Cerita Rumah Mira: Strategi Cerdik. Gagal Beli Rumah, Bangun Rumah Bergaya Nordic

Wahyu Ardiyanto
Cerita Rumah Mira: Strategi Cerdik. Gagal Beli Rumah, Bangun Rumah Bergaya Nordic
Mira Natasya Aulia Siregar dan Hutri Prianugrah adalah pasangan yang menikah pada 2017. Sebelum menikah, Mira mengajukan syarat kepada Hutri, yaitu untuk tidak tinggal bersama orang tua saat sudah berkeluarga. Syarat tersebut disetujui oleh Hutri dan mereka sepakat untuk segera mengupayakan memiliki rumah sendiri setelah menikah.
Alasan Mira ingin segera punya rumah sendiri karena dia ingin mewujudkan impian menata rumah sesuai dengan idenya. Hal tersebut tentu tak mudah diwujudkan bila harus tinggal di rumah orang tua, karena masing-masing orang memiliki konsep berbeda dalam menata rumah, terlebih jika terkait nilai-nilai keluarga.
Mau punya rumah di kawasan Jatiasih yang masuk wilayah Bekasi, seperti rumah Mira yang punya akses mudah ke Jakarta? Temukan pilihan rumahnya dengan harga mulai dari Rp400 jutaan di sini!
Namun, upaya memiliki rumah tersebut tak langsung terwujud. Hutri yang bekerja di perusahaan kontraktor minyak dan gas (migas) mendapat tugas bekerja di site yang berlokasi di Batam, otomatis Mira pun turut serta tinggal di salah satu kota tersibuk di Provinsi Kepulauan Riau ini.

Cerita Rumah Mira: Survei Harga Rumah Berujung Gelisah

Cerita Rumah Mira: Survei Harga Rumah Berujung Gelisah
Sebagai pekerja di sektor kontraktor migas, Hutri rutin mendapat libur cukup panjang. Setiap bekerja dua bulan, dia mendapatkan jatah libur dua minggu, bahkan lebih. Waktu tersebut digunakan Hutri dan Mira untuk pulang ke Bekasi, rumah orang tua Hutri.
Di saat pulang ke Bekasi itulah mereka memanfaatkan waktu untuk survei rumah. Sebelum survei pasangan ini melakukan pencarian terlebih dahulu melalui situs properti, salah satunya Rumah.com yang punya listing properti di jual dengan kategorisasi filter lengkap, sehingga dapat mempersempit pencarian berdasarkan area, kebutuhan kamar, fasilitas, hingga harga rumahnya.
Salah satu lokasi yang disurvei adalah daerah Cinere, Depok. Saat survei tersebut, ternyata harga rumah yang diinginkan sangat tinggi. Jauh di atas bujet yang mereka tetapkan untuk rumah dengan luas tanah di atas 100 m2.
“Saya memang ingin punya rumah yang tanahnya agak luas. Minimal 120 m2. Kalau bisa lebih, agar bisa berkebun. Sayangnya, rumah dengan luas tanah yang saya inginkan harganya sudah sangat mahal. Saat survei di Cinere ada rumah yang saya suka, tapi harganya Rp1,8 miliar. Itu di luar bujet kami,” kata Mira.
Mira juga sempat menghubungi temannya yang bekerja sebagai agen properti. Dia menanyakan beberapa lokasi rumah di daerah Depok dan BSD. Sayang, hasilnya setali tiga uang. Rumah dengan spesifikasi yang mereka inginkan harganya masih terlalu tinggi.
Berdasarkan hitung-hitungan penghasilan mereka, bila ingin membeli rumah dengan spesifikasi yang mereka inginkan, jangka waktu KPR akan terlalu lama, bisa 15 hingga 20 tahun. Membayangkan harus menyicil selama itu saja sudah bikin Mira gelisah.
“Saya itu bukannya anti-KPR. Tapi membayangkan bayar cicilan yang begitu panjang membuat saya risih. Kalau KPR misalnya hanya tiga tahun tidak masalah. Tapi kan bujet saya tidak memungkinkan kalau harus KPR jangka pendek atau cash bertahap. Ya, akhirnya nggak jadi beli rumah yang sudah kami survei,” jelas Mira lagi.

