Cerita Rumah Mawar: Dikelililingi Orang-orang Satu Frekuensi Jadi Bikin Bisa Punya Rumah Sendiri

Wahyu Ardiyanto
Cerita Rumah Mawar: Dikelililingi Orang-orang Satu Frekuensi Jadi Bikin Bisa Punya Rumah Sendiri
“Rumah adalah tempat yang paling dirindukan untuk menikmati kebebasan.” – Cerita Rumah Mawar
Mungkin Anda sering mendengar anak-anak yang bercita-cita ingin memiliki rumah sendiri, bukan? Dengan imajinasinya yang luar biasa, ia akan mendeskripsikan rumahnya bak istana yang megah lagi indah. Boleh jadi kisah di masa kecil bukanlah angan-angan belaka.
Mawar Astari adalah satu contoh yang berhasil mewujudkan impian masa kecilnya, yakni memiliki rumah sendiri. Sosok wanita yang nama sebenarnya memang Mawar ini, sedari kanak-kanak punya cita-cita ingin membeli rumah pada saat sudah bekerja.
Pengalaman tinggal di rumah kos yang ruang dan geraknya serba terbatas semakin membulatkan tekad Mawar untuk segera membeli rumah. Rumah yang dipilih tak hanya mempertimbangkan faktor jarak ke tempat kerja, tapi juga menawarkan spesifikasi bangunan yang baik dan harga yang sesuai dengan kemampuan finansialnya.
“Sejak kecil, goal saya memang ingin punya rumah sendiri. Beranjak dewasa, saya juga semakin yakin bahwa rumah juga bisa dijadikan investasi jangka panjang. Jadi, ketika saya merasa sudah tiba waktunya untuk punya rumah, saya pun bergegas mencari,” ungkap Mawar.

Cerita Rumah Mawar: Harus Punya Rumah Meskipun Belum Menikah

Cerita Rumah Mawar: Harus Punya Rumah meskipun Belum Menikah
Selama tinggal di rumah kos, Mawar merasa ruang geraknya tidaklah bebas. Ia merasa tidak bisa menekuni hobi memasaknya. Hal itu juga yang turut mendorongnya mencari rumah.
Ada anggapan bahwa rezeki, jodoh, kematian adalah rahasia Tuhan. Manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, namun untuk hasilnya tetap dipasrahkan kepada yang maha menentukan. Terkadang kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menggapai suatu hal, tapi malah dapatnya hal yang lain.
Dalam kacamata manusia, tak ada satu pun yang penuh kepastian. Segala sesuatu sangat bisa berubah setiap saat. Mawar termasuk yang meyakini bahwa masa depan tidak bisa diprediksi. Kalau harus menunggu jodoh datang dulu baru berencana untuk beli rumah, “Mau sampai kapan menunggunya? Itu sesuatu yang tidak pasti, bukan?” begitulah Mawar berdalih.
Keinginan Mawar untuk memiliki rumah meski belum menikah bukan muncul saat menjelang dewasa. Tentu saja cita-cita tersebut tidak semulus yang diperkirakan. Orang tua dan sebagian anggota keluarga besarnya kurang setuju dengan niat Mawar untuk membeli rumah saat masih sendiri.
Tips Punya Rumah di Usia Muda

Tips Punya Rumah di Usia Muda

Untung saja Mawar dikelilingi orang-orang yang satu ‘frekuensi’ dengannya, yakni sudah punya rumah meski belum menikah. Mawar pun merasa di-trigger oleh teman-temannya untuk segera memiliki rumah. “Kata teman-teman, daripada duitnya buat jalan-jalan ke luar negeri, lebih baik buat beli rumah, ha…ha…ha…,” kenang Mawar.
Di sisi lain, selama tinggal di rumah kos, Mawar merasa ruang geraknya tidaklah bebas. Sebagai wanita yang hobi masak, ia merasa tidak bisa menekuni passion-nya tersebut selama menetap di rumah kos. Hal itu juga yang turut mendorongnya mencari rumah.
“Jika nanti saya menikah, harapannya suami juga harus punya rumah atau setidaknya memiliki bujet tersebut. Bagaimanapun penyediaan tempat tinggal yang nyaman tetap merupakan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga,” ujar Mawar soal kriteria calon pendamping hidupnya kelak.

