mereka sudah berdiskusi dan menentukan untuk mencari rumah di area Tangerang Selatan.
“Rumah pertama ini tentunya akan dihuni dalam waktu lama, maka lokasi sangat penting sebagai syarat utama dalam melakukan pencarian rumah,” ujar pengajar swasta sekaligus pemilik bisnis kue yang banyak beraktivitas di area Jakarta Selatan ini.
Sebelum mulai mencari rumah impiannya, banyak sekali diskusi yang Mahayu dan Aad lakukan, terutama dalam menyatukan visi akan kriteria rumah idaman. Terlebih soal kondisi finansial, karena hal ini menjadi penting saat menentukan kisaran bujet yang dianggarkan saat mencari rumah.
Ketika sudah mantap dengan berbagai rencana, pandemi melanda. Berbagai cara pun mereka coba dalam berburu rumah idamannya. Dalam kondisi serba terbatas, hanya internetlah yang mampu bergerak tanpa batas.
Berbagai iklan rumah dijual telah Mahayu buru, berbagai situs properti pun telah dijajalnya dalam kondisi PSBB tahun 2020. Hingga akhirnya ia menemukan portal properti Rumah.com yang memudahkannya untuk fokus melakukan pencarian rumahnya pada bulan Juli 2020.
Cerita Rumah Mahayu: Terlanjur Nyaman dengan Kawasan Tangerang Selatan
Dari hasil mencari dan berselancar di Rumah.com, tak hanya informasi tentang rumah dijual saja yang dilihat Mahayu. Berbagai panduan serta referensi dalam mencari rumah pertama, memberikan banyak pengetahuan baru agar lebih berhati-hati saat membeli rumah.
Dari awal memang Mahayu sudah mantap menetapkan area pencarian di sekitar Tangerang Selatan. Apa pasal, karena Mahayu yang berasal dari Palembang ini pada tahun 2018 dipindahtugaskan ke Jakarta, dan ngekost di area BSD, Tangerang Selatan.
“Saya suka sekali dengan ambiensnya Bintaro dan BSD, lingkungannya masih ramah dan tidak terlalu padat. Berdasarkan pengamatan perumahan di kedua area ini pun memiliki kualitas bangunan yang baik, serta dibangun oleh pengembang properti terpercaya,” jelas Mahayu.
Ia pun merasa fasilitas pendukung di area ini sangat baik, mulai dari banyaknya pilihan moda transportasi yang memudahkannya untuk beraktivitas, Rumah Sakit yang banyak tersebar di seluruh kawasan, juga pasar.
Mahayu pun merasa jarang mendengar terjadi banjir di kawasan ini sehingga ia merasa tidak perlu menengok ke kawasan lainnya saat mulai berburu rumah. Apalagi ia merasa banyak area yang masih hijau di Tangerang Selatan.
Dalam kondisi pandemi dan gerak yang terbatas, Mahayu dan Aad sempat sesekali berkeliling dan survei, terutama untuk melihat-lihat kondisi lingkungan dari rumah dijual yang mereka temukan di internet.
“Bagi kami kondisi lingkungan sangat penting, dan masuk dalam kriteria rumah idaman kami. Kami juga bertanya-tanya ke teman-teman yang kebetulan tinggal di daerah tersebut,” papar Mahayu.
Cerita Rumah Mahayu: Proses Pencarian Rumah Teliti Agar Tidak Kecewa Saat Sudah Dibeli dan Dihuni
Sebenarnya apa sih kriteria rumah idaman yang dicari Mahayu? Setelah berdiskusi di awal dengan suami, wanita yang hobi memasak ini sudah menetapkan beberapa syarat untuk rumah pertamanya nanti.
“Yang utama tentu saja lingkungannya nyaman dan aman. Lalu kita ingin ada masjid di dalam area perumahan. Kita juga ingin rumah ada di dalam klaster tertutup dengan sistem pengamanan yang ketat,” ujar Mahayu.
Ia juga menginginkan klaster atau perumahannya nanti memiliki fasilitas olahraga, minimal ada jogging track. Sama seperti para pemburu rumah di pinggiran Jakarta lainnya, Mahayu juga mengutamakan kemudahan akses transportasi.
Selain browsing via internet, Mahayu dan Aad menyempatkan berkeliling ke area incaran di jam-jam sibuk. Misalnya saat pagi berangkat kerja atau malam hari ketika pulang kantor. Dan di akhir pekan sambil bersepeda di Bintaro Loop, mereka sering juga mampir ke klaster-klaster baru yang dijual.
“Kita ingin merasakan gambaran suasananya secara langsung, berdasarkan pengalaman sendiri seperti apakah aksesnya padat atau tidak. Kita juga selalu browsing di internet apakah kawasan yang kita incar itu pernah banjir atau masuk dalam daerah yang rawan banjir,” ujarnya yang bersama sang suami telah menyambangi sekitar 20 perumahan setiap akhir pekan.