Cerita Rumah Mira: Ubah Strategi Beli Rumah Jadi Bangun Rumah

Cerita Rumah Mira: Ubah Strategi Beli Rumah Jadi Bangun Rumah
Setelah survei rumah tidak menemukan titik temu dengan bujet yang mereka miliki, Mira dan Hutri pun mengubah strategi, yaitu dengan membangun rumah sendiri. Lahannya sudah ada, kebetulan sebelum menikah Hutri pernah membeli tanah di daerah Jatiasih, Bekasi pada tahun 2012 silam sebagai bentuk investasi.
Lokasi lahan dipilih karena faktor kedekatan dengan rumah orang tua Hutri. Waktu tempuh dari rumah orang tua Hutri dengan lahan tersebut hanya sekitar 10 menit perjalanan. Jadi mudah mengawasi lahan yang masih berupa kebun dengan beberapa pohon jati di atasnya.
Mereka berdua akhirnya sepakat dan membulatkan tekad untuk membangun rumah sendiri serta membatalkan rencana untuk membeli rumah. Apalagi luas tanah yang mereka miliki memenuhi harapan Mira, yaitu punya rumah di atas lahan yang cukup luas.
Lahan di Jatiasih tersebut memiliki luas 200 m2, meskipun bentuknya terbilang cukup unik, yaitu memanjang. Lebar tanah kavling tersebut hanya sekitar 7 meter, tapi panjang ke belakang mencapai 28,5 meter!
Lahan berupa kebun jati ini pun memerlukan beberapa penanganan khusus sebelum mulai dibangun. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengeruk tanah di bagian depan. Kontur lahan tersebut memang lebih tinggi dibanding jalan, jadi bagian depannya harus dikeruk terlebih dahulu agar bisa jadi akses keluar masuk ke halaman rumah.
Setelah itu dibuat sumur bor sebagai suplai air. Pekerjaan ini dilakukan dua kali, karena pengeboran pertama hasil airnya kurang jernih. Setelah berpindah titik pengeboran dengan menambah kedalaman sumur, air yang didapatkan lebih jernih. Urusan sumber air untuk kebutuhan sehari-hari akhirnya terpecahkan.
Langkah berikutnya adalah menebang pohon-pohon jati yang ada di rumah tersebut. Ternyata hal ini menjadi berkah tersendiri, karena bisa memanfaatkan pohon-pohon jati tersebut sebagai kusen pintu dan jendela rumah. Biaya yang dihemat cukup besar. Sebab, bila harus membeli kusen dari kayu jati tentu harganya cukup tinggi.

Cerita Rumah Mira: Merancang Arsitektur dan Desain Rumah Sendiri

Cerita Rumah Mira: Merancang Arsitektur dan Desain Rumah Sendiri
Cerita pasangan Mira dan Hutri saat merancang rumah juga terbilang unik. Bila umumnya untuk desain rumah dilakukan laki-laki, tidak dengan pasangan ini. Urusan desain rumah ternyata dilakukan oleh Mira.
Uniknya lagi, Mira tidak punya latar belakang pendidikan arsitektur maupun desain. Ia adalah lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia. Ternyata Mira terinspirasi oleh ibundanya yang hobi mendesain bangunan dan pernak-pernik rumah sendiri. Lagi-lagi, ibunya juga tidak punya latar belakang arsitektur dan desain.
“Sejak kecil, saya sering melihat ibu mencorat-coret di atas kertas untuk membangun rumahnya. Setelah membuat gambar, dia akan berdiskusi dengan tukang untuk proses eksekusinya. Dia belajar otodidak dari majalah-majalah properti dan desain interior. Jadi di rumah banyak sekali majalah-majalah desain,” ujar Mira.
Berbeda dengan ibundanya yang menyerahkah detail corat-coretnya kepada tukang, Mira menyerahkan corat-coretnya di milimeter blok kepada arsitek. Dari coretan gambarnya, sang arsitek kemudian menerjemahkannya ke dalam gambar kerja dan rancangan anggaran belanja.
Tak sedikit juga gambar denah rumah awal yang Mira buat mengalami penyesuaian dengan perhitungan serta prinsip arsitektur dan sipil. Draft awal dari Mira cukup memudahkan arsitek untuk membuat gambar kerja.
Anda pun bisa merancang bangunan rumah sendiri. Tak perlu khawatir jika merasa tidak memiliki bakat menggambar karena kini telah banyak aplikasi yang akan memudahkan Anda dalam merancang gambar bangunan. Untuk linknya bisa klik di sini!
Selain itu, ide awal ini juga membantu memangkas bujet desain arsitektur rumah. Bila tanpa gambaran awal dan semua hal diserahkan kepada arsitek, tentu biayanya lebih besar. Bahkan sebagian menetapkan persentase dari harga membangun rumah—umumnya sekitar 7%.

