Cerita Rumah Metia: Rumah Klaster Jauh dari Tempat Kerja, Beli Rumah Lama Ikut Urus Surat Roya

Wahyu Ardiyanto
Cerita Rumah Metia: Rumah Klaster Jauh dari Tempat Kerja, Beli Rumah Lama Ikut Urus Surat Roya
“Rumah adalah tempat merefleksikan diri. Setelah seharian berada di luar rumah melihat berbagai peristiwa, selalu merasa bersyukur setiap masuk rumah. Inilah hasil jerih payah kami, rumah yang jadi support rohani bagi kami.” – Cerita Rumah Metia.
Tak seperti kebanyakan pasangan lain yang membutuhkan waktu lama, bahkan bertahun-tahun, untuk menemukan rumah idaman, Metia Pratiwi dan suami sangat beruntung karena hanya perlu waktu lima bulan setelah menikah untuk menemukan rumah yang sekarang mereka huni.
Meskipun pertemuan Metia dengan rumah yang dibelinya terhitung cepat, bukan berarti proses pembelian rumahnya, terbilang mudah. Rumah yang berada di daerah Tangerang itu memiliki lika-liku yang cukup menguras energi untuk dimiliki.
“Sebelum menikah kami memang ingin punya rumah sendiri, tapi ingin yang sesuai style kami. Dan setelah menikah, tahun 2016, kami dikasih jodoh rumah cepat, rumah seken yang bentuknya masih rumah asli. Sangat bersyukur karena nyari rumah gak gampang kan,” ujar Metia.
Tetapi ternyata membeli rumah seken juga butuh banyak perjuangan. Mulai dari mengurus surat-surat tanah hingga renovasi besar-besaran karena rumah yang dibeli usia bangunannya sudah tiga puluh lima tahun.
Rumah yang awalnya hanya satu lantai dengan luas tanah 96m2 dan luas bangunan 84m2 ini akhirnya ‘disulap’ oleh Metia, jadi rumah yang nyaman dengan luas bangunan 126m2. Bahkan rumah tersebut kerap mendapat pujian dari teman-teman, kerabat, dan orang-orang sekitar.
Lagi cari rumah yang kawasannya sudah jadi, punya banyak akses, dan dekat Jakarta seperti rumah milik Metia di kawasan Tangerang? Cek pilihan rumahnya harga di bawah Rp700 jutaan di sini!

Cerita Rumah Metia: Rumah Klaster Jadi Cita-cita, Realita Jauh dari Tempat Kerja

Realita Jauh dari Tempat Kerja
Pertimbangan yang realistis mengalahkan impian Metia. Ia pun mengubah kriteria utama mencari rumah, dari rumah klaster menjadi rumah yang berlokasi dekat dengan rumah orang tuanya
Sebenarnya sebelum menikah Metia berangan-angan memiliki rumah yang ada di dalam klaster atau kompleks perumahan. “Rumah di klaster itu kelihatannya rapi dan teratur. Desain-desainnya juga kekinian,” kenang Metia.
Sehingga ketika sebelum menikah, Metia dan suami selalu rajin mengambil brosur saat melihat ada pameran perumahan di mal. Dengan perkiraan kemampuan finansial mereka berdua, Metia dan suami sudah memiliki bayangan rumah seperti apa yang kelak ingin mereka miliki.
Namun impian itu buyar setelah mereka menikah. Faktor kondisi keluarga dan akses menjadi alasan utama, “Setelah dipikir-pikir, suami kerja, aku juga kerja. Khawatir akan merepotkan saat ingin menitipkan anak kepada orang tua jika jaraknya berjauhan, Apalagi kalau jauh ke tempat kerja. Jangan sampai ngeribetin diri sendiri,” itulah pertimbangan Metia.
Mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya pada laman AreaInsider.
Akhirnya pertimbangan yang realistis mengalahkan impian Metia. Ia pun mengubah kriteria utama mencari rumah, dari rumah klaster menjadi rumah yang berlokasi dekat dengan rumah orang tuanya, yaitu di Tangerang.
Ia pun memiliki impian lainnya, mempunyai rumah dengan layout dan style yang ia rancang sendiri. Karena itu pencariannya beralih ke tanah kosong yang ada di wilayah sekitar rumah orang tuanya. “Ternyata di daerah sini sudah nggak ada tanah yang dijual.”
Dan akhirnya ‘jodoh’ pun tiba. Metia melihat sebuah rumah dijual di daerah rumah orang tuanya. Rumah tersebut masih dalam bentuk rumah lama tahun 80-an. “Aku pikir karena bangunannya masih asli banget nggak akan sayang kalau akan dibongkar. Kalau yang sudah direnovasi apalagi ditingkat kan sayang,” ujar Metia.