Cerita Rumah Mawar: Datangkan Ayah dari Surabaya Agar Beli Rumah Tak Sekadar Gaya

Cerita Rumah Mawar: Datangkan Ayah dari Surabaya Agar Beli Rumah Tak Sekadar Gaya
Prioritas utama yang ditetapkan Mawar adalah lokasi rumah yang tidak terlampau jauh dari kantor, namun juga yang sesuai dengan penghasilan.
Beli rumah tidak seperti membeli kacang goreng yang bisa langsung “bungkus” dalam sekejap. Ada cukup banyak faktor yang barangkali sangat penting dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk membeli rumah. Mawar mengawali karier di kota kelahirannya, Surabaya, sejak 2008. Di Surabaya, ia tinggal bersama orang tua sehingga tidak perlu kos.
Tahun 2011, Mawar merantau ke Jakarta untuk mencoba kesempatan berkarier yang lebih menjanjikan. Selama di Jakarta, Mawar memilih tinggal di rumah kos yang cukup dekat dengan kantornya. Beberapa waktu kemudian, Mawar kemudian berpindah tempat kerja ke kawasan Bandara Sukarno Hatta, Cengkareng. Setelah berkantor di kawasan bandara inilah Mawar mulai berpikir untuk memiliki rumah sendiri.
Sayangnya, saat rencana tersebut diketahui oleh anggota keluarga lain di luar keluarga inti, ternyata ada sebagian yang kurang mendukung. Namun Mawar tidak gentar dan terus maju untuk mewujudkan impiannya. Berbekal restu dari kedua orang tuanya yang dirasanya sudah cukup, ia pun mulai mencari perumahan berdasarkan kriteria yang diinginkan.
Banyak orang berspekulasi saat beli rumah pakai KPR. Simak video panduan yang bisa menghindarkan Anda dari kekeliruan agar tidak salah langkah ketika membeli rumah!
Prioritas utama yang ditetapkan Mawar adalah lokasi rumah yang tidak terlampau jauh dari kantornya. “Nah, pada saat itu, di kawasan yang dekat dengan tempat saya bekerja tidak banyak pilihan perumahan. Selain lokasi, saya juga harus menyesuaikan dengan penghasilan. Jangan sampai nanti bisa beli rumah, tapi tidak bisa bayar cicilan KPR-nya,” kata Mawar, tersenyum.
Dalam masa pencarian, sebenarnya Mawar sudah mengincar satu kawasan perumahan yang cocok dengan ekspektasinya. Hanya saja seluruh unit yang ada sudah sold out alias terjual. Mau tidak mau, Mawar hunting lagi ke perumahan yang tersisa di dalam list pencariannya.
“Untuk meyakinkan diri, saya mengajak orang tua untuk ikut memilihkan rumah. Waktu itu, saya ‘datangkan’ ayah saya langsung dari Surabaya. Ya, saya minta pendapat dan saran dari ayah saya tentang rumah yang bagaimana yang tepat untuk saya,” kenang Mawar.