Cerita Rumah Mira: Bangun Rumah Pertimbangkan Kekuatan Bangunan dan Fungsi Rumah

Cerita Rumah Mira: Bangun Rumah Pertimbangkan Kekuatan Bangunan
Agar desain gambar kerjanya semakin “ramah” dengan kantong, Mira tidak menggunakan arsitek profesional. Dia memilih mencari arsitek freelance yang bisa menerjemahkan idenya. Tarif arsitek freelance tentu lebih terjangkau dibanding arsitek profesional.
Berkat strateginya, mulai dari membuat draft kasar desain, hingga mencari arsitek freelance, jasa desain rumahnya jadi efisien. Dia mengaku jasa arsitek untuk rumahnya hanya berkisar Rp2 juta saja. Bila menggunakan jasa arsitek profesional, apalagi diserahkan seluruh pengerjaannya dari awal, nilainya bisa lebih dari sepuluh kali lipat harga tersebut.
Meskipun biaya arsiteknya bersahabat, hasilnya memuaskan bagi Mira. Uniknya lagi, arsitek yang membantu membuat desain rumahnya, sekarang bermitra dengan Mira yang mulai merintis usaha arsitektur dan desain interior.
Membangun rumah tentunya bukan sekadar menerapkan gambar desain di atas sebuah lahan. Membangun rumah harus dipertimbangkan secara matang mulai dari kekuatan bangunan hingga fungsi-fungsi yang ada di dalam rumah tersebut.
Mira dan Hutri beruntung memiliki teman diskusi saat akan membangun rumah. Kakak Hutri memiliki latar belakang pendidikan teknik sipil. Jadi detail-detail rencana pembangunan rumah bisa dipersiapkan dengan matang.
Salah satu yang cukup menarik adalah penggunaan wire mesh untuk dasar lantai mereka sebelum dipasangi granit tile. Tujuan penggunaan wire mash ini memperkuat struktur lantai agar lebih kuat dan lantai tidak retak karena pergeseran tanah.
Selain itu, mereka juga membuat bak kontrol pembuangan air untuk taman yang mereka buat. Tujuannya agar air hujan bisa mengalir ke arah bak kontrol dan tidak terjadi banjir di sekitar rumah mereka. Sederas apa pun hujan, air tidak meluap, karena ditampung di bak kontrol.

