terakhir diperbarui 6 Oct 2021 • 12 menit membacaJelajah Properti
Semua orang tentunya ingin punya rumah sendiri, salah satunya Ricky Merdiansyah atau yang akrab dipanggil Ricky. Ia bercita-cita ingin punya rumah sendiri untuk keluarga kecilnya setelah menikah dengan sang istri Reni Dwi Astuti.
Ricky dan Reni mulai fokus mencari rumah pada Mei 2018, sekitar dua bulanan setelah keduanya menikah di Februari 2018. Keinginan untuk mandiri setelah menikah dan tak bergantung lagi pada orang tua membuat Ricky semangat untuk menelusuri daftar rumah yang dijual.
Demi efisiensi, Ricky memutuskan mencari rumah secara online. Namun Ricky juga memiliki tips bagaimana agar lebih yakin membeli sebuah rumah yang ditemukan melalui platform digital tersebut.
Tak hanya itu, segala perhitungan rencana membeli rumah melalui proses KPR nya juga dipikirkannya masak-masak. Bagaimana cerita Ricky yang pada akhirnya berhasil membeli rumah dengan pertimbangan matang di area Jatiasih, Bekasi? Simak ceritanya.
Mau punya rumah di kawasan Jatiasih, Bekasi, seperti rumah Ricky yang kawasannya dekat dengan jalan tol dengan akses mudah ke Jakarta? Temukan pilihan rumahnya dengan harga mulai dari Rp300 jutaan di sini!
Cerita Rumah Ricky: Mudahnya Cari Rumah Online, Incar Area Bekasi Disesuaikan dengan Anggaran
“Sebenarnya sebelum menikah, saya sudah mulai mencari rumah secara online. Hanya belum intens,” jelas Ricky. Namun lokasi pencarian Ricky sangat jelas, yaitu sekitar wilayah Bekasi. Melalui berbagai portal properti, terutama listing properti dijual di Rumah.com, ia menelusuri pencarian rumah impiannya.
Ricky yang saat lajang tinggal di kawasan Kemang Pratama, Bekasi, dan Reni yang tinggal di kawasan Halim, Jakarta Timur menyadari bahwa dengan kisaran bujet yang dianggarkan, sangat sulit mencari rumah seharga Rp700 juta hingga maksimal Rp800 juta di dalam wilayah Ibu Kota, seperti area incarannya di Jakarta Timur.
Dengan memasukkan kata kunci ‘rumah dijual area Bekasi’ dan kisaran bujet yang diinginkan, Ricky pun giat berselancar demi menemukan sebuah rumah yang sesuai kriterianya, yang kelak akan menjadi huniannya bersama Reni. Cukup banyak info rumah dijual yang ia dapat yang bisa menjadi modal untuk menemukan rumah impiannya.
“Dari awal saya memang langsung mencari rumah secara online karena bisa mendapatkan infonya dengan lebih mudah. Mulai dari harga, area, luas tanah dan bangunan, hingga foto yang menampilkan bentuk rumah lengkap dengan ruang-ruangnya. Lagipula, saya juga waktu itu tidak sempat datang ke pameran-pameran properti,” papar Ricky.
Karena Ricky cukup mengenal area Bekasi, dari hasil pencarian yang ia dapat secara online, maka langkah berikutnya adalah menyortir daftar untuk kemudian disurvei langsung. Area yang Ricky rasa kurang nyaman atau sulit aksesnya tidak masuk dalam daftarnya. Hal ini pula yang membuat survei menjadi lebih efisien dari segi waktu dan tenaga.
Cerita Rumah Ricky: Survei Rumah Langsung ke Lokasi Agar Tak Menyesal di Kemudian Hari
Walau ada banyak kemudahan yang bisa didapatkan mencari rumah secara online sangat memudahkan, tetapi agar tidak salah pilih dan menyesal di kemudian hari masih ada langkah-langkah yang Ricky lakukan. Ketika ia sudah memilih beberapa rumah dijual di area yang ia cocok, prosesnya tak berhenti sampai di situ saja.