Cerita Rumah Mawar: Survei Rumah ‘Muter-muter’ Hingga Puluhan Kilometer

Cerita Rumah Mawar: Survei Rumah ‘Muter-muter’ Hingga Puluhan Kilometer
Mawar sempat ingin mencoba kawasan Tangerang Selatan. Tapi ia urungkan karena jarak tempuh yang terlampau jauh dari tempat kerjanya. Mawar juga rajin mendatangi setiap event pameran rumah demi mendapatkan rumah impian.
Jika ditarik garis terdekat dari kantor tempat kerja Mawar, setidaknya ada tiga kompleks perumahan. Setelah satu kawasan perumahan yang diincarnya ludes terjual, Mawar segera ‘meluncur’ ke dua kawasan perumahan lainnya.
“Ada satu perumahan yang lokasinya dekat banget dengan kantor saya dan harganya sangat terjangkau. Namun saya membayangkan kalau tinggal di perumahan ini bakal terganggu dengan suara gemuruh pesawat yang kencang sekali. Jadi, saya skip, deh,” ungkapnya.
Sebelum melabuhkan pilihan ke satu perumahan terakhir yang relatif dekat dengan kantornya, Mawar sempat ingin mencoba kawasan Tangerang Selatan. Tapi kemudian ia urungkan karena jarak tempuh yang terlampau jauh dari tempat kerjanya. Mawar juga rajin mendatangi setiap event pameran rumah demi mendapatkan rumah impian.
Di salah satu pameran, hatinya penasaran dengan perumahan subsidi di Parung Panjang yang dekat dengan stasiun KRL. Mengingat uang DP-nya sangat ringan, ia langsung bayarkan pada saat itu juga. Mawar kemudian mengajak seorang teman untuk survei ke perumahan di Parung Panjang tersebut. Dalam perjalanan, Mawar bisa merasakan jika lokasi perumahan sangat jauh dari kantornya.

AreaInsider

Ketahui Potensi Area Tangerang dan Area lainnya Lewat AreaInsider

Simak selengkapnya di sini!

Dihitung-hitung dari rumah ke kantor dengan KRL bisa memakan waktu lebih dari dua jam. “Begitu sampai di kawasan perumahan yang dimaksud, ternyata zonk. Dalam artian, kondisi stasiunnya, kok, kurang meyakinkan. Bagaimana kalau saya pulang kerja larut malam? Aman tidak, nih? Beragam pertanyaan berkecamuk. Akhirnya saya skip lagi. Biarin, deh, uang DP hilang,” ucap Mawar.
Agak kecewa dengan rumah incaran di Parung Panjang, temannya mengajak Mawar survei ke kawasan perumahan di kawasan Kotabumi, Tangerang. Di sini, Mawar menemukan unit rumah dengan tanah yang cukup luas dan harga yang sangat ramah di kantong. Namun, kondisi jalan yang sehari-harinya macet sangat tidak bersahabat buat Mawar yang berkantor di kawasan Bandara Sukarno Hatta.
“Akhirnya saya ‘putar balik’ lagi ke salah satu dari tiga alternatif awal yang terdekat dengan kantor. Pilihan pun jatuh ke kompleks perumahan di Sepatan, Tangerang. Tidak terlalu dekat, sih, kira-kira 10 km dari tempat kerja. Ini yang terbaik menurut saya,” lanjutnya.