Cerita Rumah Metia: Putuskan Beli Rumah Seken, Tawar Harga Turun 30 Persen

arga Turun 30 Persen
Rumah tersebut memiliki luas tanah 96m2 serta luas bangunan 84m2. Dari harga yang ditawarkan oleh penjualnya, Metia berhasil menawar dan harganya bisa turun sekitar 30 persennya.
Tak dapat tanah, rumah seken dengan bentuk asli pun jadi. “Aku pikir, dengan bentuk asli tersebut aku masih bisa bebas mengubah tampilannya sesuai seleraku. Akhirnya kami putuskan untuk menghubungi pemiliknya,” ujar Metia.
Setelah proses tawar menawar, maka harga pun disepakati. Meski dari harga rumah seken juga tidak terbilang murah, malah lebih mahal dari harga rumah klaster yang pernah mereka kunjungi, namun rumah seken masih menjadi pilihan Metia dan suami.
“Untuk membeli rumah, kita harus nekat, karena kalo nggak, gak bakal kebeli rumah. Harga terus naik, Insya Allah aku yakin akan dikasih kemudahan sama Allah SWT,” tambahnya lagi.
Selain biaya pembelian dari harga rumahnya, saat beli rumah ternyata ada sejumlah biaya tambahan lainnya yang perlu disiapkan. Simak daftar tambahan biaya jual beli rumah yang perlu diketahui lewat video ini.
Menurut Metia, rumah seken walaupun lebih mahal memiliki beberapa kelebihan dibanding rumah klaster. “Kita bisa langsung melihat sertifikatnya, dan tidak perlu menunggu pembangunan seperti rumah klaster. Tahu dengan jelas bagaimana status rumah tersebut,” ujar Metia.
Dengan begitu, ia merasa lebih tenang, tidak perlu khawatir tertipu oleh oknum developer yang tidak bertanggung jawab. Bahkan langsung bisa melihat bentuk rumahnya karena sudah jadi.
Rumah tersebut memiliki luas tanah 96m2 serta luas bangunan 84m2. Dari harga yang ditawarkan oleh penjualnya, Metia berhasil menawar dan harganya bisa turun sekitar 30 persennya, dengan syarat seluruh biaya tambahan lainnya ditanggung oleh pembeli.

Cerita Rumah Metia: Kawal Mengurus Surat Roya, Baru Proses Balik Nama

Cerita Rumah Metia: Kawal Mengurus Surat Roya, Baru Proses Balik Nama
Karena penjual juga sempat menjadikan rumahnya sebagai agunan, Metia pun terjun langsung bersama penjual mengurus surat roya di kantor Badan Pertanahan setempat.
Karena penjual sedang butuh uang cepat, maka Metia dibolehkan membayar DP terlebih dahulu. Dan untuk sisanya, pembayaran rumah kemudian dilakukan melalui cara KPR.
Satu hal yang dipastikan Metia, status sertifikat rumah tersebut sudah hak milik atau SHM. Urusan legalitas rumah tentu harus jelas, sehingga ia yakin tidak membeli rumah dengan sertifikat palsu atau bodong.
Metia bahkan turun langsung mengurus segala administrasi rumah bersama dengan penjual rumah. “Aku mencari segala informasi mengenai prosedur pengurusan surat tanah hingga balik nama sertifikat,” terang Metia. Ia menemukan informasi prosedur balik nama salah satunya dari laman panduan Rumah.com.
Karena penjual juga sempat menjadikan rumahnya sebagai agunan, Metia pun terjun langsung bersama penjual mengurus surat roya di kantor Badan Pertanahan setempat. Surat roya adalah dokumen untuk menyatakan aset tanah dan bangunan yang dimiliki telah bebas dari utang.
Metia mengikuti semua prosedur penerbitan surat roya dari mendaftar hingga status sertifikat di Badan Pertanahan kembali ke nama penjual, dan nama bank dicoret. Setelah nama di sertifikat kembali ke nama penjual, baru dilakukan proses balik nama melalui notaris.
“Aku ikuti semua prosedur secara resmi. Ikuti saja aturannya, jalani saja prosesnya… tidak terlalu lama. Setelahnya Aku ngerasa puas, karena aku tahu betul story dari rumah ini,” ujar Metia.