Cerita Rumah Mira: Suplai Bahan Bangunan, Memantau Pembangunan Rumah, dari Batam

Cerita Rumah Mira: Suplai Bahan Bangunan, Memantau Pembangunan Rumah, dari Batam
Detail-detail seperti hal di atas awalnya memang tidak terpikirkan oleh Hutri dan Mira, tapi ternyata sangat bermanfaat untuk membuat bangunan rumahnya jadi lebih kokoh, berkualitas, dan memiliki fungsi yang optimal.
Setelah proses pengerukan lahan selesai dan gambar rancang bangun sudah di tangan, pembangunan rumah mereka pun dimulai pada akhir tahun 2019. Mereka memakai jasa kontraktor untuk mengerjakan pembangunan rumah. Mereka hanya membayar biaya pengerjaan. Sementara belanja bahan material bangunan dilakukan oleh Mira dan Hutri.
Saat memulai proyek pengerjaan rumah tersebut, mereka tidak bisa mengawasi pembangunan rumahnya. Hutri waktu itu sedang ada pekerjaan di sebuah site di daerah Batam dan Mira pun otomatis turut serta.
Tinggal di tempat yang jauh membuat mereka memerlukan trik khusus dalam menyuplai bahan dan memantau pekerjaan pembangunan rumah. Untuk belanja bahan, mereka biasa melakukannya saat pulang ke Bekasi.
Lantas bagaimana bila bahan bangunan habis saat mereka sedang berada di luar kota? Ternyata mereka sudah menyimpan nomor kontak toko bangunan yang sudah jadi langganan. Ketika ada bahan yang diperlukan, mereka tinggal mengontak toko material langganan, memesan barang yang diperlukan, lalu transfer biayanya. Praktis!
Untuk memastikan pekerjaan berjalan sesuai rencana, mereka meminta bantuan orang tua Hutri untuk mengawasi. Mereka rutin berkomunikasi mengenai pekerjaan apa yang sudah diselesaikan oleh kontraktor. Di awal perjanjian, kontraktor sudah menjelaskan progres yang akan dicapai setiap minggu seperti apa, yang akan dipantau oleh orang tua Hutri.
Meskipun sudah ada yang mengawasi, ternyata tidak semua pekerjaan berjalan mulus. Ada beberapa pekerjaan yang salah tafsir. Misalnya saja saat pengerjaan area dapur. Tanpa bertanya detail ke Mira dan Hutri, kontraktor membuat dapur dengan sistem cor semen berdasar denah gambar. Ternyata bukan itu yang diinginkan oleh Mira, akhirnya dapur tersebut harus dibangun ulang.
Terjadi beberapa pekerjaan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan dan akhirnya harus dibongkar pasang ulang. Hal ini membuat biaya pengerjaan membengkak, karena ada bahan yang harus dibuang dan waktu tambahan untuk mengerjakan.

Tips dari Cerita Rumah Mira: Jurus Menghindari Kontraktor Nakal

Tips dari Cerita Rumah Mira: Jurus Menghindari Kontraktor Nakal
“Saat finishing itu tukangnya hanya dikasih dua orang. Kemudian dia juga bukan spesialis finishing sepertinya, jadi beberapa pekerjaan kurang rapi. Akhirnya kami cut mereka dan cari kontraktor baru,” kata Mira. Terjadinya beberapa kesalahan dan lambatnya proses finishing rumah, membuat mereka mengganti kontraktor untuk mengerjakan rumah.
Dan berdasarkan pengalaman mereka membangun rumah dengan menggunakan jasa kontraktor, simak tips dari Mira dan Hutri membangun rumah dengan aman menghindari kontraktor nakal berikut ini:
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah.com
  1. Mira melakukan negosiasi dengan kontraktor mengenai masalah pembayaran. Ia tidak membayar dalam jumlah besar di awal, tapi membayar dengan sistem termin per dua minggu.
  2. Cara bayar termin dua minggu ini agar lebih ringan saat pembayaran, sekaligus menjadi antisipasi penipuan. Ada banyak kasus kontraktor sudah dibayar penuh ternyata kabur dan tidak menyelesaikan pekerjaan.
  3. Cara ini juga akan memudahkan berganti kontraktor bila pekerjaan tidak sesuai dengan perjanjian. Saat memutus kontrak karena proses finishing yang terlalu lama, Mira dan Hutri melakukannya dengan mudah, karena tidak ada dana mengendap yang dipegang kontraktor.
  4. Mira bernegosiasi untuk melakukan pembayaran apabila pekerjaan sudah diselesaikan. Biasanya orang tua Hutri akan mengirimkan foto atau video progres pembangunannya. Bila pengerjaannya sesuai perjanjian, mereka baru akan bayar ke kontraktor.