Cerita Rumah Mawar: Berhitung Cermat Agar Keputusan Beli Rumah Benar-benar Tepat

Cerita Rumah Mawar: Berhitung Cermat Agar Keputusan Beli Rumah Benar-benar Tepat
Setelah berselancar di portal properti, Mawar akan mengecek ke bank yang berpotensi untuk KPR. Melalui telepon, ia minta dibuatkan simulasi berapa cicilan yang harus dibayarkan jika ingin membeli rumah secara KPR.
Mawar membutuhkan waktu sekitar 2-3 tahun dalam mencari rumah yang sesuai kriteria dan kemampuan. Akhir tahun 2015, mimpi Mawar pun terwujud. Rumah tipe 36/72 di kawasan Sepatan, Kabupaten Tangerang, Banten berhasil dimilikinya.
“Menurut saya, mencari rumah jangan terlalu lama atau terlalu cepat. Kalau terlalu lama, apa yang kita incar bisa hilang. Karena terlalu lama mikir, rumah yang saya inginkan malah sold out. Sedangkan kalau terlalu cepat, suatu ketika dapat rumah yang lebih oke dengan harga yang bagus, kita akan menyesal,” tutur Mawar tentang pengalamannya mencari rumah.
Selain rajin mendatangi pameran dan survei langsung ke perumahan, wanita yang menyukai aktivitas berkebun dan renang ini juga giat mengunjungi portal jual beli rumah. Di portal jual beli rumah, Mawar banyak memperoleh informasi soal perumahan, terutama harga pasaran. “Dulu, website jual beli rumah masih terbatas, ya. Kalau sekarang, sih, ada banyak dan cukup kredibel, misalnya Rumah.com yang sangat membantu dalam mencari informasi tentang rumah,” kata Mawar.
Setelah berselancar di portal properti, Mawar akan mengecek ke bank yang berpotensi untuk KPR. Melalui telepon, ia minta dibuatkan simulasi berapa cicilan yang harus dibayarkan jika ingin membeli rumah secara KPR. Dengan begitu, Mawar mendapat gambaran yang realistis mengenai biaya administrasi bank untuk rumah yang akan dibelinya.
“Di samping jumlah cicilan, banyak hal yang saya tanyakan di bank. Satu hal yang tidak boleh dilewatkan adalah biaya BPHTB. Jujur saja, saya buta sama sekali dengan biaya BPHTB yang jumlahnya cukup lumayan menurut saya. Yang jelas, melalui perhitungan dari bank, saya bisa mengetahui kemampuan saya yang sebenarnya,” sambungnya.
Berdasarkan pengamatan Mawar, saat beli rumah orang hanya fokus pada harga. Banyak yang lupa bahwa ada biaya-biaya yang turut menyertai pembelian rumah. Tentu saja biaya-biaya tersebut harus dipersiapkan. Persiapan yang sangat matang inilah yang membuat Mawar memerlukan waktu agak lama dalam proses pembelian rumahnya.
“Alhamdulillah, pengajuan KPR saya cukup lancar tanpa hambatan berarti. Kalau pun masih ada yang mengganjal di hati saya, hanya masalah tenor cicilan yang sampai 20 tahun. Padahal, saya masih sanggup kalau dibikin tenor 10-15 tahun. Pihak bank mungkin punya pertimbangan lain, ya,” jelas Mawar.

Cerita Rumah Mawar: Menunggu Tiga Bulan Pertama untuk Renovasi dan Mendekorasi

Cerita Rumah Mawar: Menunggu Tiga Bulan Pertama untuk Renovasi dan Mendekorasi
Selain merenovasi bagian yang penting, Mawar rupanya memiliki sense of art yang cukup tinggi. Hampir setiap bagian rumah mendapat sentuhan seni darinya.
Begitu serah terima kunci, Mawar senang bukan kepalang. Terbayang olehnya babak lanjut dari kehidupan yang akan dijalani di rumah barunya. Hanya saja Mawar belum diperbolehkan untuk segera merenovasi beberapa bagian rumah yang menurutnya perlu dilakukan. Ia mesti menunggu hingga tiga bulan baru diizinkan mengubah tampilan rumahnya.
“Bagian belakang rumah masih terbuka, padahal di situ ada dapur. Kalau turun hujan agak deras, sudah pasti area dapur akan terkena air hujan. Prioritas utama saya saat renovasi awal adalah menutup bagian belakang dan mempercantik area dapur. Saya memang mendambakan dapur rumah yang besar dan nyaman,” ujar wanita yang membuat dapurnya lebih besar dari kamar tidurnya sendiri ini.
Layaknya rumah kekinian yang mengandalkan pendingin ruangan tanpa adanya lubang ventilasi, hal ini pun dirasa kurang memadai. Untuk itu, ia menambah ventilasi udara di atas pintu dan jendela di setiap ruangan agar pertukaran udara berlangsung cukup baik.
“Satu lagi yang kurang dari rumah yang baru saya beli adalah gudang. Kebetulan ada sisa tanah di belakang kamar. Lebarnya hanya 80 cm dan panjang mengikuti ukuran kamar, sekitar 3 meter. Nah, sisa lahan itu saya bangun jadi gudang yang memanjang mirip gang. Lumayanlah daripada tidak ada gudang sama sekali,” ungkap Mawar yang humoris.
Selain merenovasi bagian yang penting, Mawar rupanya memiliki sense of art yang cukup tinggi. Otak kanannya selalu menghasilkan ide untuk membuat dekorasi agar ruangan terlihat indah dan nyaman. Hampir setiap bagian rumah mendapat sentuhan seni darinya.
“Bagi saya, setiap ruangan rumah punya filosofi masing-masing. Kamar tidur misalnya, saya aplikasikan warna-warna yang membuat teduh dan tenang selama berada di dalamnya, seperti warna biru. Untuk dapur, saya cat sebagian dengan warna kuning karena warna tersebut bisa menimbulkan efek psikologis untuk menggugah selera bersantap,” kenang Mawar sambil menceritakan perjuangannya ketika mengecat sendiri untuk ruangan kerja demi mendapat hasil terbaik.
Tak hanya bermain warna cat, Mawar juga sampai memesan beberapa lukisan dan framenya secara khusus. Meski bujetnya terbatas, ia berusaha untuk memiliki karya yang estetik. Lukisan tersebut ia pajang di ruang tamu dan salah satu kamar tidur yang diubahnya menjadi ruang kerja dan baca.