Cerita Rumah Metia: Rumah Disewakan per Tahun, Target Renovasi Rumah dalam Empat Tahun

arget Renovasi Rumah dalam Empat Tahun
Tips menabung Metia dan suami, selain rutin menyisihkan uang untuk tabungan, ketika ada sumber dana di luar pendapatan rutin, maka langsung ditabung juga.
Setelah rumah beserta surat-suratnya beres, dengan berbagai pertimbangan, Metia memilih untuk tidak menempati rumah tersebut dahulu. Salah satu alasannya karena ia sedang hamil.
Selain itu Metia juga mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi, khawatir akan mengalami kendala, maka akhirnya rumah yang baru ia beli tersebut ia sewakan per tahun. “Sekalian buat nambah tabungan untuk renovasi nantinya.” Waktu tersebut juga ia manfaatkan untuk menyisihkan uang untuk rencana renovasi rumah.
“Kami buat target yaitu empat tahun. Dalam empat tahun kami harus sudah mulai renovasi rumah. Pertimbangannya waktu itu adalah anak kami sudah mulai besar dan bisa berkomunikasi,” tutur Metia.

Tips Rumah.com

Selain menabung uang, menabung emas juga bisa jadi pilihan agar cepat punya rumah. Perhatikan harga terkini untuk menjual dan membeli emas. Waktu terbaik untuk membeli adalah ketika harganya sedang turun. Sebaliknya, jual emas ketika sedang mengalami kenaikan harga.

Tips menabung Metia dan suami, selain rutin menyisihkan uang untuk tabungan, ketika ada sumber dana di luar pendapatan rutin, maka langsung ditabung juga. Bersama orang tuanya, Metia juga berbisnis frozen food.
“Aku suka nabung logam mulia juga. Lumayan, waktu aku beli tahun 2014 di bawah Rp500 ribu per gram, waktu aku jual lagi saat pandemi harganya hampir satu juta rupiah,” ujar Metia.

Cerita Rumah Metia: Renovasi Penuh Perhitungan Hingga Soal Termin Pembayaran

erita Rumah Metia: Renovasi Penuh Perhitungan Hingga Soal Termin Pembayaran
Metia memang ingin memiliki rumah split level dan berharap pembangunan bisa selesai pada satu waktu.
Karena ingin merombak rumah asli dan melakukan renovasi besar-besaran, otomatis dana yang harus ia persiapkan juga tidak sedikit. Renovasi besar tersebut dilakukan dengan pertimbangan matang.
“Takutnya kalau renovasi kecil-kecilan biayanya malah bengkak. Karena kondisi plafon rumah pendek, kalau kita bongkar pasti akan merembet ke yang lain. Jadi kita pikir rumah tipe lama ini enaknya kita bongkar. Kita bangun lagi, kita pilih material yang spesifikasinya bisa menopang bangunan yang mau kita bikin,” jelas Metia.
Metia memang ingin memiliki rumah split level dan berharap pembangunan bisa selesai pada satu waktu. “Aku ingin sekalian aja capeknya. Sekali renovasi tapi total, jadi tidak perlu ada renovasi atau tambah ini itu lagi,” tegas Metia.
Jadi memang dana yang diperlukan untuk renovasi tidak sedikit. “Setidaknya berapa persen itu sudah mencukupi. Nanti pembayaran pada termin-termin akhir sudah ada perhitungan akan mendapat sumber dana dari mana saja. Disiplin anggaran harus ketat,” tutur Metia.
Setelah empat tahun ketika target mereka untuk mulai merenovasi rumah tiba, justru cobaan datang menggoyahkan rencana mereka. Pandemi COVID-19 yang melanda bukan hanya Indonesia tapi juga dunia pada tahun 2020 membuat Metia dan suami maju mundur untuk mulai melangkah ke tahap renovasi.