“Situs properti fokus menampilkan foto rumah yang dijual tanpa mengekspos area sekitarnya. Jadi harus didatangi langsung agar kita tahu ‘medannya’,” jelas Ricky. Sebanyak tujuh area kemudian didatangi Ricky dan Reni saat itu.
Dengan mendatangi langsung, Ricky jadi tahu kendala apa yang akan dihadapi pada setiap rumah yang ia survei. Misalnya saja ia tertarik pada sebuah rumah di Jati Warna, Bekasi, namun rumah seken tersebut kondisinya kurang baik hingga harus dilakukan renovasi total. Tentunya biaya bisa jadi membengkak.
Rumah lainnya, ketika disurvei ternyata masih dikontrakkan sehingga jika ia beli tidak bisa langsung ditempati. Cerita lainnya lagi, ada rumah yang areanya ditulis anti banjir, padahal kawasan tersebut selalu langganan banjir.
Sangat penting bagi Ricky untuk melihat langsung kondisi rumah yang diincar, apalagi ini adalah rumah pertama yang akan dimilikinya. Lebih baik bersusah payah menyortirnya di awal ketimbang membeli lalu menyesalinya di kemudian hari.
Cerita Rumah Ricky: Agen Properti Bantu Temukan Rumah dengan Luas Tanah 84 Meter Persegi yang Bikin Jatuh Hati
Dari awal melakukan pencarian rumah secara online, selain Ricky telah banyak mengantongi daftar rumah incaran yang sesuai anggarannya saat itu, tanpa sengaja pencariannya mempertemukannya dengan jasa agen properti.
“Jadi dari hasil pencarian online, kita dapat contact person untuk sebuah rumah yang dijual. Setelah mengontaknya, saya kemudian dioper kepada agen properti lain yang kemudian membantu saya survei ke rumah yang pada akhirnya berhasil saya miliki ini,” kata Ricky.
Kebetulan pula perumahan tersebut membuka ‘akses’ bagi agen properti dari mana saja untuk menjual unitnya. Tidak terbatas pada agen pemasaran dari perumahan tersebut. Maka Ricky pun dibantu agen properti independen tersebut dalam proses rencana pembelian rumahnya.
“Walau bukan dari salesdeveloper-nya, tetapi dengan kehadiran agen properti independen ini, saya sangat terbantu. Bukan hanya mencari rumahnya saja, tapi saya juga dibantu perhitungan simulasi cicilan KPR dan segala macamnya. Orangnya juga cukup kooperatif,” jelas Ricky.
Di perumahan tersebut, Ricky yang sebelumnya bercita-cita ingin punya rumah yang sesuai dengan desain yang diinginkannya, kemudian jatuh hati pada rumah dengan luas tanah 84 meter persegi dan luas bangunan 40 m persegi..
Cerita Rumah Ricky: Putuskan Beli Rumah Contoh yang Siap Pakai Ketimbang Rumah Indent
Meski sudah survei ke perumahan Pinewood Topaz Regency dan dibantu mengkalkulasi perhitungan KPR-nya, Ricky tidak serta merta langsung mengambil keputusan. Ia butuh waktu kurang lebih selama satu bulan untuk mempertimbangkan keputusannya tersebut.
“Setelah survei rumah ini kita masih cari referensi lain, sekitar hampir satu bulan kita baru putuskan untuk kembali ke rumah ini. Kendala pertama sih karena saya pakai jasa agen independen dan bukan dari developer, jadi untuk promo-promo dan KPR-nya agak susah,” papar pria 30 tahun ini.
Ricky menambahkan, “Kendala kedua, kebetulan untuk blok yang tipe rumahnya saya incar itu unit jadinya baru sekitar 4 unit dari total satu blok yaitu 18 unit. Tiga rumah sudah terisi, dan satu rumah sebagai unit contoh. Lainnya adalah kavling rumah indent," lanjutnya.