Cerita Rumah Mira: Gunakan Setengah Gaji Bulanan untuk Bujet Bangun Rumah

Cerita Rumah Mira: Gunakan Setengah Gaji Bulanan Buat Bangun Rumah
Salah satu bagian paling menantang dalam membangun rumah ini bagi Mira adalah masalah pembiayaan. Berhubung mereka tidak menggunakan KPR, perhitungannya jadi harus benar-benar presisi, matang.
Untuk memulai pembangunan rumah ini, Mira harus mengorbankan semua tabungan yang dia miliki, baik tabungan uang maupun perhiasan. Jumlah tabungan tersebut bahkan masih jauh dari mencukupi kebutuhan membangun sebuah rumah. Dia pun harus berhitung dengan gaji yang diterima Hutri untuk membangun rumah.
Pada momen inilah, Mira dan Hutri berdiskusi dan menetapkan besaran bujet yang akan digunakan untuk membangun rumah. Ternyata mereka menetapkan alokasi dana yang cukup ekstrim dari gaji yang diterima Hutri, yaitu sekitar 50%.
“Harus banyak penyesuaian saat membangun rumah, karena saya sampai menggunakan setengah gaji saat proses pembangunan rumah. Bujet jalan-jalan harus dikurangi agar rumah segera jadi. Makanya saat ada teman bertanya berapa persen gaji yang digunakan untuk membangun rumah, saya bilang jangan diikuti. Bisa bikin sakit maag,” kata Mira tergelak.
Biaya pembangunan rumah cantik ini menurut Mira menghabiskan dana sekitar Rp500 juta. Angka ini jauh di bawah harga jual rumah di pasaran. Apalagi Mira menggunakan spesifikasi bangunan berkualitas seperti penggunaan lantai granit tile hingga genteng Kanmuri.
“Pondasi saja dibuat sangat besar karena menopang bentangan ruangan 7 meter tanpa sekat, dan tinggi plafon kita mencapai 4 meter. Kalau spesifikasi bangunan kita turunkan atau dibuat standar, angkanya pasti jauh di bawah itu,” kata Mira menjelaskan.
Apa yang dilakukan oleh Mira memang tidak banyak dilakukan oleh orang lain, karena orang biasanya mengalokasikan dana sekitar 20%-30% untuk biaya KPR. Tentu masing-masing orang punya perhitungan berbeda-beda dalam mengalokasikan pendapatan mereka untuk membangun rumah.

Cerita Rumah Mira: Aplikasi Dekorasi Rumah Bergaya Nordic

Cerita Rumah Mira: Aplikasi Dekorasi Rumah Bergaya Nordic
Saat proses membangun rumah, Mira yang sejak awal membuat konsep desain rumah belum punya gambaran detail interiornya akan seperti apa. Bahkan dia mengaku belum hafal genre desain interior.
“Waktu itu saya hanya berpikir ingin rumah dengan warna sesimpel mungkin dan warnanya senetral mungkin. Saya tidak mau ganti cat tiap Lebaran. Waktu memikirkan konsep minimalis ini, saya belum tahu konsep desain interior yang sedang tren seperti Nordic atau Japanese,” kata Mira.
Dia lalu mencari ide di media sosial, khususnya Instagram dan Pinterest. Dari hasil browsing tersebut, ternyata model rumah bergaya Nordic cocok dengan konsep yang diinginkannya. Konsep desain bergaya Nordic ini menggabungkan gaya industrial, rustic, skandinavia, dan minimalis. Konsep ini menurut dia cocok dengan yang dia bayangkan.
Setelah mendapatkan banyak referensi, dia pun mulai berburu berbagai perabot yang bisa mendukung konsep rumah bergaya Nordic yang diinginkan. Untuk urusan berburu perabot ini, Mira termasuk orang yang sabar dan telaten. Dia tidak mau asal-asalan membeli barang, tapi menyesal kemudian. Dia ingin barang yang dibeli benar-benar mendukung konsepnya.
Sebelum membeli barang, Mira melakukan riset terlebih dahulu. Membandingkan model, warna, bahan, termasuk harga yang sesuai dengan keinginannya. Bila sudah yakin, dia baru akan membeli barang tersebut. Hasilnya, perabotan dan pernak-pernik yang sekarang ada di rumahnya benar-benar matching antara satu dan lainnya.
Rumah bergaya serasi ini oleh pemiliknya diberi nama Rumah Pertigaan, karena lokasinya memang berada di pertigaan komplek dan mulai ditempati pada akhir tahun 2020. Mira bahkan membuat akun Instagram bernama @rumahpertigaan.