“Kita sempat ketemu klaster baru yang lingkungan dan fasilitasnya belum terbentuk bahkan belum ada security, lalu ada penjual yang kurang terpercaya, ketemu agen yang fokusnya hanya cuan, dan rumah yang tidak sesuai bujet kita,” ujar Mahayu menceritakan pengalaman surveinya.
Cerita Rumah Mahayu: Pertimbangkan Rumah Impian yang Nyaman, Agen Properti Jadi Andalan
Dari kendala yang dialami, Mahayu dan Aad kemudian mencari solusi. Karena harus segera memutuskan untuk membeli rumah, maka ia membuat prioritas dan memutuskan untuk menggunakan jasa agen properti.
“Kita saat itu langsung membuat prioritas pencarian rumah berdasarkan beberapa hal, klaster dengan one gate system, memilih pengembang yang terpercaya, harganya masuk bujet, dan ada masjid di perumahan.
Saat itu kami menyewa apartemen 6 bulan dan merasa sayang jika harus memperpanjangnya lagi. Tapi agar pencarian rumah tidak gegabah dan terburu-buru, kami perpanjang sewanya jadi 1 tahun,” ujar Mahayu.
Solusi dalam memilih untuk menggunakan agen properti pun bukannya tanpa alasan. Ternyata Mahayu dan Aad sempat survei ke sebuah rumah tanpa bantuan agen, dan berhadapan dengan penjual yang marah-marah karena harga rumah ditawar.
Setelah Mahayu dan Aad pulang, penjual mengontak mereka dan memaksa untuk segera transfer DP rumah. Padahal tidak ada kata sepakat sebelumnya, legalitas rumah tersebut juga belum ditanyakan dan dicek.
“Hal seperti itu yang membuat kita merasa lelah jika harus negosiasi sendiri ke penjual,” jelas Mahayu. Dengan adanya agen properti maka ada pihak ketiga yang terpercaya, yang bisa membantu memperlancar proses beli rumah.
Cerita Rumah Mahayu: Agen Properti Bantu Negosiasi, Harga Rumah Sudah Miring Bisa Ditawar Sepuluh Persen Lagi
Mahayu memasukkan area Tangerang Selatan untuk filter lokasi pada listing properti dijual di Rumah.com. Tak lupa ia juga memasukkan batas maksimal harga rumah yang diinginkan. Sesuai dengan bujet yang telah dikumpulkannya bersama Aad.
“Saya juga masukkan beberapa nama klaster yang saya tahu ada di BSD pada filter kategori yang tersedia pada Rumah.com, dan saya tersambung dengan agen properti yang memasang listing jual rumah kita ini,” jelas Mahayu.
Agen properti dari Ray White ini pun dengan sangat komunikatif membantu Mahayu dan membuat janji untuk bertemu sekaligus survei rumah dan lingkungan yang Mahayu lihat iklannya tersebut.
Sempat Mahayu dan Aad ragu apakah harga rumah bisa disesuaikan dengan bujet yang dimiliki, apalagi sebelumnya mereka pernah bertemu dengan agen yang tidak bisa bantu negosiasi harga.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah.com
“Ternyata agen properti kali ini sangat baik, dan bersedia melakukan nego harga. Di saat pandemi mungkin jadi berkah untuk kami karena negosiasinya sukses,” ujar Mahayu dengan lega.
Seluruh proses negosiasi harga pembelian rumah Mahayu dibantu oleh agen properti yang menangani penjualan rumah tersebut. Mahayu dan Aad hanya bertemu dengan pemilik rumah saat penandatanganan akad kredit serta balik nama AJB dan SHM yang dilakukan di Sinarmas Land.
“Mungkin pandemi membawa dampak baik untuk saya ya. Sang pemilik memang menjual rumahnya di bawah harga pasaran, tetapi dari harga yang sudah miring tersebut kami berhasil menawar sekitar 10 persennya lagi. Pandemi membuat orang menjual properti dengan harga miring,” ujar Mahayu.
Cerita Rumah Mahayu: Sengaja Bayar DP Rumah 85 Persen dari Harga Rumah untuk Menghindari Masalah
“Hanya dua kali datang, kita langsung deal dan aman transaksinya. Agen yang menangani proses jual-beli rumah ini sangat profesional dan kooperatif,” jelas Mahayu.
Akad kredit berhasil dilakukan pada Juni 2021 lalu. Agen properti yang membantunya mengurus segala prosesnya mulai dari pengumpulan berkas-berkas, mengurus legalitas dan sertifikat rumah dengan status SHM, hingga Mahayu dan Aad tinggal menandatangani akad kredit saja.