Rumah indent tersebut dijanjikan jadi dalam waktu enam bulan setelah proses akad kreditdilakukan. Hanya Ricky berpikir tidak ingin menunggu rumah tersebut dibangun. Jika beli yang sudah siap pakai, sudah jelas kondisi rumahnya, baru ia mau membeli. Sikap hati-hati dan tidak mau gambling ini dalam proses pembelian rumah sangat baik dilakukan.
“Saya sempat datangi tiga rumah lain yang sudah ditempati. Ngobrol sama calon tetangga-lah istilahnya. Saya banyak tanya, yang terpenting apakah selama mereka tinggal di situ pernah terjadi banjir. Dan jawabnya adalah: tidak,” ujar ayah dari seorang putri kecil bernama Chilla ini.
Sempat juga pria yang hobi traveling ini terpikir untuk mencari rumah dengan desain yang diinginkan. Tetapi setelah pertimbangan panjang, akhirnya ia pun memutuskan untuk mengambil rumah yang menjadi unit contoh tersebut.
Cerita Rumah Ricky: KPR Pakai Bank Bukan Rekanan Perumahan, Dibantu Agen Properti Andalan
Setelah memutuskan untuk mengambil rumah di Pinewood Topaz Regency, Ricky mulai mengurus proses menuju akad kredit, dibantu oleh agen properti independen pilihannya. Di tahap ini Ricky menghadapi sedikit kendala untuk proses KPR-nya.
“Yang jadi kendala pada proses KPR, perumahan ini punya dua rekanan bank untuk KPR. DP rumahnya kecil tetapi cicilannya sangat tinggi, kurang masuk dengan perhitungan yang saya punya. Akhirnya kita ajukan untuk pakai bank lain,” jelas Ricky.
Agen properti yang ia pilih ini turut membantu menghitung kalkulasi KPR hingga proses pengajuan ke bank incaran Ricky yang lain. Segala proses serta berkas-berkas yang diperlukan dengan sigap dibantu urusannya oleh sang agen tersebut. Sebagai orang yang baru pertama kali beli rumah, menggunakan jasa agen properti sangat membentu serta menghemat tenaga.
“Nah, kalau KPR itu kan pakai appraisal, karena saya pakai bank lain jadi agak lama waktu ngurusnya. Terus kalau kita pakai rekanan dari bank developer kan biasanya udah ditentuin di awal DP-nya berapa dan angsurannya sekian,” lanjutnya.
Ricky memilih untuk menggunakan bank bukan rekanan perumahan, yaitu bank CIMB Niaga, karena setelah dihitung ia menemukan bahwa suku bunganya lebih rendah. Prosesnya sedikit lebih lama karena harus dilakukan appraisal terlebih dahulu.
Proses appraisal ini biasanya dilakukan oleh pihak bank dengan menggunakan jasa dari pihak ketiga, yaitu agensi yang melakukan survei penilaian terhadap rumah yang akan dijadikan jaminan produk KPR. Semakin bagus appraisalnya, semakin tinggi pula dana yang akan didapatkan.
Cerita Rumah Ricky: Harga Rumah Rp679 Juta, Taksiran Appraisalnya Hanya 80 Persen Saja
Dari harga rumah yang dibanderol Rp679 juta, taksiran appraisalnya hanya sekitar 80 persen dari harga rumah tersebut, nilainya sekitar Rp501.500.000. Karena rumah yang dibeli adalah unit contoh, maka saat appraisal masuknya ke kategori rumah seken walau sebenarnya rumah baru.
“Akhirnya solusi yang kami lakukan adalah membesarkan angka DP rumahnya. Kita sengaja mau bayar DP rumah di angka yang besar demi cicilan per bulan yang ringan,” jelas Ricky setelah melakukan perhitungan secara mendetail.