Cerita Rumah Mawar: Nilai Rumah Meningkat Signifikan, Cocok buat Investasi di Masa Depan

Cerita Rumah Mawar: Nilai Rumah Meningkat Signifikan, Cocok buat Investasi di Masa Depan
Sepatan yang sekarang, kata Mawar, bukan lagi Sepatan yang pertama kali ia kenal. Kondisinya sudah jauh berubah menjadi lebih maju.
Pandemi COVID-19 menjadi masa-masa suram yang menimpa sebagian penduduk dunia, tidak terkecuali Mawar. Di tengah kemampuan finansial yang tergerus dampak pandemi, Mawar harus tetap melunasi cicilan yang datang setiap bulan. Meski mendapat tawaran dari bank untuk menunda cicilan dalam beberapa bulan ke depan, Mawar tidak memanfaatkan peluang tersebut.
Menurut Mawar, menunda pembayaran cicilan hanya memindahkan waktu saja, tidak serta merta mengurangi beban utangnya. “Saat pandemi, kondisi keuangan juga kena imbas. Tawaran penundaan membayar cicilan dari bank hanya membuat beban utang semakin panjang waktunya. Jadi, biar pun makan sehari-hari cuma pakai tahu dan tempe, saya tetap berusaha melunasi cicilan setiap bulan,” terang Mawar.
Di tengah situasi yang tidak pasti, Mawar mendapat tawaran untuk berkarier di Jakarta. Untuk menghemat waktu dan juga pengeluaran yang bisa disiasati, Mawar memilih kembali tinggal di rumah kos yang dekat dengan kantor barunya.
Bekerja dan menetap di Jakarta tidak lantas membuat Mawar ‘melupakan’ rumahnya di Sepatan. Setiap minggu, ia selalu pulang dan melakukan aktivitas yang membuatnya relaks selepas berkutat dengan kesibukan.
Sepatan yang sekarang, kata Mawar, bukan lagi Sepatan yang pertama kali ia kenal. Kondisinya sudah jauh berubah menjadi lebih maju. Akses jalan yang baik, fasilitas kawasan juga kian beragam, kehidupan masyarakat yang lebih ramai, serta keasrian yang tetap masih ada membuatnya terhibur setiap kali menengok rumahnya.
“Seandainya dulu saya menunda beli rumah, mungkin sampai sekarang saya tidak punya rumah. Gaji yang tidak naik secara signifikan, sementara harga rumah terus melambung. Walau kita menyimpan dana di deposito sekali pun, saya rasa tetap tidak ‘ngejar’ kenaikan harga rumah yang cukup tinggi setiap tahunnya,” kata Mawar yang mensyukuri keputusannya membeli rumah dengan segera.
Hanya dalam waktu kurang lebih 8 tahun, Mawar sudah bisa melihat kondisi yang jauh lebih baik di kawasan perumahannya. Sudah barang tentu hal itu berimbas pada kenaikan nilai rumah. “Dulu saya beli rumah dengan tanah seluas 72m2 seharga 320 juta-an rupiah. Sekarang harga rumah di kawasan ini dengan luas tanah 60 meter persegi saja harganya bisa mencapai 500-600 juta-an rupiah,” tambahnya.