Cerita Rumah Metia: Renovasi Hampir Gagal Karena Pandemi, Ketemu Arsitek yang Sreg di Hati

Cerita Rumah Metia: Renovasi Hampir Gagal Karena Pandemi, Ketemu Arsitek yang Sreg di Hati
Saat pengerjaaan banyak hal tak terduga yang muncul sehingga beberapa material harus diubah, namun secara garis besar proyek renovasi berjalan cukup lancar.
“Karena pandemi kondisi ekonomi serba tidak pasti. Tenaga kerja resah. Apakah kami akan mampu menyelesaikan renovasi di tengah ketidakpastian perekonomian ini?” kenang Metia. Meski Metia bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN) dan suami bekerja di perusahaan swasta, namun tetap saya merasa ketar-ketir.
Satu lagi yang membebani pikiran Metia adalah adanya wacana ibu kota negara akan dipindah ke Kalimantan Timur atau IKN Nusantara. Sebagai ASN, Metia mau tak mau harus mengikuti perintah bila diminta untuk pindah.
Di tengah kebimbangan tersebut, ia bertemu dengan teman SD yang ternyata adalah seorang arsitek. Idenya tentang desain sebuah rumah tertampung dengan baik oleh temannya. Selain arsitek, temannya pun bisa bertindak sebagai kontraktor karena telah memiliki tim tukang sendiri.
Akhirnya mantaplah tekad Metia untuk mulai merenovasi. Terlebih temannya yang arsitek tersebut baru saja resign dari perusahaannya, sehingga bisa penuh mengawasi proyek rumah Metia. Plus lokasi rumah temannya hanya berjarak tiga menit dari rumah Metia yang dibangun. Klop lah semua.
Proses renovasi memakan waktu lima bulan dengan biaya lebih dari Rp500 Juta. Sesuai dengan kesepakatan antara Metia dan kontraktor. Saat pengerjaaan banyak hal tak terduga yang muncul sehingga beberapa material harus diubah, namun secara garis besar proyek renovasi berjalan cukup lancar.

Cerita Rumah Metia: Konsep Open Space Memenuhi Kebutuhan, Hingga Ada Playground

Cerita Rumah Metia: Konsep Open Space Memenuhi Kebutuhan, Hingga Ada Playground
Rumah split level dengan tiga kamar tersebut pun sesuai dengan keinginan Metia. Ia pun membuat akun khusus untuk inspirasi rumahnya melalui Instagram @rumah.amani.
“Konsep open space, setiap bagian hanya dipisahkan oleh perbedaan level. Sehingga terlihat luas. Banyak yang kaget ketika memasuki rumahku. Tidak menyangka bahwa dengan luas tanah segini bisa terlihat luas banget,” ujar Metia yang terlihat bahagia.
Metia merasa rumahnya telah memenuhi segala kebutuhannya. Ada area servis, laundry, mushola, dan playground di lantai semi-basement. Lalu dapur, kamar mandi umum, taman indoor di level pertama. Kemudian di level dua terdapat ruang serbaguna, dan di lantai teratas terdapat tiga kamar dan kamar mandi utama.
“Kini aku dan suami mulai memikirkan investasi lain, misalnya biaya pendidikan anak. Karena memang bukan rumah tumbuh jadi sudah selesai, tidak ada renovasi lagi. Rasanya puas, karena aku dan suamiku berdarah-darah berdua dalam membeli dan merenovasi rumah ini,” tutup Metia.
Itulah cerita pengalaman Metia mewujudkan rumah impiannya. Berdamai dengan realita, beli rumah lama, ikut mengurus surat roya, hingga berhasil punya rumah yang bikin bangga. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Teks: Yudhanti Budi, Foto: Zaki Muhamad

Kalkulator KPR

Ketahui cicilan bulanan untuk hunian idaman Anda lewat Kalkulator KPR.

Kalkulator Keterjangkauan

Ketahui kemampuan mencicil Anda berdasarkan kondisi keuangan Anda saat ini.

Kalkulator Refinancing

Ketahui berapa yang bisa Anda hemat dengan melakukan refinancing untuk cicilan rumah Anda saat ini