Tips dari Cerita Rumah Mira: Strategi Membangun Rumah Impian

Tips dari Cerita Rumah Mira: Strategi Membangun Rumah Impian
Ada banyak cara untuk punya rumah sendiri, seperti cerita rumah Mira. Batal membeli rumah karena masalah pembiayaan rumah membuatnya gelisah bukan berarti batal untuk wujudkan mimpi punya rumah sendiri. Dan membangun rumah sendiri jadi strategi Mira. Simak tips membangun rumah impian ala Mira dan Hutri berikut ini:
  • Konsep rumah sesuai kebutuhan penghuni. Menurut Mira, konsep membuat rumah harus disesuaikan dengan kebutuhan anggota keluarga. Misalnya lokasi dapur di rumah Mira sengaja diletakkan di depan, agar bisa diakses dengan mudah dan gampang saat meletakkan belanjaan.
  • Tidak asal ikut-ikutan tren. Pemilihan gaya desain rumah dan interior sebaiknya dikonsep sejak awal. Jadi tidak asal ikutan tren. Cara ini untuk menghindari kebosanan di kemudian hari, karena mengikuti tren sesaat.
  • Membuat desain awal. Mira membuat desain awal, setelah itu baru meminta jasa arsitek untuk menjadikannya gambar kerja. Agar biaya arsitek lebih terjangkau, Mira memilih menggunakan jasa arsitek freelance.
  • Bayar kontraktor dengan termin per dua minggu agar terhindar dari pengerjaan yang lama atau uang dibawa lari.
  • Jangan lupa sebelum memulai semuanya, tentukan kisaran bujet. Hal ini penting sebagai ‘rem’ atas euforia saat membangun rumah dan membeli perlengkapannya. Agar tidak boros, berikut informasi mendetail soal bangun rumah anti boros dari Rumah.com yang bisa menjadi acuan.

Tanya Rumah.com

Jelajahi Tanya Rumah.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami

Cerita Rumah Mira: Fokus Menabung untuk Bangun Rumah Dua Lantai

Cerita Rumah Mira: Fokus Menabung untuk Bangun Rumah Dua Lantai
Perjuangan Mira dan Hutri dalam mewujudkan rumah impiannya akhirnya berbuah manis. Segala pengorbanan tersebut terbayar lunas dengan berdirinya rumah cantik yang menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi pasangan muda ini bersama anak semata wayangnya.
“Selain sebagai tempat tinggal, bagi saya rumah adalah keluarga. Sebisa mungkin, rumah jadi tempat untuk berkumpul yang nyaman dan kita tidak pernah merasa bosan. Rumah harus bisa membuat setiap orang yang tinggal merasa betah, senang dan aman,” kata Mira.
Rumah Mira sebenarnya belum selesai. Berdasarkan desain, rumahnya sebenarnya rumah dua lantai. Tapi saat ini baru satu lantai yang dibangun. Satu saat, ia akan meneruskan pembangunan lantai dua, meskipun dia tidak menetapkan target waktu kapan pembangunan akan dimulai.
“Pembangunan rumah kemarin sudah menguras keuangan. Untungnya semua menggunakan uang sendiri, jadi tidak kepikiran bayar cicilan KPR. Sekarang saatnya fokus menabung dulu. Pembangunan nanti dilanjutkan bila tabungan sudah terkumpul lagi,” kata Mira.
Itulah cerita pengalaman Mira yang batal membeli rumah dan memilih membangun sendiri rumahnya, mulai dari mempersiapkan dana hingga mendesain arsitektur dan interior rumahnya. Masih ada banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Teks: Agung Marhaenis, Foto: Zaki Muhammad

Kalkulator KPR

Ketahui cicilan bulanan untuk hunian idaman Anda lewat Kalkulator KPR.

Kalkulator Keterjangkauan

Ketahui kemampuan mencicil Anda berdasarkan kondisi keuangan Anda saat ini.

Kalkulator Refinancing

Ketahui berapa yang bisa Anda hemat dengan melakukan refinancing untuk cicilan rumah Anda saat ini