Cerita Rumah Mawar: Belajar dari Pengalaman, Beli Rumah Jangan Asal-asalan

Cerita Rumah Mawar: Belajar dari Pengalaman, Beli Rumah Jangan Asal-asalan
Jika sebagian orang merasa kecewa dengan bank yang menerapkan standar persyaratan yang cukup tinggi dalam memberikan program KPR, justru Mawar sangat mendukung.
Mawar ingat betul perkataan sang ayah di awal memutuskan untuk membeli rumah. “Ayah saya bilang, cicilan rumah setiap bulan pada akhirnya tidak akan terasa karena gaji akan naik terus setiap tahun. Mungkin apa yang dikatakan ayah saya ada betulnya. Tapi hal itu hanya berlaku buat mereka yang gajinya naik terus,” lagi-lagi jawaban Mawar mengundang tawa.
Kata Mawar, setiap orang memiliki tujuan dan prioritas masing-masing dalam rencana hidupnya. Ada yang merasa masih nyaman dengan ngontrak rumah, ada yang memilih untuk beli mobil dulu, ada yang ingin segera punya rumah sendiri, dan lain sebagainya.
“Kalau belum sanggup beli rumah, ya jangan dipaksakan. Kita bisa ngontrak atau kos, tapi jangan lupa menabung agar bisa membeli rumah di kemudian hari. Berdasarkan pengalaman saya, jangan juga kita sangat bernafsu membeli rumah sehingga lupa memperhitungkan biaya dan keabsahan dokumen rumah,” jelas Mawar.
Jika sebagian orang merasa kecewa dengan bank yang menerapkan standar persyaratan yang cukup tinggi dalam memberikan program KPR, justru Mawar sangat mendukung. “Artinya, bank tersebut sedang melindungi kita, lho! Developer tidak bisa ‘asal-asalan’ apabila berhadapan dengan bank besar,” ujarnya.
Pengalaman memang guru terbaik bagi kehidupan. Sekali lagi ia merasa beruntung membeli rumah di kawasan yang ternyata mampu berkembang lagi sehingga nilai rumahnya meningkat. Menurutnya, jika membeli rumah di kawasan yang tidak bisa membuat harga rumah naik secara signifikan, bahkan mengejar inflasi saja tidak mampu, hal itu akan sangat merugikan, terlebih bagi yang ikut program KPR.
Satu hal lagi yang mungkin juga luput saat membeli atau melunasi rumah, kata Mawar, adalah mengejar kelengkapan dokumen rumah yang masih dipegang pihak bank dan developer. Begitu serah terima kunci rumah, sebaiknya secara berkala segera mengecek dan memastikan status dan kelengkapan dokumen sesuai dengan yang dijanjikan developer, termasuk AJB, bukti pembayaran BPHTB, dan SHM.
“Dokumen-dokumen ini sangat penting tapi sering kali kita lupa ngurusin. Pernah saya tanya beberapa orang tetangga, mereka jawab tidak memahami soal itu. Jadi menurut saya, saat memutuskan beli rumah kita harus memahami dan mengecek status setiap dokumennya, jangan asal beli dan menyerahkan semua ke developer,” pungkas Mawar.
Itulah cerita pengalaman Mawar yang berhasil punya rumah sendiri berkat dikelililingi orang-orang satu frekuensi. Punya rumah di usia muda meskipun belum menikah. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.

***

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Teks: Aris Hendrawan, Foto: Zaki Muhammad

Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.

Kalkulator KPR

Ketahui cicilan bulanan untuk hunian idaman Anda lewat Kalkulator KPR.

Kalkulator Keterjangkauan

Ketahui kemampuan mencicil Anda berdasarkan kondisi keuangan Anda saat ini.

Kalkulator Refinancing

Ketahui berapa yang bisa Anda hemat dengan melakukan refinancing untuk cicilan rumah Anda saat ini