KPR yang diajukan Ricky pun pada akhirnya berhasil disetujui penuh, “Dari kisaran bujet yang mau kita keluarkan untuk DP rumah, kita tambahkan lagi hampir Rp20 juta sehingga total DP rumah yang kita keluarkan jadi sekitar 25 persen dari harga rumah.”
Tips Rumah.com
Komisi agen properti independen bergantung pada negosiasi dengan penjual atau pembeli. Adakalanya mereka tidak minta persentase dari nilai transaksi, tetapi mematok nominal tertentu. Cara lainnya ‘titip harga’, menaikkan harga properti yang ditawarkan oleh penjual sambil menguji pasar. Jika tidak ada peminatnya, harga akan diturunkan.
Ricky pun mengambil plafon KPR selama 15 tahun, “Kendala KPR lainnya, agak lama di akad kredit karena surat-surat dari developer-nya belum lengkap. Kita menunggu hampir 3 mingguan, akad kredit pun akhirnya dilakukan pada minggu ketiga Agustus.”
Seluruh proses akad kredit pun akhirnya selesai. Agen properti independen ini sejak awal memang sangat membantu proses transaksi pembelian rumah Ricky. Seperti saat urusan ke notaris untuk balik nama dan peningkatan hak status rumahnya yang dari SHGB menjadi SHM. Ricky hanya tinggal datang ke notaris untuk tandatangan saja. Untuk peningkatan status ini biaya tambahannya sekitar Rp4 jutaan saja.
Karena perumahan tersebut membuka akses bagi seluruh agen properti, maka bayaran atau komisi untuk jasa agen diberikan langsung dari perumahan tersebut. Ricky tidak perlu membayar jasa apa pun lagi kepada sang agen.
Cerita Rumah Ricky: Rumah Pertama Dekat Rumah Orang Tua, Rumah Mertua, Mudah ke Tempat Kerja
Bagi Ricky, kriteria rumah impian sangatlah luas karena rumah pertama belum tentu menjadi rumah impiannya. Pasalnya ada banyak kriteria yang harus dipenuhi untuk mewujudkan rumah impian yang sesuai dengan keinginannya.
“Buat saya pribadi, rumah idaman itu yang lingkungannya nyaman. Aman dan nyaman buat anak kecil. Kalau saya pribadi, memang belum sepenuhnya merupakan rumah impian saya namun sedikit banyak kriterianya sudah sesuai,” paparnya.
Agar tambah nyaman, beberapa bagian dilakukan renovasi sebelum ditempati. Apalagi setelah akad kredit Reni sang istri melahirkan, jadi rumah tersebut tidak langsung ditinggali. Ricky menutup atap pada area belakang yang terbuka, membuat dapur, mengubah taman depan menjadi teras, serta menambahkan kanopi.
Tanya Rumah.com
Jelajahi Tanya Rumah.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami
Saat ini Ricky berbahagia menjalani kehidupannya bersama Reni dan putrinya yang berusia 2 setengah tahun di rumahmilik mereka sendiri. Namun Ricky masih menyimpan keinginan untuk mewujudkan rumah idamannya yang sesuai dengan impiannya.
Lokasi rumahnya yang di dekat tol membuat mobilitas pria yang berkantor di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan ini merasa mudah aksesnya. Selain itu rumah yang dihuninya saat ini dekat dengan rumah kedua orang tuanya dan juga sang mertua.
“Saya merasa rumah ini adalah tempat sempurna untuk pulang. Namun jika ke depannya secara finansial cukup, masih kepengin juga sih mencari alternatif rumah idaman lainnya,” ujar Ricky menutup perbincangan.
Itulah cerita pengalaman Ricky untuk punya rumah sendiri. Menolak rumah indent, gunakan bank KPR bukan rekanan, semua dibantu agen properti independen. Masih ada banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Teks: Siti H. Hanifiah, Foto: Tody Harianto
Kalkulator KPR
Ketahui cicilan bulanan untuk hunian idaman Anda lewat Kalkulator KPR.