Sikap kehati-hatian Mahayu dan Aad dalam bertransaksi juga terlihat pada pilihan cara pembayaran rumah tersebut. Pilihan antara membayar secara cash atau dengan KPR pun dipikirkan masak-masak. Hasilnya, dikombinasikan.
Tips Rumah.com
Secara normatif, yang berhak memberikan komisi kepada agen properti adalah penerima pembayaran atau penjual. Namun bisa juga ditanggung bersama antara penjual dan pembeli sesuai kesepakatan.
“Jujur, kami penginnya beli secara cash. Tapi di masa pandemi ini kok ada rasa takut dibohongi. Jadi solusinya kami libatkan lagi pihak ketiga, dalam hal ini bank. Kami sengaja bayar DP rumah sekitar 85 persen dari harga rumah, sisanya kami KPR dengan pertimbangan sisi keamanan,” ujar Mahayu.
Menurut Mahayu, pihak bank pastinya akan mengecek segala surat-surat dan keabsahan data rumah yang pembayarannya menggunakan skema KPR, otomatis transaksi pembelian rumahnya bisa terhindar dari masalah yang tidak diinginkan. Lagi-lagi semua pengurusannya dibantu oleh agen properti tersebut.
Untuk biaya jasa agen properti ditanggung oleh penjual rumah. Seluruh komisi agen properti sudah termasuk dalam harga jual rumah juga sehingga Mahayu tidak mengeluarkan uang lagi. Bahkan Mahayu mengaku tidak tahu berapa komisi yang agen tersebut dapatkan.
Cerita Rumah Mahayu: Rumah Idaman yang Hanya 6 Menit ke Stasiun Rawa Buntu
Mahayu memang langsung sreg dengan rumah pilihannya, yaitu sebuah perumahan dengan konsep klaster tertutup di area BSD, Tangerang Selatan. Bisa dibilang rumah dan areanya sangat sesuai dengan kriteria yang Mahayu tetapkan.
Selain harganya masuk di bujet, lokasinya hanya dua kilometer dari Stasiun Rawa Buntu, jika lancar hanya diperlukan enam menit waktu tempuh. Tak hanya itu, jika awalnya Mahayu ingin ada jogging track, perumahan ini bahkan memiliki lapangan basket dan lapangan tenis.
“Ini di luar ekspektasi saya, pengembang perumahan ini sangat peduli dengan lingkungan. Tiap rumah wajib ada pohon, dan perumahannya sangat holistik! Pengelolaan sampah sesuai kategori, warga pun mengelola eco-enzym dari sampah organik, dan membuat biopori,” ujar Mahayu.
Manfaat dari eco-enzym sangat banyak, larutan zat organik kompleks yang dihasilkan dari proses fermentasi sampah organik ini dapat dijadikan cairan serba guna. Bisa untuk cairan pembersih rumah, deterjen, baik untuk pertanian atau tanaman juga.
Perumahan yang mengusung knsep go green ini tentunya sudah pasti jauh dari hadirnya banjir, serta lingkungannya otomatis sehat. Mahayu langsung jatuh cinta dengan perumahan ini. Apalagi proses negosiasinya juga sangat lancar, dengan harga yang sangat bagus pula.
Cerita Rumah Mahayu: Rumah Sebagai Tempat Berkarya yang Dilengkapi Area untuk Olahraga
Kini Mahayu sedang mengisi rumahnya secara bertahap, secara fisik rumahnya memang dalam kondisi baik, hanya ada renovasi kecil yang dirasa harus dilakukannya. Ia ingin mempercantik area dapur serta menambahkan area untuk olahraga.
Berbekal informasi yang didapat dari laman Panduan Properti di Rumah.com seperti berbagai tips renovasi, harga material terkini, serta serba-serbinya, ia berniat mewujudkan rumah impiannya.
Bagi Mahayu yang sebelumnya tinggal di apartemen, memiliki rumah tapak bisa jadi merupakan impian semua orang. “Rumah ini nantinya pasti nyaman untuk berkarya. Saya membayangkan banyak hobi yang bisa saya lakukan misalnya memasak, membuat kue, dan membaca buku dengan santai dengan pemandangan tanaman nan hijau.”
Tanya Rumah.com
Jelajahi Tanya Rumah.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami

Hobi memasaknya ini pun kemudian menjadi bisnis tambahannya yang bisa dilihat di akun @dapurayu_ Hobi sekaligus bisnis yang akan sulit dilakukannya jika masih tinggal di apartemen.
Apakah rumah ini sudah menjadi rumah idamannya, jawabnya: Ya. Namun tak menutup kemungkinan jika ke depannya Mahayu masih ingin punya rumah untuk masa pensiun nanti.
Itulah cerita pengalaman Mahayu untuk punya rumah sendiri. Rumah yang dibelinya di masa pandemi dengan harga miring berkat bantuan agen properti. Masih ada banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Teks: Erin Metasari, Foto: Zaki Muhammad